Minggu, 28 Maret 2010
ADDIN
KEMAHASEMPURNAAN KASIH ALLAH Tidak ada Tuhan yang wajib dimintai pertolongannya, wajib dijadikan tujuan, wajib dituruti segala perintahnya, serta wajib dijauhi segala larangannya, kecuali Allah Azza wa Jalla, Dzat yang hidup kekal dan terus menerus mengurus makluk-Nya. Dialah yang menciptakan, memelihara, dan mengawasi semua yang ada di langit dan di bumi. Dialah yang telah dengan cermat dan tidak pernah lupa, tekun mengurusi makhluk-Nya, yang Maha Pengasih kepada seluruh ciptaan-Nya dan Maha Pengampun bagi seluruh hamba-Nya. Dialah yang begitu sayang kepada hamba-hamba-Nya, sehingga tidak mungkin Dia berbuat aniaya sedikitpun kepada makhluk-Nya. Dia pula yang terus-menerus tanpa pernah berhenti selalu melimpahkan nikmat kepada seluruh makhluk-Nya walaupun banyak di antara makhluk yang mengingkari dan mendustakan-Nya. Maha Suci Allah, Dzat yang Maha Kuasa dan Maha Berkehendak terhadap semua makhluk-Nya. Tidak ada sedikit pun dari makhluk yang kuasa memberi pertolongan, kecuali dengan ijin-Nya semata. Sebaliknya, tidak ada sedikitpun dari makhluk yang kuasa menolak apa yang diberikan Allah kepadanya. Bahkan tidak ada sedikitpun dari makhluk yang kuasa memelihara tubuhnya sendiri, kecuali dengan rahmat dan kasih sayang-Nya. Dalam sebuah hadist qudsi, Allah telah berfirman, yang artinya,”Wahai orang yang esok hari bila diseru oleh manusia akan menyambutnya dan bila diseru oleh Dzat yang Maha Besar (Allah), dia berpaling dan mengesampingkannya. Ketahuilah, apabila kamu minta, maka Aku (Allah) memberimu. Jika kamu berdoa kepada-Ku, maka Aku kabulkan. Jika kamu sakit, maka Aku sembuhkan. Jika kamu berserah diri, maka Aku memberimu rezeki. Jika kamu mendatangi-Ku maka Aku menemanimu. Dan jika kamu bertaubat, maka Aku ampuni dosa-dosamu, Aku Maha Penerima taubat dan Maha Pengasih. (H.Q.R. At Tirmidzi dan Al Hakim). MasyaAllah, ternyata begitu agung kasih dan ampunan Allah kepada hamba-Nya. Tetapi sayang, karena kita sudah terlalu banyak berpikiran duniawi, maka segala sesuatu diukur dengan bentuk duniawinya. Karena kita sudah terlalu banyak berpikiran egois, maka segala sesuatu harus sesuai dengan kehendak nafsu kita. Karenanya, banyak di antara kita yang akhirnya jatuh menjadi orang yang mengingkari dan mendustakan nikmat-Nya. Padahal, Allah adalah Dzat yang Maha sempurna, yang tidak diciptakan semuanya ini sia-sia belaka dan tidak pernah berbuat aniaya (dzalim) kepada hamba-hamba-Nya. Subhanallah! Kita buruk sangka kepada Allah karena belum mengenal dan mengetahui ilmu-Nya. Keingkaran kita kepada nikmat Allah karena belum tahu apa yang telah Dia rencanakan pada diri kita. Demikian juga kedustaan kita kepada-Nya karena belum sadar, apa maksud Dia menciptakan jagad raya alam semesta ini. Banyak di antara kita yang kecewa kepada Allah karena doa tidak terkabul, karena permintaan tidak dipenuhi oleh-Nya. Padahal, siapa bilang doa kita tidak dikabulkan? Kita kecewa karena kita belum tahu bagaimana luar biasanya kasih sayang Allah pada kita. Kita belum sadar bagaimana Dia telah menciptakan setiap helai rambut di tubuh kita, membuat setiap titik pori-pori dalam kulit kita, menjadikan bagus setiap garis-garis yang ada di telapak tangan kita. Allah lah yang telah menciptakan, mengurus, dan memelihara semua yang ada pada tubuh ini, bahkan seluruh jagad raya alam semesta ini. Allahu Akbar! Jadi, bagaimana mungkin Allah yang telah demikian cermatnya menciptakan dan memelihara kita lantas lupa dan tidak tahu apa yang kita inginkan? Bagaimana mungkin Allah yang tidak ada cacat sedikit pun bagi-Nya tidak mendengar apa yang kita mohonkan? Allah adalah Dzat yang Maha Sempurna jauh dari semua yang kita kecewakan. Kita harus yakin dengan seyakin-yakinnya bahwa segala kejadian yang ada di alam semesta ini semuanya atas kehendak Allah. Tidak ada sedikitpun kuasa kita untuk ikut mengaturnya, apalagi memintanya. Allah berfirman, yang artinya,”Kamu tidak berada dalam suatu keadaan dan tidak membaca suatu ayat dari Al Quran dan kamu tidak mengerjakan suatu pekerjaan, melainkan Kami menjadi saksi atasmu diwaktu kamu melakukannya. Tidak luput dari pengetahuan Tuhanmu walaupun sebesar dzarah (atom) di bumi atapun di langit. Tidak ada yang lebh kecil dan tidak (pula) yang lebih besar daripada itu, nelainkan (semua tercatat) dalam kitab yang nyata (lauhul Mahfudz).” [Q.S. Yunus (10) : 61]. “…Allah mengetahui apa-apa yang ada di hadapan dan di belakang mereka, sedangkan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah, melainkan apa yang dikehendaki-Nya…”[Q.S. Al Baqarah (2) : 255]. Sahabat, ternyata kita harus sadar bahwa tidak ada sedikitpun kuasa kita untuk memenuhi keinginan-keinginan kita. Bahkan kita mempunyai akal pikiran serta keinginan pun ternyata rahmat Allah semata. Coba saja kalau hidup di dunia ini tanpa keinginan, betapa hidup ini hampa tiada arti. Mau makan tidak ada selera, mau menikah tidak ada keinginan untuk berkeluarga. MasyaAllah, semuanya benar-benar kehendak-Nya yang diberikan kepada kita karena kasih sayang-Nya. Nah, kalau mata kita sudah terbuka akan kehebatan ilmu Allah, maka kitapun akan semakin yakin bahwa tidak ada yang lebih mengetahui apa yang kita perlukan serta apa yang terbaik bagi kita, kecuali Allah Azza wa Jalla semata. Cobalah perhatikan tubuh kita. Adakah kita tahu berapa liter jumlah darah dalam tubuh kita yang mengalir menuju otak tiap detiknya? Berapa kali jantung harus memompa darah untuk memenuhi kebutuhan hati, paru-paru dan seluruh kulit di permukaan tubuh kita tiap detiknya? Yang kita tahu paling-paling cuma perut berbunyi pertanda lapar. Maka, dimakanlah semua makanan yang ada, tanpa memperhatikan makanan apa yang baik dan halal bagi jasmani kita. Yang kita tahu paling-paling cuma badan lemas karena perut kekenyangan. Maka, mulut pun teras kecut. Dihisaplah sebatang rokok sambil melamun, tanpa kita ingat betapa paru-paru kita begitu tersiksa dengan nikotin yang kita paksakan masuk. Nah, kita sendiripun ternyata sama sekali buta dengan apa yang diperlukan tubuh sendiri. Bagaimana mungkin kita akan tahu apa yang akan menimpa diri kita serta apa yang baik buat kita? Allah adalah Dzat yang Maha Mengetahui segalanya. Tidak ada sedikitpun yang luput dari kehendak dan pengawasan-Nya. Karena itu, kita tidak perlu kecewa karena ternyata yang kita harapkan pertolongannya adalah Dzat yang Maha Mengetahui semua kebutuhan makhluk-Nya. Walhasil, tatkala kita berdoa memohon pertolongan-Nya, ingatlah akan janji-Nya, bahwa setiap doa dari hamba-Nya akan selalu dikabulkan karena Dia adalah satu-satunya Dzat yang tidak pernah ingkar terhadap janji. Langkah berikutnya, kita pun harus sadar bahwa pengabulan Allah atas setiap dosa hamba-Nya tidak selalu dengan cara mewujudkan semua yang diminta. Karena, Allah Maha Tahu kemampuan hamba-Nya untuk menerima nikmat yang dikaruniakan-Nya. Dialah yang Maha Mengetahui segala kejadian yang ada pada makhluk-Nya, semua yang akan terjadi, dan semua yang terbaik bagi hamba-hamba-Nya, untuk kelak bisa kembali kepada-Nya dengan selamat. Bisa jadi Allah mengabulkan doa hamba-Nya justru dengan memberikan kebalikan dari apa yang diminta karena Allah Maha Tahu akan keburukan dari apa yang kita minta atas diri kita sendiri. “…Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal baik bagimu menurut Allah dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal amat buruk bagimu menurut Allah. Allah Maha Mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” [Q.S. Al Baqarah (2) : 216]. Dalam pandangan kita, kita akan bahagia jika kita sudah mempunyai harta yang banyak, rumah megah, mobil mewah, sehingga kita selalu berdoa kepada Allah agar dilimpahi rizki halal yang besar. Padahal, bisa jadi Allah yang Maha Tahu, telah mengetahui kadar kemampuan dan keimanan kita jika kita diberi kekayaan yang melimpah. Apalagi ternyata belum tentu harta yang melimpah dapat menjamin kebahagiaan kita. Bisa jadi jika kita dikaruniai rizki yang melimpah malah membuat kita jauh dari mengingat dan mengenal Allah karena hati sudah tertutup oleh dunia. Padahal Allah adalah Dzat yang Maha Kasih dan Maha Sayang kepada hamba-Nya. Dia menginginkan semua hamba-Nya kembali bertemu dengan-Nya di akhirat kelak. Sehingga, boleh jadi Allah mengabulkan permohonan kita justru dengan mengaruniakan rizki yang pas-pasan sebab ternyata dalam pandangan Allah kita belum mampu jika dititipi amanat harta dunia yang banyak. Ternyata kita memang lebih banyak ingat dan beribadah kepada-Nya jika kita dalam kekurangan. Karena itu, hal yang terbaik bagi kita adalah bahwa kita harus selalu bisa mensyukuri apa yang telah Allah berikan dan takdirkan kepada kita. Kita selalu merasa nikmat dengan apapun yang telah Dia limpahkan kepada kita. Benar-benar menjadi terasa nikmat jika semuanya dikembalikan kepada-Nya. Saat kita berdoa kepada Allah, sungguh terasa nikmat karena bisa berdekatan dan bermesraan dengan-Nya, serta bisa merasakan kebesaran kasih sayang-Nya yang sungguh tiada bandingannya. Saat kita berikhtiar di jalan Allah, sungguh terasa nikmat karena bisa memperoleh limpahan pahala ikhtiar daripada-Nya sebagai bekal menuju jalan bertemu dengan-Nya. Demikian juga saat kita bertawakal kepada-Nya, sungguh terasa nikmat karena bisa merasakan kebesaran dan keperkasaan-Nya yang menguasai segala urusan di alam semesta. Segala puji bagi Allah Azza wa Jalla yang dengan penuh kasih sayang telah mengaruniakan semua yang terbaik kepada hamba-Nya, sehingga semuanya menjadi nikmat yang semakin menambah kita taqarrub kepada-Nya. Wallohu’alam bishshowab. (DI KUTIP DARI DT)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar