Karya utama Jalaluddin Rumi, yang secara umum dianggap sebagai salah satu buku luar biasa di dunia, adalah Matsnawi-i-Ma'anawi (Couplets of Inner Meaning). Percakapan informalnya (Fihi ma Fihi), surat-surat (Maktubat), Diwan dan hagiografi Manaqib al-Arifin, semuanya mengandung bagian-bagian penting dari ajaran-ajarannya.
Pilihan-pilihan berikut ini, diambil dari semua sumber tersebut, bertema meditasi yang dapat diambil sebagai aforisme dan deklarasi dogma, atau sepotong nasihat guru. Penggunaan kata-kata Sufistik mereka, berlangsung terus. Ar-Rumi, seperti penulis Sufi lain, menanamkan ajarannya dalam sebuah kerangka yang secara efektif menjabarkan makna batiniah sebagaimana sebuah pertunjukan atau pameran. Teknik ini bermanfaat melindungi mereka yang tidak mampu menggunakan materi pada level eksperimen yang lebih tinggi; membiarkan mereka yang menginginkan puisi, untuk memilih puisi; memberi hiburan kepada orang-orang yang menginginkan cerita; mendorong kaum intelektual yang menghargai pengalaman-pengalaman tersebut.
Salah satu pernyataan kalimat-kalimatnya yang terkenal adalah judul dari pembicaraan-ringannya: "Yang ada di dalam ada di dalam" ("Engkau mengeluarkan apa yang ada di dalam untuk dirimu").
Ar-Rumi memiliki kegelisahan Sufistik yang luar biasa dalam kesusastraan dan puisi, melebihi pujangga di zamannya, dan terus menerus menegaskan bahwa pencapaian tersebut adalah sebagian kecil dibandingkan dengan kesufian.
SEBERAPA JAUH ENGKAU DATANG!
Sesungguhnya, engkau adalah tanah liat. Dari bentukan mineral, kau menjadi sayur-sayuran. Dari sayuran, kau menjadi binatang, dan dari binatang ke manusia. Selama periode ini, manusia tidak tahu ke mana ia telah pergi, tetapi ia telah ditentukan menempuh perjalanan panjang. Dan engkau harus pergi melintasi ratusan dunia yang berbeda.
JALAN
Jalan sudah ditandai.
Jika menyimpang darinya, kau akan binasa.
Jika mencoba mengganggu tanda-tanda jalan tersebut,
kau melakukan perbuatan setan.
EMPAT LAKI-LAKI DAN PENERJEMAH
Empat orang diberi sekeping uang.
Pertama adalah orang Persia, ia berkata, "Aku akan membeli anggur."
Kedua adalah orang Arab, ia berkata, "Tidak, karena aku ingin inab."
Ketiga adalah orang Turki, ia berkata, "Aku tidak ingin inab, aku ingin uzum."
Keempat adalah orang Yunani, ia berkata, "Aku ingin stafil."
Karena mereka tidak tahu arti nama-nama tersebut, mereka mulai bertengkar. Mereka memang sudah mendapat informasi, tetapi tanpa pengetahuan.
Orang bijak yang memperhatikan mereka berkata, "Aku tidak dapat memenuhi semua keinginan kalian, hanya dengan sekeping uang yang sama. Jika kalian jujur percayalah kepadaku, sekeping uang kalian akan menjadi empat; dan keempatnya akan menjadi satu."
Mereka pun tahu bahwa sebenarnya keempatnya dalam bahasa masing-masing, menginginkan benda yang sama, buah anggur.
AKU ADALAH KEHIDUPAN KEKASIHKU
Apa yang dapat aku lakukan, wahai ummat Muslim?
Aku tidak mengetahui diriku sendiri.
Aku bukan Kristen, bukan Yahudi,
bukan Majusi, bukan Islam.
Bukan dari Timur, maupun Barat.
Bukan dari darat, maupun laut.
Bukan dari Sumber Alam,
bukan dari surga yang berputar,
Bukan dari bumi, air, udara, maupun api;
Bukan dari singgasana, penjara, eksistensi, maupun makhluk;
Bukan dari India, Cina, Bulgaria, Saqseen;
Bukan dari kerajaan Iraq, maupun Khurasan;
Bukan dari dunia kini atau akan datang:
surga atau neraka;
Bukan dari Adam, Hawa,
taman Surgawi atau Firdaus;
Tempatku tidak bertempat,
jejakku tidak berjejak.
Baik raga maupun jiwaku: semuanya
adalah kehidupan Kekasihku ...
BURUNG HANTU DAN ELANG RAJA
Seekor elang kerajaan hinggap di dinding reruntuhan yang dihuni burung hantu. Burung-burung hantu menakutkannya, si elang berkata, "Bagi kalian tempat ini mungkin tampak makmur, tetapi tempatku ada di pergelangan tangan raja." Beberapa burung hantu berteriak kepada temannya, "Jangan percaya kepadanya! Ia menggunakan tipu muslihat untuk mencuri rumah kita."
DIMENSI LAIN
Dunia tersembunyi memiliki awan dan hujan,
tetapi dalam jenis yang berbeda.
Langit dan cahaya mataharinya, juga berbeda.
Ini tampak nyata,
hanya untuk orang yang berbudi halus --
mereka yang tidak tertipu oleh kesempurnaan dunia yang semu.
MANFAAT PENGALAMAN
Kebenaran yang agung ada pada kita
Panas dan dingin, duka cita dan penderitaan,
Ketakutan dan kelemahan dari kekayaan dan raga
Bersama, supaya kepingan kita yang paling dalam
Menjadi nyata.
KESADARAN
Manusia mungkin berada dalam keadaan gembira, dan manusia lainnya berusaha untuk menyadarkan. Itu memang usaha yang baik. Namun keadaan ini mungkin buruk baginya, dan kesadaran mungkin baik baginya. Membangunkan orang yang tidur, baik atau buruk tergantung siapa yang melakukannya. Jika si pembangun adalah orang yang memiliki pencapaian tinggi, maka akan meningkatkan keadaan orang lain. Jika tidak, maka akan memburukkan kesadaran orang lain.
DIA TIDAK DI TEMPAT LAIN
Salib dan ummat Kristen, ujung ke ujung, sudah kuuji.
Dia tidak di Salib.
Aku pergi ke kuil Hindu, ke pagoda kuno.
Tidak ada tanda apa pun di dalamnya.
Menuju ke pegunungan Herat aku melangkah,
dan ke Kandahar Aku memandang.
Dia tidak di dataran tinggi
maupun dataran rendah. Dengan tegas,
aku pergi ke puncak gunung Kaf (yang menakjubkan).
Di sana cuma ada tempat tinggal
(legenda) burung Anqa.
Aku pergi ke Ka'bah di Mekkah.
Dia tidak ada di sana.
Aku menanyakannya kepada Avicenna (lbnu Sina) sang filosuf
Dia ada di luar jangkauan Avicenna ...
Aku melihat ke dalam hatiku sendiri.
Di situlah, tempatnya, aku melihat dirinya.
Dia tidak di tempat lain.
MEREKA YANG TAHU, TIDAK DAPAT BICARA
Kapan pun Rahasia Pemahaman diajarkan kepada semua orang
Bibir-Nya dijahit melawan pembicaraan tentang Kesadaran.
JOHA DAN KEMATIAN
Seorang anak laki-laki menangis dan berteriak di belakang jenazah ayahnya, ia berkata, "Ayah! Mereka membawamu ke tempat di mana tidak ada pelindung lantai. Di sana tidak ada cahaya, tidak ada makanan; tidak ada pintu maupun bantuan tetangga..."
Joha, diperingatkan karena penjelasan tampaknya mencukupi, berteriak kepada ayahnya sendiri:
"Orangtua yang dihormati oleh Allah, mereka diambil ke rumah kami!"
KECERDASAN DAN PEMAHAMAN SEJATI
Kecerdasan adalah bayangan dari Kebenaran obyektif
Bagaimana bayangan dapat bersaing dengan cahaya matahari?
REALITAS SEJATI
Di sini, tidak ada bukti akademis di dunia;
Karena tersembunyi, dan tersembunyi, dan tersembunyi.
JIWA MANUSIA
Pergilah lebih tinggi -- Lihatlah Jiwa Manusia!
PELEPASAN MENIMBULKAN PEMAHAMAN
Wahai Hati! Sampai dalam penjara muslihat,
kau dapat melihat perbedaan antara Ini dan Itu,
Karena pelepasan seketika dari Sumber Tirani;
bertahan di luar
KAU DAN AKU
Nikmati waktu selagi kita duduk di punjung, Kau dan Aku;
Dalam dua bentuk dan dua wajah -- dengan satu jiwa,
Kau dan Aku.
Warna-warni taman dan nyanyian burung memberi obat keabadian
Seketika kita menuju ke kebun buah-buahan, Kau dan Aku.
Bintang-bintang Surga keluar memandang kita --
Kita akan menunjukkan Bulan pada mereka, Kau dan Aku.
Kau dan Aku, dengan tiada 'Kau' atau 'Aku',
akan menjadi satu melalui rasa kita;
Bahagia, aman dari omong-kosong, Kau dan Aku.
Burung nuri yang ceria dari surga akan iri pada kita --
Ketika kita akan tertawa sedemikian rupa; Kau dan Aku.
Ini aneh, bahwa Kau dan Aku, di sudut sini ...
Keduanya dalam satu nafas di Iraq, dan di Khurasan --
Kau dan Aku.
DUA ALANG-ALANG
Dua alang-alang minum dari satu sungai.
Satunya palsu, lainnya tebu.
AKAN JADI APA DIRIKU?
Aku terus dan terus tumbuh seperti rumput;
Aku telah alami tujuhratus dan tujuhpuluh bentuk.
Aku mati dari mineral dan menjadi sayur-sayuran;
Dan dari sayuran Aku mati dan menjadi binatang.
Aku mati dari kebinatangan menjadi manusia.
Maka mengapa takut hilang melalui kematian?
Kelak aku akan mati
Membawa sayap dan bulu seperti malaikat:
Kemudian melambung lebih tinggi dari malaikat --
Apa yang tidak dapat kau bayangkan.
Aku akan menjadi itu.
RASUL
Rasul adalah mabuk tanpa anggur:
Rasul adalah kenyang tanpa makanan.
Rasul adalah terpesona, takjub:
Rasul adalah tidak makan maupun tidur
Rasul adalah raja di balik jubah kasar:
Rasul adalah harta benda dalam reruntuhan.
Rasul adalah bukan dari angin dan bumi:
Rasul adalah bukan dari api dan air.
Rasul adalah laut tanpa pantai:
Rasul adalah hujan mutiara tanpa menalang.
Rasul adalah memiliki ratusan bulan dan langit:
Rasul adalah memiliki ratusan cahaya matahari.
Rasul adalah bijaksana melalui Kebenaran:
Rasul adalah bukan sarjana karena buku.
Rasul adalah melebihi keyakinan dan kesangsian:
Karena Rasul apakah ada 'dosa' atau 'kebaikan'?
Rasul berangkat dari Ketiadaan:
Rasul telah tiba, benar-benar berangkat.
Rasul adalah, Tersembunyi, Wahai Syamsuddin!
Carilah, dan temukan - Rasul!
KEBENARAN
Nabi bersabda bahwa Kebenaran telah dinyatakan:
"Aku tidak tersembunyi, tinggi atau rendah
Tidak di bumi, langit atau singgasana.
Ini kepastian, wahai kekasih:
Aku tersembunyi di kaibu orang yang beriman.
Jika kau mencari aku, carilah di kalbu-kalbu ini."
ILMU PENGETAHUAN
Pengetahuan akan Kebenaran lenyap dalam pengetahuan Sufi. Kapan manusia akan memahami ucapan ini?
DEBU DI ATAS CERMIN
Hidup/jiwa seperti cermin bening; tubuh adalah debu di atasnya. Kecantikan kita tidak terasa, karena kita berada di bawah debu.
TINDAKAN DAN KATA-KATA
Aku memberi orang-orang
apa yang mereka inginkan.
Aku membawakan sajak karena mereka
menyukainya sebagai hiburan.
Di negaraku, orang tidak menyukai puisi.
Sudah lama aku mencari orang yang
menginginkan tindakan, tetapi
mereka semua ingin kata-kata.
Aku siap menunjukkan tindakan pada kalian;
tetapi tidak seorang pun akan menyikapinya.
Maka aku hadirkan padamu -- kata-kata.
Ketidakpedulian yang bodoh
akhirnya membahayakan,
Bagaimanapun hatinya satu denganmu.
KERJA
Kerja bukan seperti yang dipikirkan orang.
Bukan sekadar sesuatu yang
jika sedang berlangsung, kau
dapat melihatnya dari luar.
Seberapa lama kita, di Bumi-dunia,
seperti anak-anak
Memenuhi lintasan kita dengan debu dan batu dan serpihan-serpihan?
Mari kita tinggalkan dunia
dan terbang ke surga,
Mari kita tinggalkan kekanak-kanakan
dan menuju ke kelompok Manusia.
RUMAH
Jika sepuluh orang ingin memasuki sebuah rumah, dan hanya sembilan yang menemukan jalan masuk, yang kesepuluh mestinya tidak mengatakan, "Ini sudah takdir Tuhan."
Ia seharusnya mencari tahu apa kekurangannya.
BURUNG HANTU
Hanya burung bersuara merdu yang dikurung.
Burung hantu tidak dimasukkan sangkar
UPAYA
Ikat dua burung bersama.
Mereka tidak akan dapat terbang,
kendati mereka tahu memiliki empat sayap.
PENCARIAN
Carilah mutiara, saudaraku, di dalam tempurung;
Dan carilah keahlian diantara manusia di dunia.
TUGAS INI
Kau mempunyai tugas untuk dijalankan. Lakukan yang lainnya, lakukan sejumlah kegiatan, isilah waktumu secara penuh, dan jika kau tidak menjalankan tugas ini, seluruh waktumu akan sia-sia.
KOMUNITAS CINTA
Komunitas Cinta tersembunyi diantara orang banyak;
Seperti orang baik dikelilingi orang jahat.
SEBUAH BUKU
Tujuan sebuah buku mungkin sebagai petunjuk. Namun kau dapat juga menggunakannya sebagai bantal; Kendati sasarannya adalah memberi pengetahuan, petunjuk, keuntungan.
TULISAN DI BATU NISAN JALALUDDIN AR-RUMI
Ketika kita mati, jangan cari pusara kita di bumi, tetapi carilah di hati
di kutip dari wikipedia
Selasa, 27 April 2010
Minggu, 18 April 2010
Syekh Abdul Qadir Jailani r.a.
بسمــــــــــم الله الرحمن الرحيم
Beliau adalah seorang ulama besar sehingga suatu kewajaran jika sekarang ini banyak kaum muslimin menyanjungnya dan mencintainya. Akan tetapi kalau meninggi-ninggikan derajat beliau berada di atas Rasululloh shallallaahu ‘alaihi wa sallam, maka hal ini merupakan suatu kekeliruan. Karena Rasululloh shallallaahu ‘alaihi wa sallam adalah rasul yang paling mulia di antara para nabi dan rasul yang derajatnya tidak akan pernah bisa dilampaui di sisi Alloh Subhanahu wa Ta’ala oleh manusia siapapun.
Ada juga sebagian kaum muslimin yang menjadikan Syaikh Abdul Qadir Al Jailani sebagai wasilah (perantara) dalam do’a mereka. Berkeyakinan bahwa do’a seseorang tidak akan dikabulkan oleh Alloh Subhanahu wa Ta’ala, kecuali dengan perantaraannya. Ini juga merupakan kesesatan.
Menjadikan orang yang sudah meninggal sebagai perantara tidak ada syari’atnya dan ini sangat diharamkan. Apalagi kalau ada yang berdo’a kepada beliau. Ini adalah sebuah kesyirikan besar. Sebab do’a merupakan salah satu bentuk ibadah yang tidak boleh diberikan kepada selain Alloh Subhanahu wa Ta’ala. Alloh Subhanahu wa Ta’ala melarang makhluknya berdo’a kepada selainNya. Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman, yang artinya: “Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu menyembah seseorangpun di dalamnya di samping (menyembah) Alloh.” [QS: Al Jin:18]
Kelahirannya
Syaikh Abdul Qadir Al Jailani adalah seorang ‘alim di Baghdad yang lahir pada tahun 490/471 H di kota Jailan atau disebut juga Kailan. Sehingga di akhir nama beliau ditambahkan kata Al Jailani atau Al Kailani atau juga Al Jiliy.
Pendidikannya
Pada usia yang masih muda beliau telah merantau ke Baghdad dan meninggalkan tanah kelahirannya. Di sana beliau belajar kepada beberapa orang ulama seperti Ibnu Aqil, Abul Khatthath, Abul Husein Al Farra’ dan juga Abu Sa’ad Al Mukharrimi sehingga mampu menguasai ilmu-ilmu ushul dan juga perbedaan-perbedaan pendapat para ulama.
Pemahamannya
Beliau seorang Imam bermadzhab Hambali. Menjadi guru besar madzhab ini pada masa hidup beliau. Beliau adalah seorang alim yang beraqidah ahlus sunnah mengikuti jalan Para Pendahulu Islam Yang Sholeh. Dikenal banyak memiliki karamah-karamah. Tetapi banyak pula orang yang membuat-buat kedustaan atas nama beliau. Kedustaan itu baik berupa kisah-kisah, perkataan-perkataan, ajaran-ajaran, “thariqah” yang berbeda dengan jalan Rasululloh shallallaahu ‘alaihi wa sallam, para sahabatnya dan lainnya.
Syaikh Abdul Qadir Al Jailani menyatakan dalam kitabnya, Al Ghunyah, “Dia (Alloh) di arah atas, berada di atas ‘ArsyNya, meliputi seluruh kerajaanNya. IlmuNya meliputi segala sesuatu. “Kemudian beliau menyebutkan ayat-ayat dan hadits-hadits, lalu berkata, “Sepantasnya menetapkan sifat istiwa’ (Alloh berada di atas ‘ArsyNya) tanpa takwil (menyimpangkan kepada makna lain, -seperti Alloh dihati atau dimana-mana, ini adalah keyakinan batil-). Dan hal itu merupakan istiwa’ dzat Alloh Subhanahu wa Ta’ala di atas ‘Arsy.
Dakwahnya
Suatu ketika Abu Sa’ad Al Mukharrimi membangun sekolah kecil di sebuah daerah yang bernama Babul Azaj dan pengelolaannya diserahkan sepenuhnya kepada Syaikh Abdul Qadir. Beliau mengelola sekolah ini dengan sungguh-sungguh. Bermukim di sana sambil memeberikan nasehat kepada orang-orang yang ada di sana, sampai beliau meninggal dunia di daerah tersebut.
Banyak sudah orang yang bertaubat demi mendengar nasihat beliau. Banyak orang yang bersimpati kepada beliau, lalu datang ke sekolah beliau. Sehingga sekolah ini tidak kuat menampungnya. Maka diadakan perluasan.
Imam Adz Dzahabi dalam menyebutkan biografi Syaikh Abdul Qadir Al Jailani dalam Siyar A’lamin Nubala, menukilkan perkataan Syaikh sebagai berikut, “Lebih dari lima ratus orang masuk Islam lewat tanganku, dan lebih dari seratus ribu orang telah bertaubat.”
Murid-murid beliau banyak yang menjadi ulama terkenal, seperti Al Hafidz Abdul Ghani yang menyusun Umdatul Ahkam Fi Kalami Khairil Anam. Ibnu Qudamah penyusun kitab fiqh terkenal Al Mughni.
Wafatnya
Beliau Wafat pada hari Sabtu malam, setelah maghrib, pada tanggal 9 Rabi’ul Akhir tahun 561 H di daerah Babul Azaj.
Pendapat Para Ulama tentang Beliau
Ketika ditanya tentang Syaikh Abdul Qadir Al jailani, Ibnu Qudamah menjawab, “Kami sempat berjumpa dengan beliau di akhir masa kehidupannya. Beliau menempatkan kami di sekolahnya. Beliau sangat perhatian kepada kami. Kadang beliau mengutus putra beliau Yahya untuk menyalakan lampu buat kami. Terkadang beliau juga mengirimkan makanan buat kami. Beliau senantiasa menjadi imam dalam shalat fardhu.”
Ibnu Rajab di antaranya mengatakan, “Syaikh Abdul Qadir Al Jailani adalah seorang yang diagungkan pada masanya. Diagungkan oleh banyak para syaikh, baik ulama dan para ahli zuhud. Beliau memiliki banyak keutamaan dan karamah. Tetapi ada seorang yang bernama Al Muqri’ Abul Hasan Asy Syathnufi Al Mishri (orang Mesir) mengumpulkan kisah-kisah dan keutamaan-keutamaan Syaikh Abdul Qadir Al Jailani dalam tiga jilid kitab. Dia telah menulis perkara-perkara yang aneh dan besar (kebohongannya). Cukuplah seorang itu dikatakan berdusta, jika dia menceritakan segala yang dia dengar. Aku telah melihat sebagian kitab ini, tetapi hatiku tidak tenteram untuk meriwayatkan apa yang ada di dalamnya, kecuali kisah-kisah yang telah masyhur dan terkenal dari kitab selain ini. Karena kitab ini banyak berisi riwayat dari orang-orang yang tidak dikenal. Juga terdapat perkara-perkara yang jauh (dari agama dan akal), kesesatan-kesesatan, dakwaan-dakwaan dan perkataan yang batil tidak terbatas. Semua itu tidak pantas dinisbatkan kepada Syaikh Abdul Qadir Al Jailani. Kemudian aku dapatkan bahwa Al Kamal Ja’far al Adfawi telah menyebutkan bahwa Asy Syathnufi sendiri tertuduh berdusta atas kisah-kisah yang diriwayatkannya dalam kitab ini.”
Ibnu Rajab juga berkata, “Syaikh Abdul Qadir Al Jailani memiliki pendapat yang bagus dalam masalah tauhid, sifat-sifat Alloh Subhanahu wa Ta’ala, takdir, dan ilmu-ilmu ma’rifat yang sesuai dengan sunnah. Beliau memiliki kitab Al Ghunyah Li Thalibi Thariqil Haq, kitab yang terkenal. Beliau juga mempunyai kitab Futuhul Ghaib. Murid-muridnya mengumpulkan perkara-perkara yang banyak berkaitan dengan nasehat dari majelis-majelis beliau. Dalam masalah-masalah sifat, takdir dan lainnya, ia berpegang pada sunnah. “
Imam Adz Dzahabi mengatakan, “intinya Syaikh Abdul Qadir Al Jailani memiliki kedudukan yang agung. Tetapi terdapat kritikan-kritikan terhadap sebagian perkataannya, dan Alloh Subhanahu wa Ta’ala menjanjikan (ampunan atas kesalahan-kesalahan orang-orang beriman). Namun sebagian perkataannya merupakan kedustaan atas nama beliau.”
Imam Adz Dzahabi juga berkata, “Tidak ada seorangpun para ulama besar yang riwayat hidup dan karamahnya lebih banyak kisah hikayat, selain Syaikh Abdul Qadir Al Jailani, dan banyak di antara riwayat-riwayat itu yang tidak benar bahkan ada yang mustahil terjadi.” [mediamuslim.info]
Beliau adalah seorang ulama besar sehingga suatu kewajaran jika sekarang ini banyak kaum muslimin menyanjungnya dan mencintainya. Akan tetapi kalau meninggi-ninggikan derajat beliau berada di atas Rasululloh shallallaahu ‘alaihi wa sallam, maka hal ini merupakan suatu kekeliruan. Karena Rasululloh shallallaahu ‘alaihi wa sallam adalah rasul yang paling mulia di antara para nabi dan rasul yang derajatnya tidak akan pernah bisa dilampaui di sisi Alloh Subhanahu wa Ta’ala oleh manusia siapapun.
Ada juga sebagian kaum muslimin yang menjadikan Syaikh Abdul Qadir Al Jailani sebagai wasilah (perantara) dalam do’a mereka. Berkeyakinan bahwa do’a seseorang tidak akan dikabulkan oleh Alloh Subhanahu wa Ta’ala, kecuali dengan perantaraannya. Ini juga merupakan kesesatan.
Menjadikan orang yang sudah meninggal sebagai perantara tidak ada syari’atnya dan ini sangat diharamkan. Apalagi kalau ada yang berdo’a kepada beliau. Ini adalah sebuah kesyirikan besar. Sebab do’a merupakan salah satu bentuk ibadah yang tidak boleh diberikan kepada selain Alloh Subhanahu wa Ta’ala. Alloh Subhanahu wa Ta’ala melarang makhluknya berdo’a kepada selainNya. Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman, yang artinya: “Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu menyembah seseorangpun di dalamnya di samping (menyembah) Alloh.” [QS: Al Jin:18]
Kelahirannya
Syaikh Abdul Qadir Al Jailani adalah seorang ‘alim di Baghdad yang lahir pada tahun 490/471 H di kota Jailan atau disebut juga Kailan. Sehingga di akhir nama beliau ditambahkan kata Al Jailani atau Al Kailani atau juga Al Jiliy.
Pendidikannya
Pada usia yang masih muda beliau telah merantau ke Baghdad dan meninggalkan tanah kelahirannya. Di sana beliau belajar kepada beberapa orang ulama seperti Ibnu Aqil, Abul Khatthath, Abul Husein Al Farra’ dan juga Abu Sa’ad Al Mukharrimi sehingga mampu menguasai ilmu-ilmu ushul dan juga perbedaan-perbedaan pendapat para ulama.
Pemahamannya
Beliau seorang Imam bermadzhab Hambali. Menjadi guru besar madzhab ini pada masa hidup beliau. Beliau adalah seorang alim yang beraqidah ahlus sunnah mengikuti jalan Para Pendahulu Islam Yang Sholeh. Dikenal banyak memiliki karamah-karamah. Tetapi banyak pula orang yang membuat-buat kedustaan atas nama beliau. Kedustaan itu baik berupa kisah-kisah, perkataan-perkataan, ajaran-ajaran, “thariqah” yang berbeda dengan jalan Rasululloh shallallaahu ‘alaihi wa sallam, para sahabatnya dan lainnya.
Syaikh Abdul Qadir Al Jailani menyatakan dalam kitabnya, Al Ghunyah, “Dia (Alloh) di arah atas, berada di atas ‘ArsyNya, meliputi seluruh kerajaanNya. IlmuNya meliputi segala sesuatu. “Kemudian beliau menyebutkan ayat-ayat dan hadits-hadits, lalu berkata, “Sepantasnya menetapkan sifat istiwa’ (Alloh berada di atas ‘ArsyNya) tanpa takwil (menyimpangkan kepada makna lain, -seperti Alloh dihati atau dimana-mana, ini adalah keyakinan batil-). Dan hal itu merupakan istiwa’ dzat Alloh Subhanahu wa Ta’ala di atas ‘Arsy.
Dakwahnya
Suatu ketika Abu Sa’ad Al Mukharrimi membangun sekolah kecil di sebuah daerah yang bernama Babul Azaj dan pengelolaannya diserahkan sepenuhnya kepada Syaikh Abdul Qadir. Beliau mengelola sekolah ini dengan sungguh-sungguh. Bermukim di sana sambil memeberikan nasehat kepada orang-orang yang ada di sana, sampai beliau meninggal dunia di daerah tersebut.
Banyak sudah orang yang bertaubat demi mendengar nasihat beliau. Banyak orang yang bersimpati kepada beliau, lalu datang ke sekolah beliau. Sehingga sekolah ini tidak kuat menampungnya. Maka diadakan perluasan.
Imam Adz Dzahabi dalam menyebutkan biografi Syaikh Abdul Qadir Al Jailani dalam Siyar A’lamin Nubala, menukilkan perkataan Syaikh sebagai berikut, “Lebih dari lima ratus orang masuk Islam lewat tanganku, dan lebih dari seratus ribu orang telah bertaubat.”
Murid-murid beliau banyak yang menjadi ulama terkenal, seperti Al Hafidz Abdul Ghani yang menyusun Umdatul Ahkam Fi Kalami Khairil Anam. Ibnu Qudamah penyusun kitab fiqh terkenal Al Mughni.
Wafatnya
Beliau Wafat pada hari Sabtu malam, setelah maghrib, pada tanggal 9 Rabi’ul Akhir tahun 561 H di daerah Babul Azaj.
Pendapat Para Ulama tentang Beliau
Ketika ditanya tentang Syaikh Abdul Qadir Al jailani, Ibnu Qudamah menjawab, “Kami sempat berjumpa dengan beliau di akhir masa kehidupannya. Beliau menempatkan kami di sekolahnya. Beliau sangat perhatian kepada kami. Kadang beliau mengutus putra beliau Yahya untuk menyalakan lampu buat kami. Terkadang beliau juga mengirimkan makanan buat kami. Beliau senantiasa menjadi imam dalam shalat fardhu.”
Ibnu Rajab di antaranya mengatakan, “Syaikh Abdul Qadir Al Jailani adalah seorang yang diagungkan pada masanya. Diagungkan oleh banyak para syaikh, baik ulama dan para ahli zuhud. Beliau memiliki banyak keutamaan dan karamah. Tetapi ada seorang yang bernama Al Muqri’ Abul Hasan Asy Syathnufi Al Mishri (orang Mesir) mengumpulkan kisah-kisah dan keutamaan-keutamaan Syaikh Abdul Qadir Al Jailani dalam tiga jilid kitab. Dia telah menulis perkara-perkara yang aneh dan besar (kebohongannya). Cukuplah seorang itu dikatakan berdusta, jika dia menceritakan segala yang dia dengar. Aku telah melihat sebagian kitab ini, tetapi hatiku tidak tenteram untuk meriwayatkan apa yang ada di dalamnya, kecuali kisah-kisah yang telah masyhur dan terkenal dari kitab selain ini. Karena kitab ini banyak berisi riwayat dari orang-orang yang tidak dikenal. Juga terdapat perkara-perkara yang jauh (dari agama dan akal), kesesatan-kesesatan, dakwaan-dakwaan dan perkataan yang batil tidak terbatas. Semua itu tidak pantas dinisbatkan kepada Syaikh Abdul Qadir Al Jailani. Kemudian aku dapatkan bahwa Al Kamal Ja’far al Adfawi telah menyebutkan bahwa Asy Syathnufi sendiri tertuduh berdusta atas kisah-kisah yang diriwayatkannya dalam kitab ini.”
Ibnu Rajab juga berkata, “Syaikh Abdul Qadir Al Jailani memiliki pendapat yang bagus dalam masalah tauhid, sifat-sifat Alloh Subhanahu wa Ta’ala, takdir, dan ilmu-ilmu ma’rifat yang sesuai dengan sunnah. Beliau memiliki kitab Al Ghunyah Li Thalibi Thariqil Haq, kitab yang terkenal. Beliau juga mempunyai kitab Futuhul Ghaib. Murid-muridnya mengumpulkan perkara-perkara yang banyak berkaitan dengan nasehat dari majelis-majelis beliau. Dalam masalah-masalah sifat, takdir dan lainnya, ia berpegang pada sunnah. “
Imam Adz Dzahabi mengatakan, “intinya Syaikh Abdul Qadir Al Jailani memiliki kedudukan yang agung. Tetapi terdapat kritikan-kritikan terhadap sebagian perkataannya, dan Alloh Subhanahu wa Ta’ala menjanjikan (ampunan atas kesalahan-kesalahan orang-orang beriman). Namun sebagian perkataannya merupakan kedustaan atas nama beliau.”
Imam Adz Dzahabi juga berkata, “Tidak ada seorangpun para ulama besar yang riwayat hidup dan karamahnya lebih banyak kisah hikayat, selain Syaikh Abdul Qadir Al Jailani, dan banyak di antara riwayat-riwayat itu yang tidak benar bahkan ada yang mustahil terjadi.” [mediamuslim.info]
Jumat, 09 April 2010
Lima Kiat Menghadapi Sesuatu Yang Tidak Diduga
Lima Kiat Menghadapi Sesuatu Yang Tidak Diduga
1. Jangan Panik
2. Jangan Emosional
3. Jangan Tergesa-gesa
4. Jangan Mendramatisir Masalah
5. Jangan Pernah Putus Asa
Page 2 of 6
Jangan Panik
Oleh : Aa Gym
Kultum Ramadhan Bersama Aa Gym
Assalamualaikum wr.wb.
Pertama jangan Panik, mengapa ? Karena orang yang panik berpikirnya sangat pendek, padahal masalah yang dihadapi selalu membutuhkan ketenangan, kejernihan berfikir, kemampuan menghimpun input dengan baik, membaca peta masalah, orang panik tidak punya waktu untuk melakukan hal ini.
Tidak usah heran kita dengar ada yang panik mati terinjak-injak, ada yang panik loncat dari jendela sehingga terluka parah dan akhirnya meninggal, ada yang panik sehingga anak yang dibawanya tercekik. Kepanikan memang sumber masalah baru dibandingkan masalah yang sebenarnya.
Oleh karena itu latihan penting bagi kita adalah pegang satu kata adalah "Jangan Panik", "Jangan Panik", "Jangan Panik". Terjadi masalah yang tidak diinginkan, tenang, tetap tenang sambil kita baca situasi, kendalikan diri, jangan bertindak, jangan berkata, jangan merespone kecuali sudah bisa mengendalikan diri. Kunci pertama ketika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan jangan panik dan kita sikapi masalah dengan ketenangan.
Bertekadlah kita menjadi orang yang benar-benar bisa mengendalikan diri. Bagaimana supaya tidak panik ? Caranya adalah tarik nafas, tahan, buang perlahan-lahan, itu sudah bagian daripada membuat diri kita lebih tenang, katakanlah Innalillahi wa inna ilaihi roji'un, kami semua milik Allah dan kembali kepada Allah. Tidak mungkin menimpa kami satu musibah kecuali dengan ijin Allah, tenang tarik napas, rilekkan badan, ingat kepada Allah yang menciptakan semua kejadian dan buatlah agar orang di sekitar kita jangan panik, InsyaAllah sekitar kita akan tenang dan ketenangan sekitar kita membawa pula kemampuan bagi kita untuk berfikir lebih jernih dan bertindak lebih tepat.
Saudaraku, marilah kita bertekad menjadi pribadi yang tenang, kalem terkendali sehingga setiap masalah kita bisa sikapi dengan sikap terbaik kita.
Dukutip di dt
1. Jangan Panik
2. Jangan Emosional
3. Jangan Tergesa-gesa
4. Jangan Mendramatisir Masalah
5. Jangan Pernah Putus Asa
Page 2 of 6
Jangan Panik
Oleh : Aa Gym
Kultum Ramadhan Bersama Aa Gym
Assalamualaikum wr.wb.
Pertama jangan Panik, mengapa ? Karena orang yang panik berpikirnya sangat pendek, padahal masalah yang dihadapi selalu membutuhkan ketenangan, kejernihan berfikir, kemampuan menghimpun input dengan baik, membaca peta masalah, orang panik tidak punya waktu untuk melakukan hal ini.
Tidak usah heran kita dengar ada yang panik mati terinjak-injak, ada yang panik loncat dari jendela sehingga terluka parah dan akhirnya meninggal, ada yang panik sehingga anak yang dibawanya tercekik. Kepanikan memang sumber masalah baru dibandingkan masalah yang sebenarnya.
Oleh karena itu latihan penting bagi kita adalah pegang satu kata adalah "Jangan Panik", "Jangan Panik", "Jangan Panik". Terjadi masalah yang tidak diinginkan, tenang, tetap tenang sambil kita baca situasi, kendalikan diri, jangan bertindak, jangan berkata, jangan merespone kecuali sudah bisa mengendalikan diri. Kunci pertama ketika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan jangan panik dan kita sikapi masalah dengan ketenangan.
Bertekadlah kita menjadi orang yang benar-benar bisa mengendalikan diri. Bagaimana supaya tidak panik ? Caranya adalah tarik nafas, tahan, buang perlahan-lahan, itu sudah bagian daripada membuat diri kita lebih tenang, katakanlah Innalillahi wa inna ilaihi roji'un, kami semua milik Allah dan kembali kepada Allah. Tidak mungkin menimpa kami satu musibah kecuali dengan ijin Allah, tenang tarik napas, rilekkan badan, ingat kepada Allah yang menciptakan semua kejadian dan buatlah agar orang di sekitar kita jangan panik, InsyaAllah sekitar kita akan tenang dan ketenangan sekitar kita membawa pula kemampuan bagi kita untuk berfikir lebih jernih dan bertindak lebih tepat.
Saudaraku, marilah kita bertekad menjadi pribadi yang tenang, kalem terkendali sehingga setiap masalah kita bisa sikapi dengan sikap terbaik kita.
Dukutip di dt
Budaya Bersahaja
Kecenderungan manusia berperilaku boros terhadap harta memang sudah ada di dalam dirinya. Ditambah lagi perilaku boros adalah salah satu tipu daya setan terkutuk yang membuat harta yang dimiliki tidak efektif mengangkat derajat kita. Harta justru efektif menjerumuskan, membelenggu, dan menjebak kita dalam kubangan tipu daya harta karena salah dalam menyikapinya.
Hal ini dapat diperhatikan dalam hidup keseharian. Orang yang punya harta, kecenderungan untuk menjadi pecinta harta cenderung lebih besar. Makin bagus, makin mahal, makin senang, maka makin cintalah ia kepada harta yang dimilikinya. Lebih dari itu, maka ingin pulalah ia untuk memamerkannya. Terkadang apa saja ingin dipamer-pamerkan. Ada yang pamer kendaraan, pamer rumah, pamer mebel, pamer pakaian, dan lain-lain. Sifat ini muncul karena salah satunya kita ingin tampil lebih wah, lebih bermerek, atau lebih keren dari orang lain. Padahal, makin bermerek barang yang dimiliki justru akan menyiksa diri.
Suatu pengalaman ketika seseorang memberi sebuah ballpoint. Dari tampangnya ballpoint ini saya pikir sangat bagus, mengkilat, dan ketika dipakai untuk menulis pun enak. Tapi tiba-tiba ballpoint ini menjadi barang yang menyengsarakan ketika ada yang memberi tahu bahwa ballpoint yang mereknya "MP" itu adalah sebuah merek terkenal untuk ukuran sebuah benda bernama ballpoint. Mulanya tidak mengerti sama sekali. Tadinya saya kira harganya paling cuma ribuan rupiah saja. Nah, gara-gara tahu itu ballpoint mahal, sikap pun jadi berubah. Tiba-tiba jadi takut hilang, ketika dibawa takut jatuh, ketika dipinjam takut cepat habis tintanya karena tintanya pun mahal, mau disimpan takut jadi mubazir, mau dikasihkan ke orang lain sayang, ditambah lagi saat dipakai pun malu, mungkin nanti ada yang komentar "Wah, Aa ballpoint-nya mahal!". Begitulah, nasib punya barang bermerek, tersiksa!
Sebaliknya, kalau kita terbiasa dengan barang yang biasa-biasa, dapat dipastikan hidup pun akan lebih ringan. Karenanya, hati-hatilah saudaraku. Kita harus benar-benar mengendalikan penuh beragam keinginan jika ingin membeli suatu barang. Ingat, yang paling penting adalah bertanya pada diri apa yang paling bermamfaat dari barang yang kita beli tersebut. Buat pula skala prioritas, misalnya, haruskah membeli sepatu seharga 1 juta rupiah padahal keperluan kita hanya sebentuk sepatu olahraga. Apalagi dihadapan tersedia aneka pilihan harga, mulai dari yang 700 ribu, 400 ribu, 200 ribu, sampai yang 50 ribu rupiah. Mereknya pun beragam, tinggal dipilih mana kira-kira yang paling sesuai. Nah, kalau kita ada dalam posisi seperti ini, maka carilah sepatu yang paling tidak membuat kita sombong ketika memakainya, yang paling tidak menyikasa diri dalam merawatnya, dan yang paling bisa bermanfaat sesuai tujuan utama dari pembelian sepatu tersebut. Hati-hatilah, sebab yang biasa kita beli adalah mereknya, bukan awetnya, karena kalau terlalu awet pun akan bosan pula memakainya. Jangan pula tergesa-gesa, dan ketahuilah bahwa pemboros-pemboros itu adalah saudaranya setan.
Dalam hal ini Allah SWT berfirman, "Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin, dan orang yang dalam perjalanan, dan janganlah kamu menghamburkan hartamu secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu saudaranya setan dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhan-Nya." (QS. Al-Israa [17]: 26-27). Dalam ayat lain Allah SWT berfirman, "Dan orang-orang yang apabila membelanjakan harta mereka tidak berlebih-lebihan dan tidak pula mereka kikir. Dan adalah pembelanjaan itu ditengah-tengah yang demikian itu." (QS. Al-Furqan [25]: 67).
Jelaslah kiranya bahwa sikap boros lebih dekat kepada perilaku setan, naudzubillaah. Karenanya, budaya bersahaja adalah salah satu budaya yang harus kita tanamkan kuat-kuat dalam diri. Memilih hidup dengan budaya bersahaja bukan berarti tidak boleh membeli barang-barang yang bagus, mahal, dan bermerek. Silahkan saja! Tapi ternyata kalau kita berlaku boros, sama sekali tidak akan menjadi amal kebaikan. Tidak setiap keinginan harus dipenuhi. Karena jika kita ingin membeli sesuatu karena ingin dan senang, ketahuilah bahwa keinginan itu cepat berubah. Kalau kita membeli sesuatu karena suka, maka ketika melihat yang lebih bagus, akan hilanglah selera kita pada barang yang awalnya lebih bagus tadi. Belilah sesuatu hanya karena perlu dan mampu saja. Sekali lagi, hanya karena perlu! Perlukah saya beli barang ini? Matikah saya kalau tidak ada barang ini? Kalau tidak ada barang ini saya hancur tidak? Itulah yang harus selalu kita tanyakan ketika akan membeli suatu barang. Kalau saja kita masih bisa bertahan dengan barang lain yang lebih bersahaja, maka lebih bijak jika kita tidak melakukan pembelian.
Misalnya, ketika tersirat ingin membeli motor baru, tanyakan apakah perlu membeli motor baru? Sudah wajibkah kita membelinya? Nah, ketika alasan pertanyaan tadi sudah logis dan dapat diterima akal sehat, maka kalau pun jadi membeli pilihlah yang skalanya paling irit, paling hemat, dan paling mudah perawatannya. Jangan berpikir dulu tentang keren atau mereknya. Cobalah renungkan, mending keren tapi menderita atau irit tapi lancar? Tahanlah keinginan untuk berlaku boros dengan sekuat tenaga, yakinlah makin kita bisa mengendalikan keinginan kita, Insya Allah kita akan makin terpelihara dari sikap boros. Sebaliknya, jika tidak dapat dikendalikan, maka pastilah kita akan disiksa oleh barang-barang kita sendiri. Kita akan disiksa oleh kendaraan dan disiksa oleh harta yang dimiliki. Rugi, sangat rugi orang yang memperturutkan hidupnya karena sesuatu yang dianggap keren atau bermerek. Apalagi, keren menurut kita belum tentu keren menurut orang lain, bahkan sebaliknya bisa jadi malah dicurigai. Karena ada pula orang yang ketika memakai sesuatu yang bermerek, justru disangka barang temuan.
Seperti kisah santri di sebuah pesantren. Saat ada santri yang memakai sepatu yang sangat bagus dengan merek terkenal, justru disangka sepatu jamaah yang ketika berkunjung ke pesantren tersebut tertinggal di masjid. Lain waktu, ada juga yang memakai arloji sangat bagus dengan merek terkenal buatan dari negeri Swiss, tapi orang lain justru malah berprasangka kalau arloji itu barang temuan dari tempat wudhu. Begitulah, bagi orang yang maqam-nya murah meriah, ketika memakai barang mahal justru malah dicurigai.
Karenanya, biasakanlah untuk senantiasa bersahaja dalam setiap yang kita lakukan. Dan mudah-mudahan Allah mengkaruniakan kepada kita kemampuan untuk menjadi orang yang terpelihara dari perbuatan sia-sia dan pemborosan.
Di kutip dari: Abdullah Gymnastiar
Hal ini dapat diperhatikan dalam hidup keseharian. Orang yang punya harta, kecenderungan untuk menjadi pecinta harta cenderung lebih besar. Makin bagus, makin mahal, makin senang, maka makin cintalah ia kepada harta yang dimilikinya. Lebih dari itu, maka ingin pulalah ia untuk memamerkannya. Terkadang apa saja ingin dipamer-pamerkan. Ada yang pamer kendaraan, pamer rumah, pamer mebel, pamer pakaian, dan lain-lain. Sifat ini muncul karena salah satunya kita ingin tampil lebih wah, lebih bermerek, atau lebih keren dari orang lain. Padahal, makin bermerek barang yang dimiliki justru akan menyiksa diri.
Suatu pengalaman ketika seseorang memberi sebuah ballpoint. Dari tampangnya ballpoint ini saya pikir sangat bagus, mengkilat, dan ketika dipakai untuk menulis pun enak. Tapi tiba-tiba ballpoint ini menjadi barang yang menyengsarakan ketika ada yang memberi tahu bahwa ballpoint yang mereknya "MP" itu adalah sebuah merek terkenal untuk ukuran sebuah benda bernama ballpoint. Mulanya tidak mengerti sama sekali. Tadinya saya kira harganya paling cuma ribuan rupiah saja. Nah, gara-gara tahu itu ballpoint mahal, sikap pun jadi berubah. Tiba-tiba jadi takut hilang, ketika dibawa takut jatuh, ketika dipinjam takut cepat habis tintanya karena tintanya pun mahal, mau disimpan takut jadi mubazir, mau dikasihkan ke orang lain sayang, ditambah lagi saat dipakai pun malu, mungkin nanti ada yang komentar "Wah, Aa ballpoint-nya mahal!". Begitulah, nasib punya barang bermerek, tersiksa!
Sebaliknya, kalau kita terbiasa dengan barang yang biasa-biasa, dapat dipastikan hidup pun akan lebih ringan. Karenanya, hati-hatilah saudaraku. Kita harus benar-benar mengendalikan penuh beragam keinginan jika ingin membeli suatu barang. Ingat, yang paling penting adalah bertanya pada diri apa yang paling bermamfaat dari barang yang kita beli tersebut. Buat pula skala prioritas, misalnya, haruskah membeli sepatu seharga 1 juta rupiah padahal keperluan kita hanya sebentuk sepatu olahraga. Apalagi dihadapan tersedia aneka pilihan harga, mulai dari yang 700 ribu, 400 ribu, 200 ribu, sampai yang 50 ribu rupiah. Mereknya pun beragam, tinggal dipilih mana kira-kira yang paling sesuai. Nah, kalau kita ada dalam posisi seperti ini, maka carilah sepatu yang paling tidak membuat kita sombong ketika memakainya, yang paling tidak menyikasa diri dalam merawatnya, dan yang paling bisa bermanfaat sesuai tujuan utama dari pembelian sepatu tersebut. Hati-hatilah, sebab yang biasa kita beli adalah mereknya, bukan awetnya, karena kalau terlalu awet pun akan bosan pula memakainya. Jangan pula tergesa-gesa, dan ketahuilah bahwa pemboros-pemboros itu adalah saudaranya setan.
Dalam hal ini Allah SWT berfirman, "Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin, dan orang yang dalam perjalanan, dan janganlah kamu menghamburkan hartamu secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu saudaranya setan dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhan-Nya." (QS. Al-Israa [17]: 26-27). Dalam ayat lain Allah SWT berfirman, "Dan orang-orang yang apabila membelanjakan harta mereka tidak berlebih-lebihan dan tidak pula mereka kikir. Dan adalah pembelanjaan itu ditengah-tengah yang demikian itu." (QS. Al-Furqan [25]: 67).
Jelaslah kiranya bahwa sikap boros lebih dekat kepada perilaku setan, naudzubillaah. Karenanya, budaya bersahaja adalah salah satu budaya yang harus kita tanamkan kuat-kuat dalam diri. Memilih hidup dengan budaya bersahaja bukan berarti tidak boleh membeli barang-barang yang bagus, mahal, dan bermerek. Silahkan saja! Tapi ternyata kalau kita berlaku boros, sama sekali tidak akan menjadi amal kebaikan. Tidak setiap keinginan harus dipenuhi. Karena jika kita ingin membeli sesuatu karena ingin dan senang, ketahuilah bahwa keinginan itu cepat berubah. Kalau kita membeli sesuatu karena suka, maka ketika melihat yang lebih bagus, akan hilanglah selera kita pada barang yang awalnya lebih bagus tadi. Belilah sesuatu hanya karena perlu dan mampu saja. Sekali lagi, hanya karena perlu! Perlukah saya beli barang ini? Matikah saya kalau tidak ada barang ini? Kalau tidak ada barang ini saya hancur tidak? Itulah yang harus selalu kita tanyakan ketika akan membeli suatu barang. Kalau saja kita masih bisa bertahan dengan barang lain yang lebih bersahaja, maka lebih bijak jika kita tidak melakukan pembelian.
Misalnya, ketika tersirat ingin membeli motor baru, tanyakan apakah perlu membeli motor baru? Sudah wajibkah kita membelinya? Nah, ketika alasan pertanyaan tadi sudah logis dan dapat diterima akal sehat, maka kalau pun jadi membeli pilihlah yang skalanya paling irit, paling hemat, dan paling mudah perawatannya. Jangan berpikir dulu tentang keren atau mereknya. Cobalah renungkan, mending keren tapi menderita atau irit tapi lancar? Tahanlah keinginan untuk berlaku boros dengan sekuat tenaga, yakinlah makin kita bisa mengendalikan keinginan kita, Insya Allah kita akan makin terpelihara dari sikap boros. Sebaliknya, jika tidak dapat dikendalikan, maka pastilah kita akan disiksa oleh barang-barang kita sendiri. Kita akan disiksa oleh kendaraan dan disiksa oleh harta yang dimiliki. Rugi, sangat rugi orang yang memperturutkan hidupnya karena sesuatu yang dianggap keren atau bermerek. Apalagi, keren menurut kita belum tentu keren menurut orang lain, bahkan sebaliknya bisa jadi malah dicurigai. Karena ada pula orang yang ketika memakai sesuatu yang bermerek, justru disangka barang temuan.
Seperti kisah santri di sebuah pesantren. Saat ada santri yang memakai sepatu yang sangat bagus dengan merek terkenal, justru disangka sepatu jamaah yang ketika berkunjung ke pesantren tersebut tertinggal di masjid. Lain waktu, ada juga yang memakai arloji sangat bagus dengan merek terkenal buatan dari negeri Swiss, tapi orang lain justru malah berprasangka kalau arloji itu barang temuan dari tempat wudhu. Begitulah, bagi orang yang maqam-nya murah meriah, ketika memakai barang mahal justru malah dicurigai.
Karenanya, biasakanlah untuk senantiasa bersahaja dalam setiap yang kita lakukan. Dan mudah-mudahan Allah mengkaruniakan kepada kita kemampuan untuk menjadi orang yang terpelihara dari perbuatan sia-sia dan pemborosan.
Di kutip dari: Abdullah Gymnastiar
Hakikat Cinta
Cinta adalah bagian dari fitrah. Orang yang kehilangan cinta, dia tidak normal tetapi banyak juga orang yang menderita karena cinta. Bersyukurlah orang-orang yang diberi cinta dan bisa menyikapinya dengan tepat.
"Dijadikan indah pada pandangan manusia, kecintaan kepada apa-apa yang diinginkan yaitu wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan disisi Allah tempat kembali yang baik." (QS. Ali Imron [3]: 14).
“Cintamu kepada sesuatu menjadikan kamu buta dan tuli.” (HR. Abu Dawud dan Ahmad).
Cinta memang sudah ada di dalam diri kita, diantaranya terhadap lawan jenis. Tapi kalau tidak hati-hati, cinta bisa menulikan dan membutakan kita.
Cinta yang paling tinggi adalah cinta karena Allah. Cirinya adalah orang yang tidak memaksakan kehendaknya. Tapi ada juga cinta yang menjadi cobaan buat kita yaitu cinta yang lebih cenderung kepada maksiat. Cinta yang semakin bergelora hawa nafsu, makin berkurang rasa malu. Dan, inilah yang paling berbahaya dari cinta yang tidak terkendali.
Islam tidak melarang atau mengekang manusia dari rasa cinta. Tapi mengarahkan cinta tetap pada rel yang menjaga martabat kehormatan, baik wanita mau pun laki-laki. Kalau kita jatuh cinta harus hati-hati karena seperti minum air laut semakin diminum semakin haus. Cinta yang sejati adalah cinta yang setelah akad nikah, selebihnya adalah cobaan dan fitnah saja.
Cara untuk bisa mengendalikan rasa cinta adalah jaga pandangan, jangan berkhalwat (berdua-duaan), jangan dekati zina dalam bentuk apa pun dan jangan saling bersentuhan.
Bagi orangtua yang membolehkan anaknya berpacaran, harus siap-siap menanggung resiko. Marilah kita mengalihkan rasa cinta kepada Allah dengan memperbanyak shalawat, dzikir, istighfar dan shoaat sehingga tidak diperdaya oleh nafsu, karena nafsu yang akan memperdayakan kita. Sepertinya cinta padahal nafsu belaka.
(Abdullah Gymnastiar, Penasihat dan Pembina DPU Daarut Tauhiid)
"Dijadikan indah pada pandangan manusia, kecintaan kepada apa-apa yang diinginkan yaitu wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan disisi Allah tempat kembali yang baik." (QS. Ali Imron [3]: 14).
“Cintamu kepada sesuatu menjadikan kamu buta dan tuli.” (HR. Abu Dawud dan Ahmad).
Cinta memang sudah ada di dalam diri kita, diantaranya terhadap lawan jenis. Tapi kalau tidak hati-hati, cinta bisa menulikan dan membutakan kita.
Cinta yang paling tinggi adalah cinta karena Allah. Cirinya adalah orang yang tidak memaksakan kehendaknya. Tapi ada juga cinta yang menjadi cobaan buat kita yaitu cinta yang lebih cenderung kepada maksiat. Cinta yang semakin bergelora hawa nafsu, makin berkurang rasa malu. Dan, inilah yang paling berbahaya dari cinta yang tidak terkendali.
Islam tidak melarang atau mengekang manusia dari rasa cinta. Tapi mengarahkan cinta tetap pada rel yang menjaga martabat kehormatan, baik wanita mau pun laki-laki. Kalau kita jatuh cinta harus hati-hati karena seperti minum air laut semakin diminum semakin haus. Cinta yang sejati adalah cinta yang setelah akad nikah, selebihnya adalah cobaan dan fitnah saja.
Cara untuk bisa mengendalikan rasa cinta adalah jaga pandangan, jangan berkhalwat (berdua-duaan), jangan dekati zina dalam bentuk apa pun dan jangan saling bersentuhan.
Bagi orangtua yang membolehkan anaknya berpacaran, harus siap-siap menanggung resiko. Marilah kita mengalihkan rasa cinta kepada Allah dengan memperbanyak shalawat, dzikir, istighfar dan shoaat sehingga tidak diperdaya oleh nafsu, karena nafsu yang akan memperdayakan kita. Sepertinya cinta padahal nafsu belaka.
(Abdullah Gymnastiar, Penasihat dan Pembina DPU Daarut Tauhiid)
Buah Kebeningan Hati
Saudara-saudaraku, sungguh beruntung bagi siapa pun yang mampu menata qolbunya menjadi bening, jernih, bersih, dan selamat. Sungguh berbahagia dan mengesankan bagi siapa pun sekiranya memiliki qolbu yang tertata, terpelihara, dan terawat dengan sebaik-baiknya. Karena selain senantiasa merasakan kelapangan, ketenangan, ketenteraman, kesejukan, dan indahnya hidup di dunia ini, pancaran kebeningan hati pun akan tersemburat pula dari indahnya setiap aktifitas yang dilakukan.
Betapa tidak, orang yang hatinya tertata dengan baik, wajahnya akan jauh lebih jernih. Bagai embun menggelayut di ujung dedaunan di pagi hari yang cerah lalu terpancari sejuknya sinar mentari pagi; jernih, bersinar, sejuk, dan menyegarkan. Tidak berlebihan jika setiap orang akan merasa nikmat menatap pemilik wajah yang cerah, ceria, dan penuh senyuman tulus.
Begitu pula ketika berkata, kata-katanya akan bersih dari melukai, jauh dari kata-kata yang menyombongkan diri, terlebih lagi ia terpelihara dari kata-kata riya, Subhanallah. Setiap butir kata yang keluar dari lisannya yang telah tertata dengan baik ini, akan terasa sarat dengan hikmah, sarat dengan makna, dan sarat akan manfaat. Tutur katanya bernas dan berharga. Inilah buah dari gelegak keinginan di lubuk hatinya yang paling dalam untuk senantiasa membahagiakan orang lain.
Kesehatan tubuh pun terpancari pula oleh kebeningan hati, buah dari kemampuannya menata qolbu. Detak jantung menjadi terpelihara, tekanan darah terjaga, ketegangan berkurang, dan kondisi diri yang senantiasa diliputi kedamaian. Tak berlebihan jika tubuh pun menjadi lebih sehat, lebih segar, dan lebih fit. Tentu saja tubuh yang sehat dan segar seperti ini akan jauh lebih memungkinkan untuk berbuat banyak kepada umat.
Orang yang bening hati, akal pikirannya pun akan jauh lebih jernih. Baginya tidak ada waktu untuk berpikir jelek sedetik pun jua. Apalagi berpikir untuk menzhalimi orang lain, sama sekali tidak terlintas dibenaknya. Waktu baginya sangat berharga. Mana mungkin sesuatu yang berharga digunakan untuk hal-hal yang tidak berharga? Sungguh suatu kebodohan yang tidak terkira. Karenanya dalam menjalani setiap detik yang dilaluinya ia pusatkan segala kemampuannya untuk menyelesaikan setiap tugas hidupnya. Tak berlebihan jika orang yang berbening hati seperti ini akan lebih mudah memahami setiap permasalahan, lebih mudah menyerap aneka ilmu pengetahuan, dan lebih cerdas dalam melakukan beragam kreativitas pemikiran. Subhanallah, bening hati ternyata telah membuahkan aneka solusi optimal dari kemampuan akal pikirannya.
Walhasil, orang yang telah tertata hatinya adalah orang yang telah berhasil merintis tapak demi tapak jalan ke arah kebaikan. Tak mengherankan ketika ia menjalin hubungan dengan sesama manusia pun menjadi sesuatu yang teramat mengesankan. Hatinya yang bersih membuat terpancar darinya akhlak yang indah mempesona, rendah hati, dan penuh dengan kesantunan. Siapa pun yang berjumpa akan merasa kesan yang mendalam. Siapa pun yang bertemu akan memperoleh aneka manfaat kebaikan, bahkan ketika berpisah sekali pun, orang seperti ini menjadi buah kenangan yang tak mudah dilupakan.
Dan, Subhanallah, lebih dari semua itu, kebeningan hati pun ternyata dapat membuat hubungan dengan Allah menjadi luar biasa manfaatnya. Dengan berbekal keyakinan yang mendalam, mengingat dan menyebut-Nya setiap saat, meyakini dan mengamalkan ayat-ayat-Nya, membuat hatinya menjadi tenang dan tenteram. Konsekuensinya, dia pun menjadi lebih akrab dengan Allah, ibadahnya lebih terasa nikmat dan lezat. Begitu pula doa-doanya menjadi luar biasa mustajabnya. Mustajabnya doa tentu akan menjadi solusi bagi beragam persoalan hidup yang dihadapinya. Dan yang paling luar biasa adalah karunia perjumpaan dengan Allah Azza wa Jalla di akhirat kelak. Allahu Akbar.
Pendek kata orang yang bersih hati itu, luar biasa nikmatnya, luar biasa bahagianya, dan luar biasa mulianya. Tidak hanya di dunia ini, tapi juga di akhirat kelak. Tidak rindukah kita memiliki hati yang bersih?
Silahkan bandingkan dengan orang yang berperilaku sebaliknya; berhati busuk, semrawut, dan kusut masai. Wajahnya bermuram durja, kusam, dan senantiasa tampak resah dan gelisah. Kata-katanya bengis, kasar, dan ketus. Hatinya pun senantiasa dikotori buruk sangka, dendam kesumat, licik, tak mau kompromi, mudah tersinggung, tidak senang melihat orang lain bahagia, kikir, dan lain-lain. Penyakit hati yang terus menerus menumpuk, hingga sulit untuk dihilangkan. Tak berlebihan bila perilakunya pun menjadi hina dan nista, jauh dari perilaku terhormat, lebih dari itu, badannya pun menjadi mudah terserang penyakit. Penyakit buah dari kebusukan hati, buah dari ketegangan jiwa, dan buah dari letihnya pikiran diterpa aneka rona masalah kehidupan. Selain itu, akal pikirannya pun menjadi sempit dan bahkan lebih banyak berpikir tentang kezhaliman.
Oleh karenanya, bagi orang yang busuk hati sama sekali tidak ada waktu untuk bertambah ilmu. Segenap waktunya habis hanya digunakan untuk memuntahkan ketidaksukaannya kepada orang lain. Tidak mengherankan bila hubungan dengan Allah SWT pun menjadi hancur berantakan. Ibadah tidak lagi menjadi nikmat dan bahkan menjadi rusak dan kering. Lebih rugi lagi, ia menjadi jauh dari rahmat Allah. Akibatnya pun jelas, doa menjadi tidak ijabah (terkabul), dan aneka masalah pun segera datang menghampiri. Naudzubillaah (kita berlindung kepada Allah).
Ternyata hanya kerugian dan kerugian saja yang didapati orang berhati busuk. Betapa malangnya. Pantaslah Allah SWT dalam hal ini telah mengingatkan kita dalam sebuah Firman-Nya: "Sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu. Dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya." (QS. asy-Syam [91]: 9-10)
Ingatlah saudaraku, hidup hanya satu kali dan siapa tahu tidak lama lagi kita akan mati. Marilah kita bersama-sama bergabung dalam barisan orang-orang yang terus memperbaiki Diri. Mudah-mudahan kita menjadi contoh awal bagaimana menjadikan hidup indah dan prestatif dengan bening hati. Insya Allah.
(Abdullah Gymnastiar, Penasihat dan Pembina DPU Daarut Tauhiid)
Betapa tidak, orang yang hatinya tertata dengan baik, wajahnya akan jauh lebih jernih. Bagai embun menggelayut di ujung dedaunan di pagi hari yang cerah lalu terpancari sejuknya sinar mentari pagi; jernih, bersinar, sejuk, dan menyegarkan. Tidak berlebihan jika setiap orang akan merasa nikmat menatap pemilik wajah yang cerah, ceria, dan penuh senyuman tulus.
Begitu pula ketika berkata, kata-katanya akan bersih dari melukai, jauh dari kata-kata yang menyombongkan diri, terlebih lagi ia terpelihara dari kata-kata riya, Subhanallah. Setiap butir kata yang keluar dari lisannya yang telah tertata dengan baik ini, akan terasa sarat dengan hikmah, sarat dengan makna, dan sarat akan manfaat. Tutur katanya bernas dan berharga. Inilah buah dari gelegak keinginan di lubuk hatinya yang paling dalam untuk senantiasa membahagiakan orang lain.
Kesehatan tubuh pun terpancari pula oleh kebeningan hati, buah dari kemampuannya menata qolbu. Detak jantung menjadi terpelihara, tekanan darah terjaga, ketegangan berkurang, dan kondisi diri yang senantiasa diliputi kedamaian. Tak berlebihan jika tubuh pun menjadi lebih sehat, lebih segar, dan lebih fit. Tentu saja tubuh yang sehat dan segar seperti ini akan jauh lebih memungkinkan untuk berbuat banyak kepada umat.
Orang yang bening hati, akal pikirannya pun akan jauh lebih jernih. Baginya tidak ada waktu untuk berpikir jelek sedetik pun jua. Apalagi berpikir untuk menzhalimi orang lain, sama sekali tidak terlintas dibenaknya. Waktu baginya sangat berharga. Mana mungkin sesuatu yang berharga digunakan untuk hal-hal yang tidak berharga? Sungguh suatu kebodohan yang tidak terkira. Karenanya dalam menjalani setiap detik yang dilaluinya ia pusatkan segala kemampuannya untuk menyelesaikan setiap tugas hidupnya. Tak berlebihan jika orang yang berbening hati seperti ini akan lebih mudah memahami setiap permasalahan, lebih mudah menyerap aneka ilmu pengetahuan, dan lebih cerdas dalam melakukan beragam kreativitas pemikiran. Subhanallah, bening hati ternyata telah membuahkan aneka solusi optimal dari kemampuan akal pikirannya.
Walhasil, orang yang telah tertata hatinya adalah orang yang telah berhasil merintis tapak demi tapak jalan ke arah kebaikan. Tak mengherankan ketika ia menjalin hubungan dengan sesama manusia pun menjadi sesuatu yang teramat mengesankan. Hatinya yang bersih membuat terpancar darinya akhlak yang indah mempesona, rendah hati, dan penuh dengan kesantunan. Siapa pun yang berjumpa akan merasa kesan yang mendalam. Siapa pun yang bertemu akan memperoleh aneka manfaat kebaikan, bahkan ketika berpisah sekali pun, orang seperti ini menjadi buah kenangan yang tak mudah dilupakan.
Dan, Subhanallah, lebih dari semua itu, kebeningan hati pun ternyata dapat membuat hubungan dengan Allah menjadi luar biasa manfaatnya. Dengan berbekal keyakinan yang mendalam, mengingat dan menyebut-Nya setiap saat, meyakini dan mengamalkan ayat-ayat-Nya, membuat hatinya menjadi tenang dan tenteram. Konsekuensinya, dia pun menjadi lebih akrab dengan Allah, ibadahnya lebih terasa nikmat dan lezat. Begitu pula doa-doanya menjadi luar biasa mustajabnya. Mustajabnya doa tentu akan menjadi solusi bagi beragam persoalan hidup yang dihadapinya. Dan yang paling luar biasa adalah karunia perjumpaan dengan Allah Azza wa Jalla di akhirat kelak. Allahu Akbar.
Pendek kata orang yang bersih hati itu, luar biasa nikmatnya, luar biasa bahagianya, dan luar biasa mulianya. Tidak hanya di dunia ini, tapi juga di akhirat kelak. Tidak rindukah kita memiliki hati yang bersih?
Silahkan bandingkan dengan orang yang berperilaku sebaliknya; berhati busuk, semrawut, dan kusut masai. Wajahnya bermuram durja, kusam, dan senantiasa tampak resah dan gelisah. Kata-katanya bengis, kasar, dan ketus. Hatinya pun senantiasa dikotori buruk sangka, dendam kesumat, licik, tak mau kompromi, mudah tersinggung, tidak senang melihat orang lain bahagia, kikir, dan lain-lain. Penyakit hati yang terus menerus menumpuk, hingga sulit untuk dihilangkan. Tak berlebihan bila perilakunya pun menjadi hina dan nista, jauh dari perilaku terhormat, lebih dari itu, badannya pun menjadi mudah terserang penyakit. Penyakit buah dari kebusukan hati, buah dari ketegangan jiwa, dan buah dari letihnya pikiran diterpa aneka rona masalah kehidupan. Selain itu, akal pikirannya pun menjadi sempit dan bahkan lebih banyak berpikir tentang kezhaliman.
Oleh karenanya, bagi orang yang busuk hati sama sekali tidak ada waktu untuk bertambah ilmu. Segenap waktunya habis hanya digunakan untuk memuntahkan ketidaksukaannya kepada orang lain. Tidak mengherankan bila hubungan dengan Allah SWT pun menjadi hancur berantakan. Ibadah tidak lagi menjadi nikmat dan bahkan menjadi rusak dan kering. Lebih rugi lagi, ia menjadi jauh dari rahmat Allah. Akibatnya pun jelas, doa menjadi tidak ijabah (terkabul), dan aneka masalah pun segera datang menghampiri. Naudzubillaah (kita berlindung kepada Allah).
Ternyata hanya kerugian dan kerugian saja yang didapati orang berhati busuk. Betapa malangnya. Pantaslah Allah SWT dalam hal ini telah mengingatkan kita dalam sebuah Firman-Nya: "Sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu. Dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya." (QS. asy-Syam [91]: 9-10)
Ingatlah saudaraku, hidup hanya satu kali dan siapa tahu tidak lama lagi kita akan mati. Marilah kita bersama-sama bergabung dalam barisan orang-orang yang terus memperbaiki Diri. Mudah-mudahan kita menjadi contoh awal bagaimana menjadikan hidup indah dan prestatif dengan bening hati. Insya Allah.
(Abdullah Gymnastiar, Penasihat dan Pembina DPU Daarut Tauhiid)
Al-Qowiyyu
Allah yang Maha Kuasa, yang benar-benar total sepenuhnya berkuasa atas segala hal, dan tidak pernah dimintai pertanggungjawaban. Allah Maha Adil, jadi apa pun yang ditimpakan kepada kita pasti sempurna dan kita tidak layak kecewa. Kecewa dapat saja kita rasakan jika kita salah dalam menyikapinya. Yakinkanlah bahwa perhitungan Allah tidak semata-mata di dunia tetapi adalah persiapan menuju surga.
Tetap optimis dan selalu bersikap husnudzon kepada Allah akan membuat hidup kita nyaman. Hidup ini terlalu singkat jika harus disikapi dengan kecewa terhadap perbuatan Allah. Mudah-mudahan kita bisa memposisikan diri kita dengan tepat terhadap makna al-Qowiyyu (Maha Kuat) terhadap kita.
Rasulullah bersabda, "Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih disukai Allah daripada mukmin yang lemah walaupun dalam keduanya ada kebaikan." Dengan kekuatan yang lebih banyak, antara lain kuat fisik, kuat dompet, kuat mental dan ruhiyah; kita akan lebih dicintai Allah. Membangun kekuatan adalah sarana menjadi mukmin yang baik dalam menggapai kedudukan disisi Allah. Dalam surat al-Anfal dianjurkan untuk memiliki kekuatan, bukan untuk menindas tetapi untuk menggentarkan kekuatan lawan. Makin kita kuat, makin kita membuat orang lain terselamatkan dari mendzalimi orang.
Islam mengajarkan kekuatan sebagai bagian dari kebaikan seorang mukmin, kedekatan dengan Allah, dan juga dapat digunakan menolong orang dari kemungkaran. Jadi hal ini penting sekali.
Hal yang membuat kita terpuruk adalah karena kita lemah, antara lain ekonomi yang lemah yang membuat kita repot, ilmu yang lemah membuat kita mudah ditipu. Maka yang harus menjadi tren sekarang ini adalah membangun kekuatan. Kekuatan yang harus dimiliki adalah bermacam-macam. Kita mulai dahulu dari yang paling mudah yaitu kekuatan fisik. Harus ekstra konsentrasi dalam membangun kekuatan fisik ini kalau perlu konsultasi dengan dokter yang ahli.
Kita akan terasa memiliki kekuatan ekstra jika kita berusaha memperbaiki diri, mulai dengan ritme makan, olahraga, jam istirahat yang diperbaiki kualitasnya. Walaupun kekuatan fisik bukan satu-satunya yang terpenting tetapi jelas bahwa jika fisik kita kuat akan sangat berguna. Sebagai ilustrasi pedang Imam Ali di Turki sangat besar, lebih besar lagi dan bahkan lebih panjang pedangnya Imam Jafar As-Shoddiq. Logikanya kalau tidak memiliki tangan yang kuat maka tidak akan mampu menggunakannya.
Canangkanlah program memperkuat fisik. Kita harus lebih kuat karena kalau fisik kita lebih kuat dan sehat insya Allah akan bisa berbuat lebih banyak. Kita serahkan saja kepada Allah sekalipun kita diberi sakit itu urusan Allah yang penting tekadnya adalah ingin menjadi sehat dan kuat, ini akan menjadi tekad ibadah. Kalau ada seorang ibu-ibu yang membutuhkan bantuan dengan belanjaannya, jika kita kuat fisik akan mudah menolongnya. Ada orang yang didzalimi kita akan dapat menggetarkan lawan jika kita kuat.
Mudah-mudahan ini tidak dianggap remeh jika kita melakukan push-up, lari, senam akan menambah vitalitas, dan akan lebih baik lagi jika kita lakukan sambil dzikir, ini akan menjadi jalan taqarrub (mendekat) kepada Allah.
Jika kita lebih sehat dan kuat maka lebih banyak yang dapat kita perbuat dan akan lebih baik lagi kualitas keimanan kita. Sujud dengan pusing itu berbeda dengan sujud dalam sehat. Tahajud dalam keadaan fit akan lebih nikmat daripada tahajud dalam keadaan sakit. Maka memperbaiki gizi juga merupakan ibadah. Jangan pelit untuk membeli makanan bergizi karena sekali saja kita sakit akan membutuhkan biaya yang lebih besar. Menjaga kesehatan akan membawa kebaikan.
Kekuatan yang kedua adalah kekuatan finansial. Kekuatan ini juga akan membawa pada kebaikan. Contohnya pergi ke pengajian (majelis ilmu) memerlukan biaya, bahkan semua episode hidup ini memerlukan biaya. Nabi Muhammad menikah pertama kali tidak dengan Siti Aisyah melainkan dengan Siti Khadijah yang memiliki pilar ekonomi yang kuat.
Hal ini penting bagi umat Islam. Jangan menganggap orang kaya itu paling belakang masuk ke surga. Itu tidak penting, kita dicintai Allah di dunia dan akhiratlah yang kita cari. Golongan orang yang masuk surga tanpa hisab adalah ulama, orang kaya yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, mujahadah yang mati syahid dan haji mabrur.
Dikisahkan ketika dipersilahkan masuk ke surga, haji mabrur terlebih dahulu tetapi dia menolak dengan alasan harus ulama dahulu karena ia mengetahui hukum-hukum haji dari gurunya yang seorang ulama. Begitu pula mujahid, ia tidak akan mengetahui keutamaan jihad kalau tidak ada ulama yang mengajarkannya. Tetapi ketika ulama dipersilahkan, ia malah mempersilahkan orang kaya karena ia menganggap jika tidak ada bangunan-bangunan islami yang dibiayai oleh orang kaya ia tidak mungkin dapat berdakwah.
Kita itu sebenarnya kaya tetapi jatahnya saja yang tidak diambil. Kita itu jatahnya banyak lihat saja bumi Indonesia yang begitu kaya. Kita itu belum maksimal, tubuh belum all-out, otak belum diperas, doa belum maksimal. Kalau kita gabung kekuatan otak, fisik, doa bertemu dengan rezeki pasti berkah, insya Allah.
Tetapi kita jangan mengumpulkan harta untuk bermewah-mewahan. Kumpulkan harta untuk bangun kebajikan, tolong orang banyak. Kita tidak akan membawa harta ini sampai mati. Di sisi Allah catatannya akan bertambah jika kita nafkahkan di jalan Allah. Jangan pernah merasa puas dengan pendapatan yang ada, kerja lebih keras lagi. Bangunlah terus sampai kita mati. Kalau kita mati meninggalkan perusahaan masih ada bawahan yang makan dari pendapatan perusahaan kita.
Cita-cita itu jangan muluk-muluk, di dunia juga kita harus berhasil. Jangan sampai hanya memfokuskan ke akhirat saja yang belum tentu sukses dan mengabaikan dunia, karena kita sekarang tinggal di dalamnya. Kita seharusnya hidup itu cukup bersahaja saja, tolong banyak orang, ini yang seharusnya menjadi gaya hidup kita. Peras lagi otak kita. Kalau pecinta dunia itu mencari dunia untuk kepuasan dirinya, pecinta Allah mencari dunia untuk mendapatkan kedekatan dengan Allah. Pecinta dunia dengan pecinta Allah sama giatnya, kita bahkan lebih giat dari mereka karena kita pakai doa. Kita kejar dunia dengan bersimbah peluh berkuah keringat. Kita peras otak buat perusahaan yang profesional. Tetapi kepuasan kita bukan ketika berkumpulnya uang, bukan punya perusahaannya, kepuasaan kita adalah ketika ada orang lapar yang bisa makan dengan bekerja pada perusahaan kita; ada seorang bapak yang terangkat martabatnya dengan bekerja; orang yang tidak berpakaian menjadi berpakaian; orang yang anaknya tidak sekolah jadi sekolah; inilah yang kita nikmati.
Kalau untuk kita secukupnya saja, wajar dan proporsional, selebihnya sedekahkan. Percayalah kita sudah punya rezekinya masing-masing. Terus evaluasi diri, bangun kekuatan diri, yang penting berkah. Jangan sampai kita dapat harta haram yang akan menjadi racun bagi kita.
Kekuatan yang ketiga adalah kekuatan intelektual. Kita harus meningkatkan kekuatan ini. Sebuah bangunan akan kokoh karena pondasinya yang kuat dan kokoh. Kita masih sering terfokus pada aksesoris bangunannya tetapi bukan itu yang terpenting, melainkan pondasinya. Kita masih sering terfokus pada harta, pangkat, jabatan, dan popularitas. Tetapi semua ini bencana kalau pondasi kita tidak kuat. Mengapa banyak pemimpin yang roboh? Mengapa banyak sekali orang yang ketika tidak punya uang saleh, ketika punya uang roboh? Ada juga orang yang memiliki daya tahan yang tinggi tetapi ketika punya uang malah jadi maksiat?
Maka ketika kita punya uang banyak, harus meningkat pula kekuatan keimanannya yang merupakan pondasi yaitu Keyakinan Kepada Allah. Iman itu pupuknya adalah ilmu. Ilmu akan mengokohkan pondasi kita, ketika mendapatkan uang tidak akan memperdayakan kita, ketika punya kedudukan kita biasa saja.
Oleh karena itu tidak cukup hanya di majelis taklim saja, di rumah, di jalan harus terus dibangun kekuatan keilmuan kita. Tidak ada hari tanpa ilmu. Kemana pun pergi di saku harus ada buku. Setiap ada kesempatan buka dan baca. Karena ilmu kita kuat, karena ilmu pula kita bisa menguatkan yang lain.
Mulai sekarang kita kuatkan ilmu kita untuk menguatkan keimanan kita. Terus saja cari supplier ilmu. Cari terus akses ilmu agar semakin kuat iman kita yang merupakan buah dari ilmu dan wawasan kita.
Kekuatan berikutnya adalah kekuatan mental. Ia merupakan buah dari kuat iman. Tiap hari harus selalu dilatih untuk tidak mudah marah, tidak mudah tersinggung, tidak mudah tergelincir. Makin kuat membaja mental kita insya Allah ringan hidup ini. Kita harus seperti intan ditimpa batako, intannya tetap cemerlang.
Tidak mungkin kita kuat kalau tidak latihan. Apa pun yang terjadi harus menjadi latihan kekuatan iman kita. Nikmati sebagai latihan, setiap episode yang terjadi dalam hidup kita sehingga semakin kuat iman dan mental.
Yang terakhir adalah kekuatan ruhiah, karena kalau ruhiah kita sudah kuat kita akan menjadi saleh luar biasa. Kalau kekuatan ruhiahnya sudah terpancar bagai cahaya matahari masuk ke relung-relung hati, menumbuhkan bibit-bibit, menerangi yang ada dalam kegelapan, menyegarkan yang layu. Andaikata kekuatan lainnya terbatas, kita bangun kekuatan ruhiah kita. Sekali bicara daya gugahnya akan terhunjam, daya rubahnya akan kuat. Perkataan yang sama, akan berbeda hasilnya kalau keluar dari orang yang kuat ruhiahnya dengan yang lemah ruhiahnya.
Saudaraku, Rasulullah kalau marah semua orang menangis, kita marah selama satu jam malah akan menimbulkan kebencian. Oleh karena itu marilah kita bangun kekuataan ruhiah agar kita ini efektif menjadi manfaat bagi orang lain. Bagaimana caranya membangun kekuatan ruhiah? Jawabannya adalah "Sucikan diri". Amat sangat beruntung orang yang menjaga kebeningan hatinya.
Pandangan dijaga, omongan dijaga, telinga hanya mendengar sesuatu yang disukai Allah dan bermanfaat. Semua yang kita rasakan harus mendekatkan diri kita kepada Allah, juga riyadohnya harus lebih digencarkan. Malam harus tahajud meskipun hanya dua rakaat tetapi dengan kualitas yang tetap terjaga. Senin-Kamis usahakan shaum. Ketika punya uang latih untuk keluarkan sedekah. Mata dilatih untuk menunduk, mulut dilatih bicara hanya seperlunya saja, pendengaran yang tidak perlu dikurangi, lisan usahakan selalu berdzikir, shalat tepat waktu, jaga wudhu.
Makin kita latih terus mendekat kepada Allah nanti akan makin bercahaya hati kita, makin kokoh ruhiah kita. Kita nantinya dengan izin Allah akan sampai pada titik tertentu sehingga akan kelihatan rahasia dunia ini, kemudian lintasan rezeki akan terlihat yang membuat kita tidak panik. Kita akan mengerti hikmah dibalik musibah, akan mengerti akan episode-episode hidup. Dalilnya adalah "Dan tidak ada lagi di dunia ini selain kesenangan yang menipu." Nanti kita akan melihat dunia itu dari sudut yang lain.
Ketika kita berbuat sesuatu kita dapat mengetahui manfaat jauh sebelumnya. Oleh karena itu bukan kejadiannya yang kita nikmati, melainkan hikmah dibalik kejadian tersebut. "Kelezatan itu ketika kita tenggelam dalam samudra hikmah," sehingga kejadian bagaimanapun akan kita sikapi dengan biasa-biasa saja.
Jika kita punya kekuatan fisik, finansial, intelektual, mental dan ruhiah, kita akan tampil menjadi manusia prima yang lebih baik dari yang lain dan lebih dicintai oleh Allah. Rindukanlah sepanjang hidup kita harus membangun terus kekuataan bukan untuk dzalim kepada orang lain, melainkan untuk mencegah kedzaliman. Walhamdulillahirobbil'alamin.
Di kutip dari Abdullah Gymnastiar
Tetap optimis dan selalu bersikap husnudzon kepada Allah akan membuat hidup kita nyaman. Hidup ini terlalu singkat jika harus disikapi dengan kecewa terhadap perbuatan Allah. Mudah-mudahan kita bisa memposisikan diri kita dengan tepat terhadap makna al-Qowiyyu (Maha Kuat) terhadap kita.
Rasulullah bersabda, "Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih disukai Allah daripada mukmin yang lemah walaupun dalam keduanya ada kebaikan." Dengan kekuatan yang lebih banyak, antara lain kuat fisik, kuat dompet, kuat mental dan ruhiyah; kita akan lebih dicintai Allah. Membangun kekuatan adalah sarana menjadi mukmin yang baik dalam menggapai kedudukan disisi Allah. Dalam surat al-Anfal dianjurkan untuk memiliki kekuatan, bukan untuk menindas tetapi untuk menggentarkan kekuatan lawan. Makin kita kuat, makin kita membuat orang lain terselamatkan dari mendzalimi orang.
Islam mengajarkan kekuatan sebagai bagian dari kebaikan seorang mukmin, kedekatan dengan Allah, dan juga dapat digunakan menolong orang dari kemungkaran. Jadi hal ini penting sekali.
Hal yang membuat kita terpuruk adalah karena kita lemah, antara lain ekonomi yang lemah yang membuat kita repot, ilmu yang lemah membuat kita mudah ditipu. Maka yang harus menjadi tren sekarang ini adalah membangun kekuatan. Kekuatan yang harus dimiliki adalah bermacam-macam. Kita mulai dahulu dari yang paling mudah yaitu kekuatan fisik. Harus ekstra konsentrasi dalam membangun kekuatan fisik ini kalau perlu konsultasi dengan dokter yang ahli.
Kita akan terasa memiliki kekuatan ekstra jika kita berusaha memperbaiki diri, mulai dengan ritme makan, olahraga, jam istirahat yang diperbaiki kualitasnya. Walaupun kekuatan fisik bukan satu-satunya yang terpenting tetapi jelas bahwa jika fisik kita kuat akan sangat berguna. Sebagai ilustrasi pedang Imam Ali di Turki sangat besar, lebih besar lagi dan bahkan lebih panjang pedangnya Imam Jafar As-Shoddiq. Logikanya kalau tidak memiliki tangan yang kuat maka tidak akan mampu menggunakannya.
Canangkanlah program memperkuat fisik. Kita harus lebih kuat karena kalau fisik kita lebih kuat dan sehat insya Allah akan bisa berbuat lebih banyak. Kita serahkan saja kepada Allah sekalipun kita diberi sakit itu urusan Allah yang penting tekadnya adalah ingin menjadi sehat dan kuat, ini akan menjadi tekad ibadah. Kalau ada seorang ibu-ibu yang membutuhkan bantuan dengan belanjaannya, jika kita kuat fisik akan mudah menolongnya. Ada orang yang didzalimi kita akan dapat menggetarkan lawan jika kita kuat.
Mudah-mudahan ini tidak dianggap remeh jika kita melakukan push-up, lari, senam akan menambah vitalitas, dan akan lebih baik lagi jika kita lakukan sambil dzikir, ini akan menjadi jalan taqarrub (mendekat) kepada Allah.
Jika kita lebih sehat dan kuat maka lebih banyak yang dapat kita perbuat dan akan lebih baik lagi kualitas keimanan kita. Sujud dengan pusing itu berbeda dengan sujud dalam sehat. Tahajud dalam keadaan fit akan lebih nikmat daripada tahajud dalam keadaan sakit. Maka memperbaiki gizi juga merupakan ibadah. Jangan pelit untuk membeli makanan bergizi karena sekali saja kita sakit akan membutuhkan biaya yang lebih besar. Menjaga kesehatan akan membawa kebaikan.
Kekuatan yang kedua adalah kekuatan finansial. Kekuatan ini juga akan membawa pada kebaikan. Contohnya pergi ke pengajian (majelis ilmu) memerlukan biaya, bahkan semua episode hidup ini memerlukan biaya. Nabi Muhammad menikah pertama kali tidak dengan Siti Aisyah melainkan dengan Siti Khadijah yang memiliki pilar ekonomi yang kuat.
Hal ini penting bagi umat Islam. Jangan menganggap orang kaya itu paling belakang masuk ke surga. Itu tidak penting, kita dicintai Allah di dunia dan akhiratlah yang kita cari. Golongan orang yang masuk surga tanpa hisab adalah ulama, orang kaya yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, mujahadah yang mati syahid dan haji mabrur.
Dikisahkan ketika dipersilahkan masuk ke surga, haji mabrur terlebih dahulu tetapi dia menolak dengan alasan harus ulama dahulu karena ia mengetahui hukum-hukum haji dari gurunya yang seorang ulama. Begitu pula mujahid, ia tidak akan mengetahui keutamaan jihad kalau tidak ada ulama yang mengajarkannya. Tetapi ketika ulama dipersilahkan, ia malah mempersilahkan orang kaya karena ia menganggap jika tidak ada bangunan-bangunan islami yang dibiayai oleh orang kaya ia tidak mungkin dapat berdakwah.
Kita itu sebenarnya kaya tetapi jatahnya saja yang tidak diambil. Kita itu jatahnya banyak lihat saja bumi Indonesia yang begitu kaya. Kita itu belum maksimal, tubuh belum all-out, otak belum diperas, doa belum maksimal. Kalau kita gabung kekuatan otak, fisik, doa bertemu dengan rezeki pasti berkah, insya Allah.
Tetapi kita jangan mengumpulkan harta untuk bermewah-mewahan. Kumpulkan harta untuk bangun kebajikan, tolong orang banyak. Kita tidak akan membawa harta ini sampai mati. Di sisi Allah catatannya akan bertambah jika kita nafkahkan di jalan Allah. Jangan pernah merasa puas dengan pendapatan yang ada, kerja lebih keras lagi. Bangunlah terus sampai kita mati. Kalau kita mati meninggalkan perusahaan masih ada bawahan yang makan dari pendapatan perusahaan kita.
Cita-cita itu jangan muluk-muluk, di dunia juga kita harus berhasil. Jangan sampai hanya memfokuskan ke akhirat saja yang belum tentu sukses dan mengabaikan dunia, karena kita sekarang tinggal di dalamnya. Kita seharusnya hidup itu cukup bersahaja saja, tolong banyak orang, ini yang seharusnya menjadi gaya hidup kita. Peras lagi otak kita. Kalau pecinta dunia itu mencari dunia untuk kepuasan dirinya, pecinta Allah mencari dunia untuk mendapatkan kedekatan dengan Allah. Pecinta dunia dengan pecinta Allah sama giatnya, kita bahkan lebih giat dari mereka karena kita pakai doa. Kita kejar dunia dengan bersimbah peluh berkuah keringat. Kita peras otak buat perusahaan yang profesional. Tetapi kepuasan kita bukan ketika berkumpulnya uang, bukan punya perusahaannya, kepuasaan kita adalah ketika ada orang lapar yang bisa makan dengan bekerja pada perusahaan kita; ada seorang bapak yang terangkat martabatnya dengan bekerja; orang yang tidak berpakaian menjadi berpakaian; orang yang anaknya tidak sekolah jadi sekolah; inilah yang kita nikmati.
Kalau untuk kita secukupnya saja, wajar dan proporsional, selebihnya sedekahkan. Percayalah kita sudah punya rezekinya masing-masing. Terus evaluasi diri, bangun kekuatan diri, yang penting berkah. Jangan sampai kita dapat harta haram yang akan menjadi racun bagi kita.
Kekuatan yang ketiga adalah kekuatan intelektual. Kita harus meningkatkan kekuatan ini. Sebuah bangunan akan kokoh karena pondasinya yang kuat dan kokoh. Kita masih sering terfokus pada aksesoris bangunannya tetapi bukan itu yang terpenting, melainkan pondasinya. Kita masih sering terfokus pada harta, pangkat, jabatan, dan popularitas. Tetapi semua ini bencana kalau pondasi kita tidak kuat. Mengapa banyak pemimpin yang roboh? Mengapa banyak sekali orang yang ketika tidak punya uang saleh, ketika punya uang roboh? Ada juga orang yang memiliki daya tahan yang tinggi tetapi ketika punya uang malah jadi maksiat?
Maka ketika kita punya uang banyak, harus meningkat pula kekuatan keimanannya yang merupakan pondasi yaitu Keyakinan Kepada Allah. Iman itu pupuknya adalah ilmu. Ilmu akan mengokohkan pondasi kita, ketika mendapatkan uang tidak akan memperdayakan kita, ketika punya kedudukan kita biasa saja.
Oleh karena itu tidak cukup hanya di majelis taklim saja, di rumah, di jalan harus terus dibangun kekuatan keilmuan kita. Tidak ada hari tanpa ilmu. Kemana pun pergi di saku harus ada buku. Setiap ada kesempatan buka dan baca. Karena ilmu kita kuat, karena ilmu pula kita bisa menguatkan yang lain.
Mulai sekarang kita kuatkan ilmu kita untuk menguatkan keimanan kita. Terus saja cari supplier ilmu. Cari terus akses ilmu agar semakin kuat iman kita yang merupakan buah dari ilmu dan wawasan kita.
Kekuatan berikutnya adalah kekuatan mental. Ia merupakan buah dari kuat iman. Tiap hari harus selalu dilatih untuk tidak mudah marah, tidak mudah tersinggung, tidak mudah tergelincir. Makin kuat membaja mental kita insya Allah ringan hidup ini. Kita harus seperti intan ditimpa batako, intannya tetap cemerlang.
Tidak mungkin kita kuat kalau tidak latihan. Apa pun yang terjadi harus menjadi latihan kekuatan iman kita. Nikmati sebagai latihan, setiap episode yang terjadi dalam hidup kita sehingga semakin kuat iman dan mental.
Yang terakhir adalah kekuatan ruhiah, karena kalau ruhiah kita sudah kuat kita akan menjadi saleh luar biasa. Kalau kekuatan ruhiahnya sudah terpancar bagai cahaya matahari masuk ke relung-relung hati, menumbuhkan bibit-bibit, menerangi yang ada dalam kegelapan, menyegarkan yang layu. Andaikata kekuatan lainnya terbatas, kita bangun kekuatan ruhiah kita. Sekali bicara daya gugahnya akan terhunjam, daya rubahnya akan kuat. Perkataan yang sama, akan berbeda hasilnya kalau keluar dari orang yang kuat ruhiahnya dengan yang lemah ruhiahnya.
Saudaraku, Rasulullah kalau marah semua orang menangis, kita marah selama satu jam malah akan menimbulkan kebencian. Oleh karena itu marilah kita bangun kekuataan ruhiah agar kita ini efektif menjadi manfaat bagi orang lain. Bagaimana caranya membangun kekuatan ruhiah? Jawabannya adalah "Sucikan diri". Amat sangat beruntung orang yang menjaga kebeningan hatinya.
Pandangan dijaga, omongan dijaga, telinga hanya mendengar sesuatu yang disukai Allah dan bermanfaat. Semua yang kita rasakan harus mendekatkan diri kita kepada Allah, juga riyadohnya harus lebih digencarkan. Malam harus tahajud meskipun hanya dua rakaat tetapi dengan kualitas yang tetap terjaga. Senin-Kamis usahakan shaum. Ketika punya uang latih untuk keluarkan sedekah. Mata dilatih untuk menunduk, mulut dilatih bicara hanya seperlunya saja, pendengaran yang tidak perlu dikurangi, lisan usahakan selalu berdzikir, shalat tepat waktu, jaga wudhu.
Makin kita latih terus mendekat kepada Allah nanti akan makin bercahaya hati kita, makin kokoh ruhiah kita. Kita nantinya dengan izin Allah akan sampai pada titik tertentu sehingga akan kelihatan rahasia dunia ini, kemudian lintasan rezeki akan terlihat yang membuat kita tidak panik. Kita akan mengerti hikmah dibalik musibah, akan mengerti akan episode-episode hidup. Dalilnya adalah "Dan tidak ada lagi di dunia ini selain kesenangan yang menipu." Nanti kita akan melihat dunia itu dari sudut yang lain.
Ketika kita berbuat sesuatu kita dapat mengetahui manfaat jauh sebelumnya. Oleh karena itu bukan kejadiannya yang kita nikmati, melainkan hikmah dibalik kejadian tersebut. "Kelezatan itu ketika kita tenggelam dalam samudra hikmah," sehingga kejadian bagaimanapun akan kita sikapi dengan biasa-biasa saja.
Jika kita punya kekuatan fisik, finansial, intelektual, mental dan ruhiah, kita akan tampil menjadi manusia prima yang lebih baik dari yang lain dan lebih dicintai oleh Allah. Rindukanlah sepanjang hidup kita harus membangun terus kekuataan bukan untuk dzalim kepada orang lain, melainkan untuk mencegah kedzaliman. Walhamdulillahirobbil'alamin.
Di kutip dari Abdullah Gymnastiar
Hakikat Dosa
Manusia hakikatnya tempat segala dosa. Pada dirinya, berkumpul berbagai kekurangan dan kelemahan. Dalam jiwanya, bersemayam kekhilafan dan kealpaan hingga tercipta dosa yang membuat ia berjarak pada khaliknya.
Akan tetapi, ada kalanya dosa bisa membuat manusia dekat pada Allah. Dosa yang membuat pelakunya semakin mengenal dan mencintai Allah. Dosa yang digariskan oleh Allah sebagai penunjuk jalan agar ia sadar dan mendekati diri-Nya.
Ada tiga dosa yang dapat membuat seseorang menyadari hakikat dan eksistensinya sebagai hamba Allah. Yaitu pertama, dosa yang tidak diingini. Dosa yang diperbuat, karena kealphaan semata. Saat melakukan perbuatan yang berbuah dosa itu, tidaklah direncanakan. Ia tercipta karena kekhilafan bukan kebiasaan.
Kedua, dosa yang menimbulkan rasa tidak nyaman. Dosa yang dilakukan, meninggalkan bekas yang membuat galau hati. Rasa yang menyebabkan pelakunya dihantui rasa bersalah di setiap detik hidupnya. Ia sama sekali tidak menikmati dosa-dosa yang dilakukan.
Dan ketiga, dosa yang membuat seseorang menjadi tersungkur pada Allah. Cirinya, ia menyesal saat menyadari dosa yang telah diperbuat, dan tobat memohon ampunan Allah.
Yakinlah bahwa seseorang bisa tergelincir ke perbuatan dosa karena berkurangnya perlindungan dari Allah. Karenanya, jangan pernah putus harapan ketika menyadari besarnya dosa yang telah diperbuat. Jangan pernah sedikit pun meragukan kasih sayang Allah. Bahkan seseorang akan ‘benar-benar’ berdosa bila meyakini dosanya tidak terampuni. Sebab ia meragukan Allah sebagai Ar-Rahman dan Ar-Rahim.
Begitu juga, jangan pernah memandang rendah orang yang berdosa namun bertobat karenanya. Lebih mulia seseorang yang bertobat akan dosa yang ia lakukan daripada mereka yang menyombongkan dirinya dan merasa aman dengan berbagai amal yang ia lakukan.
Yang penting bukanlah membanggakan diri sebagai manusia tanpa dosa, tetapi bagaimana membuat hanya Allah di hati, meskipun beribu dosa menyesaki.
Aa Gym
Akan tetapi, ada kalanya dosa bisa membuat manusia dekat pada Allah. Dosa yang membuat pelakunya semakin mengenal dan mencintai Allah. Dosa yang digariskan oleh Allah sebagai penunjuk jalan agar ia sadar dan mendekati diri-Nya.
Ada tiga dosa yang dapat membuat seseorang menyadari hakikat dan eksistensinya sebagai hamba Allah. Yaitu pertama, dosa yang tidak diingini. Dosa yang diperbuat, karena kealphaan semata. Saat melakukan perbuatan yang berbuah dosa itu, tidaklah direncanakan. Ia tercipta karena kekhilafan bukan kebiasaan.
Kedua, dosa yang menimbulkan rasa tidak nyaman. Dosa yang dilakukan, meninggalkan bekas yang membuat galau hati. Rasa yang menyebabkan pelakunya dihantui rasa bersalah di setiap detik hidupnya. Ia sama sekali tidak menikmati dosa-dosa yang dilakukan.
Dan ketiga, dosa yang membuat seseorang menjadi tersungkur pada Allah. Cirinya, ia menyesal saat menyadari dosa yang telah diperbuat, dan tobat memohon ampunan Allah.
Yakinlah bahwa seseorang bisa tergelincir ke perbuatan dosa karena berkurangnya perlindungan dari Allah. Karenanya, jangan pernah putus harapan ketika menyadari besarnya dosa yang telah diperbuat. Jangan pernah sedikit pun meragukan kasih sayang Allah. Bahkan seseorang akan ‘benar-benar’ berdosa bila meyakini dosanya tidak terampuni. Sebab ia meragukan Allah sebagai Ar-Rahman dan Ar-Rahim.
Begitu juga, jangan pernah memandang rendah orang yang berdosa namun bertobat karenanya. Lebih mulia seseorang yang bertobat akan dosa yang ia lakukan daripada mereka yang menyombongkan dirinya dan merasa aman dengan berbagai amal yang ia lakukan.
Yang penting bukanlah membanggakan diri sebagai manusia tanpa dosa, tetapi bagaimana membuat hanya Allah di hati, meskipun beribu dosa menyesaki.
Aa Gym
Sabtu, 03 April 2010
Do'a Sapu Jagad
Begitu populernya do'a ini. Sebuah do'a yang tertera dalam kitab suci Al-Qur'an, surat Al-Baqarah ayat 201. Di dalam kegiatan manasik haji, do'a ini menjadi idola para calon jamaah haji. Maklum dengan hafal do'a ini, konon akan mempermudah para jama'ah dalam melakukan aktivitas perjalanan hajinya.
Do'a ini mampu mengganti do'a-do'a lain, yang begitu banyak tersebar dalam setiap aktivitas di tanah haram. Begitu populernya do'a ini, sehingga setiap orang ketika melakukan do'a untuk memohon sesuatu kepada Allah, baik secara pribadi maupun secara kolektif, selalu ditutup dengan do'a ini.
QS. Al-Baqarah (2) : 200 - 202
Apabila kamu telah menyelesaikan ibadah hajimu, maka berzikirlah kepada Allah, sebagaimana kamu menyebut-nyebut nenek moyangmu, atau berzikir lebih banyak dari itu. Maka di antara manusia ada orang yang berdo'a: "Ya Tuhan kami, berilah kami (kebaikan) di dunia", dan tiadalah baginya bahagian di akhirat.
Dan di antara mereka ada orang yang berdo'a: "Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka". Mereka itulah orang-orang yang mendapat bahagian dari apa yang mereka usahakan; dan Allah sangat cepat perhitungan-Nya.
Sungguh sangat layak do'a ini disebut sebagai doa 'sapu jagad' atau doa universal, sebab :
1. Jangkauannya kini & Nanti (dunia & akhirat)
Apa yang diinginkan oleh do'a ini memiliki jangkauan yang sangat luas. Isi dalam do'a ini tidak menginginkan suatu yang bersifat materi, tetapi lebih kepada sesuatu yang memiliki makna lebih penting, lebih luas, lebih menyeluruh, dengan masa yang sangat panjang. Tidak terbatas pada kehidupan dunia saja tetapi, menjangkau pada kehidupan akhir yang lebih abadi, lebih kekal, dan lebih indah dibanding dengan kehidupan kini.
QS. Al-A'laa (87) : 16-17
Tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi. Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal.
QS. Qashash (28) : 77
Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan, janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.
Meskipun urusan duniawi begitu kecilnya dibandingkan dengan urusan akhirat, tetapi tetap urusan duniawi jangan dilupakan. Karena melalui dunia inilah keberhasilan akhirat akan kita dapatkan.
2. Mengapa formulasinya dunia lebih dahulu ?
Apakah lebih penting dunia dibanding akhirat? Seseorang bertanya dalam suatu diskusi agama. "Apabila akhirat lebih penting, mengapa di dalam kita berdo'a, yang diucapkan lebih dahulu, atau yang diminta lebih dahulu adalah kebahagiaan dunia? Bukan kebahagiaan akhirat? Apa maksudnya?" Maka dengan bijaksana, sang ustadz-pun menjawab: "Benar, bahwa akhirat itu memang lebih penting. Dengan didahulukannya sebutan dunia, bukan 'berarti dunia yang lebih penting, tetapi justru akhirat-lah yang jauh lebih penting."
Lanjut pak Ustadz : "Rasul pernah mengatakan bahwa hidup ini bagaikan garis lurus. Jika anda yakin seperti apa yang disampaikan Rasulullah, maka sebenarnya dunia dan akhirat berada pada satu garis lurus. Artinya kita akan bertemu dengan akhirat setelah kita melalui dunia ini."
Dengan kata lain, jika yang kita tuju hanya dunia saja, kita tidak akan bertemu dengan akhirat. Karena letaknya akhirat di ujung perjalanan. Sebaliknya jika yang kita tuju adalah kehidupan akhirat, kita pasti akan bertemu dan melewati dunia." "Hal itu dikarenakan posisi dunia berada pada jarak yang lebih dekat, sementara akhirat berada pada penghujung perjalanan manusia....". "...alhamdulillaah, saya mengerti ustadz, terima kasih..." jawab sang penanya.
3. Perbandingan dunia dan akhirat
Selain masalah sebutan yang mendulukan dunia daripada akhirat, perbandingan dunia dan akhirat selalu saja menjadi bahan pembicaraan dalam setiap diskusi. Kata seseorang peserta diskusi : "Dunia ini begitu luasnya, bumi tak ada artinya dibanding dengan besarnya alam semesta raya yang sulit diukur batasnya. Lalu bagaimana dengan kehidupan akhirat nanti? Seberapa luas kehidupan akhirat nanti?"
Pak Ahmad, sebagai salah satu peserta diskusi mencoba menjawabnya :"...tentu kita tidak bisa mengukur secara pasti luasnya negeri akhirat, tetapi saya teringat kata rasulullah saw, bahwa perbandingan dunia dengan akhirat seperti setetes air yang jatuh dari ujung jari kita ke dalam samudera. Sementara air yang ada di samudera itulah akhirat nanti...!
Berarti benar-benar kehidupan dunia yang nampaknya luas dan besar ini, tidak ada artinya sama sekali, dibanding dengan kehidupan akhirat. Yang jauh lebih luas, jauh lebih kekal, jauh lebih abadi, dan jauh lebih indah..." Peserta diskusinya pun membenarkan pendapatnya.
Begitu pendapatnya disetujui oleh peserta lain, Ahmad pun membuka Al-Qur'an yang ada di tangannya, dan ia mengutip sebuah ayat Al-qur'an yang berbunyi :
Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di ahirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.
(QS. Al-Hadiid 57 : 20)
4. Digunakan sebagai penutup do'a
Disebut do'a sapu jagad, karena do'a ini telah disepakati oleh para ulama, bahwa berdo'a tanpa do'a ini rasanya tidak lengkap. Bahkan begitu populernya do'a sapu jagad ini, sampai seorang non Islam yang bekerja sebagai fotografer pada suatu acara pernikahan, ia hafal betul. Setelah pak ustadz membaca do'a "Rabbanaa aatina fiddunya hasanah..."ini, sang fotografer pun mengetahui bahwa do'a telah menjelang selesai. Dan ia siap bertugas untuk memotret acara berikutnya.
Pak Robert sang juru potret itu, ketika ditanya oleh seseorang yang kebetulan duduk di sebelahnya, mengapa ia mengetahui bahwa do'a pada acara itu sudah menjelang selesai? ia menjawab :
"wah, saya sudah hafal betul. Do'a sepanjang apa pun menurut pengalaman saya, jika sudah sampai pada do'a tersebut berarti do'a sudah hampir selesai." Katanya.
5. Tidak berani minta surga
Satu hal yang perlu kita ingat dan kita renungkan, ialah bahwa dalam do'a ini kita tidak diajari untuk meminta surga. Sementara dalam kehidupan kita sehari-hari apabila kita bertanya pada setiap orang, apa yang mereka inginkan jika mereka berbuat baik? Mungkin lebih dari sembilan puluh persen mereka akan mengatakan minta surga. Tetapi do'a sapujagad ini, do'a yang paling dihafal oleh seluruh umat Islam ini adalah do'a yang di dalamnya tidak mengajarkan untuk minta surga. Ada apa gerangan? Mengapa?
Dari seluruh ayat Al-Qur'an yang di dalamnya terdapat kata-kata surga, tidak satu pun ayat yang mengatakan bahwa manusia dengan perbuatan baiknya yang telah dilakukan ketika hidup di dunia, dengan sendirinya ia akan masuk surga. Tetapi yang ada di dalam Al-Qur'an ialah bahwa Allah-lah yang akan memasukkan surga kepada siapa yang dikehendakiNya. Allah menggunakan kekuasaanNya, dan akan memasukkan surga kepada siapa saja yang dikehendakiNya. Surga adalah milik Allah. Surga adalah sebuah hadiah dari Allah bagi orang yang berhasil dalam perjuangannya ketika di dunia.
Surga adalah tempat kenikmatan yang diberikan oleh Allah Swt. Surga bukan ada dengan sendirinya. Surga bukan tujuan akhir bagi seorang hamba. Sebab tujuan akhir dari perjalanan manusia adalah Allah Swt. Dzat Yang Maha Indah, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Bijaksana, Raja di hari kemudian, Dialah Allah Azza walla, Dzat Yang Maha segala Maha.... Yang hanya kepadaNya semua akan kembali.
QS. At-Taubah (9) : 21
Tuhan mereka menggembirakan mereka dengan memberikan rahmat daripada-Nya, keridhaan dan surga, mereka memperoleh di dalamnya kesenangan yang kekal,
QS. An-Nisa' (4) :13
Hukum-hukum tersebut itu adalah ketentuan-ketentuan dari Allah. Barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam surga yang mengalir di dalamnya sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah kemenangan yang besar.
QS.Al-Insan (76) : 31
Dia memasukkan siapa yang dikehendakiNya ke dalam rahmat-Nya (surga). Dan bagi orang-orang zalim disediakan-Nya azab yang pedih.
6. Yang diminta dalam do'a sapu jagad
Dalam do'a tersebut yang diharapkan dan diminta oleh seorang hamba kepada Tuhannya ada tiga aspek utama. Yang hal tersebut secara eksplisit lebih dipentingkan dari pada surga.
a. Dunia yang Khasanah
Apakah dunia yang khasanah itu? Dunia yang khasanah adalah kehidupan dunia yang menentramkan hati, yang menjadikan jiwa menjadi tenang dan damai. Merasa cukup dengan apa yang dimilikinya. Bisa sabar terhadap ujian dan cobaan yang menimpa, serta selalu bersyukur terhadap nikmat yang yang diberikan.
QS. Al-Fajr (89) : 27-30
Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam surga-Ku.
b. Akhirat yang Khasanah
Apakah akhirat yang khasanah itu? Kehidupan di hari akhir nanti tak ada pilihan lain kecuali surga atau neraka. Surga adalah tempat balasan bagi orang-orang yang berhasil dalam kehidupannya. Ia telah sukses menjalankan perintah Allah, dan dengan rela ia meninggalkan larangan-laranganNya.
Sementara neraka adalah tempat siksa bagi orang-orang yang ingkar kepada Allah. Mereka selalu melakukan perbuatan yang dilarangNya dan tidak pernah menjalankan apa yang diperintahkanNya.
Di alam akhirat nanti, orang-orang yang mendapatkan akhirat khasanah, mereka betul-betul bahagia. Selain mendapatkan surga yang telah dijanjikan Allah, mereka juga bertemu dengan Allah swt dalam keadaan bahagia.
QS. Al-Hasyr (59) : 20
Tiada sama penghuni-penghuni neraka dengan penghuni-penghuni surga; penghuni-penghuni surga itulah orang-orang yang beruntung.
QS.Al-Kahfi (18) : 31
Mereka itulah (orang-orang yang) bagi mereka surga 'Adn, mengalir sungai-sungai di bawahnya; dalam surga itu mereka dihiasi dengan gelang emas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutera halus dan sutera tebal, sedang mereka duduk sambil bersandar di atas dipan-dipan yang indah. Itulah pahala yang sebaik-baiknya, dan tempat-istirahat yang indah;
QS. Ali-Imran (3) : 12
Katakanlah kepada orang-orang yang kafir: "Kamu pasti akan dikalahkan (di dunia ini) dan akan digiring ke dalam neraka Jahannam. Dan itulah tempat yang seburuk-buruknya".
c. Terhindar dari siksa api neraka
Neraka, adalah seburuk-buruknya tempat kembali. Demikian informasi dari Al-Qur'an al Karim. Bahkan bahan bakarnya terdiri dari manusia dan batu. uih, begitu menggiriskan...tentu saja sebagai hamba yang beriman kita mohon untuk dihindarkan dari siksa neraka ini. Karenanya do'a sapu jagad tersebut, betul-betul do'a yang tepat, yang universal, yang dipakai untuk penutup dari segala do'a.
QS. Ali-Imran (3) : 10
Sesungguhnya orang-orang yang kafir, harta benda dan anak-anak mereka, sedikitpun tidak dapat menolak (siksa) Allah dari mereka. Dan mereka itu adalah bahan bakar api neraka,
QS. Ali-Imran (3) : 192
Ya Tuhan kami, sesungguhnya barangsiapa yang Engkau masukkan ke dalam neraka, maka sungguh, telah Engkau hinakan ia, dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun.
7. Yang penting adalah mendapat ampunanNya
Mohon ampun adalah salah satu sifat dari orang yang taqwa. Di dalam Al-Qur'an disebutkan bagaimana ciri-ciri orang yang bertaqwa yang selalu mohon ampunan Allah
QS. An-Nisa' (4) : 106
dan mohonlah ampun kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
QS. An-Nisa' (4) : 110
Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
QS. Ali-Imran (3) : 17
(yaitu) orang-orang yang sabar, yang benar, yang tetap ta'at, yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah), dan yang memohon ampun di waktu sahur.
Bahkan mohon ampun di waktu malam (waktu sahur), merupakan salah satu ciri istimewa bagi orang yang bertaqwa. Bangun di waktu sepertiga malam ketika sebagian besar manusia terlelap dalam tidurnya, seorang hamba yang bertaqwa bangun dari tidurnya. Bergegas ia ke kamar mandi mengambil air wudhu. Dibasuhnya semua perilaku yang salah, melalui tangannya. Dibasuhnya ucapan yang sering khilaf melalui mulutnya. Dibasuhnya pandangannya, dibasuhnya nafasnya, dibasuhnya fikirannya... Dan akhirnya dibasuhnya kedua kakinya dengan maksud agar langkah kakinya yang sering tak terarah itu menjadi bersih, suci, untuk menghadap sang Ilahi.
Dan akhirnya setelah semua anggota wudhu' sudah dibasuhnya dengan khusyu, ia mengangkat kedua tangannya untuk bermunajat kepada Allah:
"Asyhadu an laa ilaaha illallahu wahdahu la syarika lahu, wa asyhadu anna Muhammad abduhu warasuluhu. Allahummaj'alni minattawwabina, waj'alni minal mutathahhiriina." (HR. Attirmidzi)
Aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah. Ya Allah jadikanlah aku sebagai golongan orang-orang yang bertaubat, dan jadikanlah aku dari golongan orang-orang yang suci.
Dengan wudhu yang semacam itu, maka terasa begitu lapang dada ini. Maka ketika seorang hamba mengangkat kedua tangannya untuk memulai shalat, yaitu ketika takbiratul ihram, niscaya hatinya akan terfokus hanya untuk Allah semata. Bacaan saat itu terasa menggetarkan dada. Dan insya Allah, Allah Swt sebagai Dzat Yang Maha Pengampun akan memaafkan segala kesalahan hambaNya.
Ampunan adalah kunci surga. Tak ada seorang pun yang bisa masuk surga tanpa ampunanNya. Sebab manusia selalu berpeluang untuk melakukan kesalahan.
Seorang yang mendapatkan ampunanNya insya Allah jalannya akan lurus. Dan insya Allah akan mendapat kesuksesan dalam hidupnya. Baik di dunia ini lebih-lebih dalam kehidupan akhirat nanti.
Sungguh tak seorang pun yang bersih dari khilaf dan salah. Manakala seorang hamba terlanjur berbuat salah, maka mohon ampun itulah obat mujarabnya. Dengan bertaubat sebenar-benarnya taubat, insya Allah terbukalah hijab yang menutupi hatinya. Karena hijab inilah yang membuat manusia menjadi tertutup nuraninya, sehingga sering berbuat salah. Dan Allah pun, insya Allah akan memberikan ampunan yang tiada terhingga itu, untuk hamba yang dicintaiNya.
di kutip dari dt
Do'a ini mampu mengganti do'a-do'a lain, yang begitu banyak tersebar dalam setiap aktivitas di tanah haram. Begitu populernya do'a ini, sehingga setiap orang ketika melakukan do'a untuk memohon sesuatu kepada Allah, baik secara pribadi maupun secara kolektif, selalu ditutup dengan do'a ini.
QS. Al-Baqarah (2) : 200 - 202
Apabila kamu telah menyelesaikan ibadah hajimu, maka berzikirlah kepada Allah, sebagaimana kamu menyebut-nyebut nenek moyangmu, atau berzikir lebih banyak dari itu. Maka di antara manusia ada orang yang berdo'a: "Ya Tuhan kami, berilah kami (kebaikan) di dunia", dan tiadalah baginya bahagian di akhirat.
Dan di antara mereka ada orang yang berdo'a: "Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka". Mereka itulah orang-orang yang mendapat bahagian dari apa yang mereka usahakan; dan Allah sangat cepat perhitungan-Nya.
Sungguh sangat layak do'a ini disebut sebagai doa 'sapu jagad' atau doa universal, sebab :
1. Jangkauannya kini & Nanti (dunia & akhirat)
Apa yang diinginkan oleh do'a ini memiliki jangkauan yang sangat luas. Isi dalam do'a ini tidak menginginkan suatu yang bersifat materi, tetapi lebih kepada sesuatu yang memiliki makna lebih penting, lebih luas, lebih menyeluruh, dengan masa yang sangat panjang. Tidak terbatas pada kehidupan dunia saja tetapi, menjangkau pada kehidupan akhir yang lebih abadi, lebih kekal, dan lebih indah dibanding dengan kehidupan kini.
QS. Al-A'laa (87) : 16-17
Tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi. Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal.
QS. Qashash (28) : 77
Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan, janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.
Meskipun urusan duniawi begitu kecilnya dibandingkan dengan urusan akhirat, tetapi tetap urusan duniawi jangan dilupakan. Karena melalui dunia inilah keberhasilan akhirat akan kita dapatkan.
2. Mengapa formulasinya dunia lebih dahulu ?
Apakah lebih penting dunia dibanding akhirat? Seseorang bertanya dalam suatu diskusi agama. "Apabila akhirat lebih penting, mengapa di dalam kita berdo'a, yang diucapkan lebih dahulu, atau yang diminta lebih dahulu adalah kebahagiaan dunia? Bukan kebahagiaan akhirat? Apa maksudnya?" Maka dengan bijaksana, sang ustadz-pun menjawab: "Benar, bahwa akhirat itu memang lebih penting. Dengan didahulukannya sebutan dunia, bukan 'berarti dunia yang lebih penting, tetapi justru akhirat-lah yang jauh lebih penting."
Lanjut pak Ustadz : "Rasul pernah mengatakan bahwa hidup ini bagaikan garis lurus. Jika anda yakin seperti apa yang disampaikan Rasulullah, maka sebenarnya dunia dan akhirat berada pada satu garis lurus. Artinya kita akan bertemu dengan akhirat setelah kita melalui dunia ini."
Dengan kata lain, jika yang kita tuju hanya dunia saja, kita tidak akan bertemu dengan akhirat. Karena letaknya akhirat di ujung perjalanan. Sebaliknya jika yang kita tuju adalah kehidupan akhirat, kita pasti akan bertemu dan melewati dunia." "Hal itu dikarenakan posisi dunia berada pada jarak yang lebih dekat, sementara akhirat berada pada penghujung perjalanan manusia....". "...alhamdulillaah, saya mengerti ustadz, terima kasih..." jawab sang penanya.
3. Perbandingan dunia dan akhirat
Selain masalah sebutan yang mendulukan dunia daripada akhirat, perbandingan dunia dan akhirat selalu saja menjadi bahan pembicaraan dalam setiap diskusi. Kata seseorang peserta diskusi : "Dunia ini begitu luasnya, bumi tak ada artinya dibanding dengan besarnya alam semesta raya yang sulit diukur batasnya. Lalu bagaimana dengan kehidupan akhirat nanti? Seberapa luas kehidupan akhirat nanti?"
Pak Ahmad, sebagai salah satu peserta diskusi mencoba menjawabnya :"...tentu kita tidak bisa mengukur secara pasti luasnya negeri akhirat, tetapi saya teringat kata rasulullah saw, bahwa perbandingan dunia dengan akhirat seperti setetes air yang jatuh dari ujung jari kita ke dalam samudera. Sementara air yang ada di samudera itulah akhirat nanti...!
Berarti benar-benar kehidupan dunia yang nampaknya luas dan besar ini, tidak ada artinya sama sekali, dibanding dengan kehidupan akhirat. Yang jauh lebih luas, jauh lebih kekal, jauh lebih abadi, dan jauh lebih indah..." Peserta diskusinya pun membenarkan pendapatnya.
Begitu pendapatnya disetujui oleh peserta lain, Ahmad pun membuka Al-Qur'an yang ada di tangannya, dan ia mengutip sebuah ayat Al-qur'an yang berbunyi :
Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di ahirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.
(QS. Al-Hadiid 57 : 20)
4. Digunakan sebagai penutup do'a
Disebut do'a sapu jagad, karena do'a ini telah disepakati oleh para ulama, bahwa berdo'a tanpa do'a ini rasanya tidak lengkap. Bahkan begitu populernya do'a sapu jagad ini, sampai seorang non Islam yang bekerja sebagai fotografer pada suatu acara pernikahan, ia hafal betul. Setelah pak ustadz membaca do'a "Rabbanaa aatina fiddunya hasanah..."ini, sang fotografer pun mengetahui bahwa do'a telah menjelang selesai. Dan ia siap bertugas untuk memotret acara berikutnya.
Pak Robert sang juru potret itu, ketika ditanya oleh seseorang yang kebetulan duduk di sebelahnya, mengapa ia mengetahui bahwa do'a pada acara itu sudah menjelang selesai? ia menjawab :
"wah, saya sudah hafal betul. Do'a sepanjang apa pun menurut pengalaman saya, jika sudah sampai pada do'a tersebut berarti do'a sudah hampir selesai." Katanya.
5. Tidak berani minta surga
Satu hal yang perlu kita ingat dan kita renungkan, ialah bahwa dalam do'a ini kita tidak diajari untuk meminta surga. Sementara dalam kehidupan kita sehari-hari apabila kita bertanya pada setiap orang, apa yang mereka inginkan jika mereka berbuat baik? Mungkin lebih dari sembilan puluh persen mereka akan mengatakan minta surga. Tetapi do'a sapujagad ini, do'a yang paling dihafal oleh seluruh umat Islam ini adalah do'a yang di dalamnya tidak mengajarkan untuk minta surga. Ada apa gerangan? Mengapa?
Dari seluruh ayat Al-Qur'an yang di dalamnya terdapat kata-kata surga, tidak satu pun ayat yang mengatakan bahwa manusia dengan perbuatan baiknya yang telah dilakukan ketika hidup di dunia, dengan sendirinya ia akan masuk surga. Tetapi yang ada di dalam Al-Qur'an ialah bahwa Allah-lah yang akan memasukkan surga kepada siapa yang dikehendakiNya. Allah menggunakan kekuasaanNya, dan akan memasukkan surga kepada siapa saja yang dikehendakiNya. Surga adalah milik Allah. Surga adalah sebuah hadiah dari Allah bagi orang yang berhasil dalam perjuangannya ketika di dunia.
Surga adalah tempat kenikmatan yang diberikan oleh Allah Swt. Surga bukan ada dengan sendirinya. Surga bukan tujuan akhir bagi seorang hamba. Sebab tujuan akhir dari perjalanan manusia adalah Allah Swt. Dzat Yang Maha Indah, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Bijaksana, Raja di hari kemudian, Dialah Allah Azza walla, Dzat Yang Maha segala Maha.... Yang hanya kepadaNya semua akan kembali.
QS. At-Taubah (9) : 21
Tuhan mereka menggembirakan mereka dengan memberikan rahmat daripada-Nya, keridhaan dan surga, mereka memperoleh di dalamnya kesenangan yang kekal,
QS. An-Nisa' (4) :13
Hukum-hukum tersebut itu adalah ketentuan-ketentuan dari Allah. Barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam surga yang mengalir di dalamnya sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah kemenangan yang besar.
QS.Al-Insan (76) : 31
Dia memasukkan siapa yang dikehendakiNya ke dalam rahmat-Nya (surga). Dan bagi orang-orang zalim disediakan-Nya azab yang pedih.
6. Yang diminta dalam do'a sapu jagad
Dalam do'a tersebut yang diharapkan dan diminta oleh seorang hamba kepada Tuhannya ada tiga aspek utama. Yang hal tersebut secara eksplisit lebih dipentingkan dari pada surga.
a. Dunia yang Khasanah
Apakah dunia yang khasanah itu? Dunia yang khasanah adalah kehidupan dunia yang menentramkan hati, yang menjadikan jiwa menjadi tenang dan damai. Merasa cukup dengan apa yang dimilikinya. Bisa sabar terhadap ujian dan cobaan yang menimpa, serta selalu bersyukur terhadap nikmat yang yang diberikan.
QS. Al-Fajr (89) : 27-30
Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam surga-Ku.
b. Akhirat yang Khasanah
Apakah akhirat yang khasanah itu? Kehidupan di hari akhir nanti tak ada pilihan lain kecuali surga atau neraka. Surga adalah tempat balasan bagi orang-orang yang berhasil dalam kehidupannya. Ia telah sukses menjalankan perintah Allah, dan dengan rela ia meninggalkan larangan-laranganNya.
Sementara neraka adalah tempat siksa bagi orang-orang yang ingkar kepada Allah. Mereka selalu melakukan perbuatan yang dilarangNya dan tidak pernah menjalankan apa yang diperintahkanNya.
Di alam akhirat nanti, orang-orang yang mendapatkan akhirat khasanah, mereka betul-betul bahagia. Selain mendapatkan surga yang telah dijanjikan Allah, mereka juga bertemu dengan Allah swt dalam keadaan bahagia.
QS. Al-Hasyr (59) : 20
Tiada sama penghuni-penghuni neraka dengan penghuni-penghuni surga; penghuni-penghuni surga itulah orang-orang yang beruntung.
QS.Al-Kahfi (18) : 31
Mereka itulah (orang-orang yang) bagi mereka surga 'Adn, mengalir sungai-sungai di bawahnya; dalam surga itu mereka dihiasi dengan gelang emas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutera halus dan sutera tebal, sedang mereka duduk sambil bersandar di atas dipan-dipan yang indah. Itulah pahala yang sebaik-baiknya, dan tempat-istirahat yang indah;
QS. Ali-Imran (3) : 12
Katakanlah kepada orang-orang yang kafir: "Kamu pasti akan dikalahkan (di dunia ini) dan akan digiring ke dalam neraka Jahannam. Dan itulah tempat yang seburuk-buruknya".
c. Terhindar dari siksa api neraka
Neraka, adalah seburuk-buruknya tempat kembali. Demikian informasi dari Al-Qur'an al Karim. Bahkan bahan bakarnya terdiri dari manusia dan batu. uih, begitu menggiriskan...tentu saja sebagai hamba yang beriman kita mohon untuk dihindarkan dari siksa neraka ini. Karenanya do'a sapu jagad tersebut, betul-betul do'a yang tepat, yang universal, yang dipakai untuk penutup dari segala do'a.
QS. Ali-Imran (3) : 10
Sesungguhnya orang-orang yang kafir, harta benda dan anak-anak mereka, sedikitpun tidak dapat menolak (siksa) Allah dari mereka. Dan mereka itu adalah bahan bakar api neraka,
QS. Ali-Imran (3) : 192
Ya Tuhan kami, sesungguhnya barangsiapa yang Engkau masukkan ke dalam neraka, maka sungguh, telah Engkau hinakan ia, dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun.
7. Yang penting adalah mendapat ampunanNya
Mohon ampun adalah salah satu sifat dari orang yang taqwa. Di dalam Al-Qur'an disebutkan bagaimana ciri-ciri orang yang bertaqwa yang selalu mohon ampunan Allah
QS. An-Nisa' (4) : 106
dan mohonlah ampun kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
QS. An-Nisa' (4) : 110
Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
QS. Ali-Imran (3) : 17
(yaitu) orang-orang yang sabar, yang benar, yang tetap ta'at, yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah), dan yang memohon ampun di waktu sahur.
Bahkan mohon ampun di waktu malam (waktu sahur), merupakan salah satu ciri istimewa bagi orang yang bertaqwa. Bangun di waktu sepertiga malam ketika sebagian besar manusia terlelap dalam tidurnya, seorang hamba yang bertaqwa bangun dari tidurnya. Bergegas ia ke kamar mandi mengambil air wudhu. Dibasuhnya semua perilaku yang salah, melalui tangannya. Dibasuhnya ucapan yang sering khilaf melalui mulutnya. Dibasuhnya pandangannya, dibasuhnya nafasnya, dibasuhnya fikirannya... Dan akhirnya dibasuhnya kedua kakinya dengan maksud agar langkah kakinya yang sering tak terarah itu menjadi bersih, suci, untuk menghadap sang Ilahi.
Dan akhirnya setelah semua anggota wudhu' sudah dibasuhnya dengan khusyu, ia mengangkat kedua tangannya untuk bermunajat kepada Allah:
"Asyhadu an laa ilaaha illallahu wahdahu la syarika lahu, wa asyhadu anna Muhammad abduhu warasuluhu. Allahummaj'alni minattawwabina, waj'alni minal mutathahhiriina." (HR. Attirmidzi)
Aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah. Ya Allah jadikanlah aku sebagai golongan orang-orang yang bertaubat, dan jadikanlah aku dari golongan orang-orang yang suci.
Dengan wudhu yang semacam itu, maka terasa begitu lapang dada ini. Maka ketika seorang hamba mengangkat kedua tangannya untuk memulai shalat, yaitu ketika takbiratul ihram, niscaya hatinya akan terfokus hanya untuk Allah semata. Bacaan saat itu terasa menggetarkan dada. Dan insya Allah, Allah Swt sebagai Dzat Yang Maha Pengampun akan memaafkan segala kesalahan hambaNya.
Ampunan adalah kunci surga. Tak ada seorang pun yang bisa masuk surga tanpa ampunanNya. Sebab manusia selalu berpeluang untuk melakukan kesalahan.
Seorang yang mendapatkan ampunanNya insya Allah jalannya akan lurus. Dan insya Allah akan mendapat kesuksesan dalam hidupnya. Baik di dunia ini lebih-lebih dalam kehidupan akhirat nanti.
Sungguh tak seorang pun yang bersih dari khilaf dan salah. Manakala seorang hamba terlanjur berbuat salah, maka mohon ampun itulah obat mujarabnya. Dengan bertaubat sebenar-benarnya taubat, insya Allah terbukalah hijab yang menutupi hatinya. Karena hijab inilah yang membuat manusia menjadi tertutup nuraninya, sehingga sering berbuat salah. Dan Allah pun, insya Allah akan memberikan ampunan yang tiada terhingga itu, untuk hamba yang dicintaiNya.
di kutip dari dt
Apa Itu ISLAM
1. Dari Segi Bahasa
Islam berasal dari ASLAMA YUSLIMU ISLAMAN Artinya :
- Ketaatan dan kepatuhan
- Kedamaian dan keamanan
- Melepaskan diri dari penyakit lahir dan batin
Penjelasannya:
a) Ketaatan dan kepatuhan
Salah satu arti Islam adalah ketaatan dan kepatuhan. Kaitan arti Islam ini adalah dalam berhubungan dengan Alloh (hablum minalloh). Jadi yang dimaksud dengan ketaatan dan kepatuhan di sini adalah ketaatan dan kepatuhan kepada Alloh. Wujud dari ketaatan dan kepatuhan kepada Alloh adalah menuruti segala perintah Alloh dan menjauhi segala larangan Alloh.
b) Kedamaian dan keamanan
Salah satu arti Islam adalah kedamaian dan keamanan. Kaitan arti Islam ini adalah dalam berhubungan sesamam manusia dan lingkungan hidup. Jadi Islam turun untuk mendatangkan kedamaian dan keamanan bagi manusia dan lingkungan hidup. Prilaku-prilaku islami adalah prilaku-prilaku yang mendatangkan kedamaian dan keamanan bagi manusia dan lingkungan hidup.
c) Melepaskan diri dari penyakit lahir dan batin
Kaitan arti Islam ini adalah dalam berhubungan dengan diri sendiri. jadi yang dimaksud dengan melepaskan diri dari penyakit lahir dan batin adalah melepaskan diri dari penyakit lahir dan batin manusia itu sendiri.
Penyakit lahir yaitu perbuatan-perbuatan lahir yang tidak baik (dosa) yang biasa dilakukan.
Penyakit batin yaitu penyakit hati atau sikap dan perbuatan hati yang tidak baik (dosa).
Islam menuntut pada manusia agar selalu melepaskan diri dari penyakit lahir dan batin.
Dari ketiga arti tersebut, kehadiran Islam di dunia ini yang inti adalah untuk menjadikan manusia bersih lahir dan batinnya, hanya menyembah Alloh dan prilaku hidupnya mendatangkan kedamaian dan keamanan bagi sesama manusia dan lingkungan hidupnya.
2. Dari Segi Istilah
Islam adalah agama samawi (langit) yang diturunkan oleh Alloh SWT melalui utusan-Nya, Muhammad SAW, yang ajaran-ajarannya trdapat dalam kitab suci Al Qur'an dan sunnah dalam bentuk perintah-perintah, larangan-larangan dan petunjuk-petunjuk untuk kebaikan manusia, baik di dunia maupun di akhirat.
Penjelasannya:
- Agama Islam adalah agama yang berasal dari Alloh yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dan disampaikan kepada umat manusia.
- Ajaran-ajaran agama Islam terdapat dalam Al Qur'an dan Al Hadits.
- Isi dari ajaran-ajaran Islam merupakan petunjuk untuk kebaikan manusia di dunia dan akhirat.
- Jadi Alloh menurunkan agama Islam adalah untuk kebaikan manusia di dunia dan akhirat. Dengan demikian agama Islam adalah agama yang mendatangkan kebaikan di dunia dan akhirat.
3. Berdasarkan Sabda Nabi SAW
Umar bin Khothob r.a. berkata: Ketika kami berada di sisi Rosululloh SAW, tiba-tiba kami didatangi oleh seorang laki-laki yang sangat putih bajunya dan sangat hitam rambutnya, hingga tak kelihatan pada dirinya bekas perjalanan yang melelahkan. Tidak seorangpun dari kita mengenalnya, sehingga ia duduk di samping Nabi SAW dan kedua lututnya disandarkan pada lutut Nabi. Kedua tangannya diletakkan di atas kedua lutut Nabi sambil menanyakan:
Yaa Muhammad, mal islaam?
Artinya: Ya Muhammad, apakah Islam itu?
Maka Nabi SAW menjawab:
Al islaamu antsyhada anlaa ilaaha illallahi wa anna muhammadar rosuulullahi wa tuqiimus sholat wa tu'tiz zakaata wa tasuuma romadhoona wa tahajjul baita inistatho'tu ilaihi sabiila
Artinya:
Islam itu adalah:
- Hendaklah kamu bersaksi bahwa tiada tuhan yang patut disembah melainkan Alloh dan bahwa sesungguhnya Muhammad itu utusan Alloh.
- Dan hendaklah kamu mendirikan sholat
- Dan hendaklah kamu memberikan zakat.
- Dan hendaklah kamu berpuasa di bulan romadhon
- Dan hendaklah kamu mengerjakan haji ke Baitulloh kalau kamu dapat menjalankannya jika mampu)
Laki-laki itu berkata: "Engkau benar."
Maka kami heran padanya, ia menanya Nabi SAW (seakan-akan ia belum tahu) dan ia membenarkannya (seperti orang yang tahu).
Laki-laki itu bertanya lagi tentang iman dan ihsan dst.
Setelah peristiwa itu, Umar berkata: "Lalu lama saya diam."
Kemudian beliau (Nabi) bertanya: "Ya Umar, tahukah engkau siapa orang yang bertanya itu?"
Kataku: "Alloh dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui."
Nabi bersabda: "Sesungguhnya itu Jibril. Ia datang kepadamu untuk mengajarmu tentang agamamu." (HR Muslim)
Penjelasannya:
Jawaban Nabi atas pertanyaan malaikat Jibril tentang Islam. Itu adalah pokok-pokok Islam atau dikenal dengan rukun Islam. Islam sebenarnya bukan cuma itu. Tapi yang pokok adalah itu.
Kalau kita mau mengamalkan Islam, mulailah dari yang pokok itu dan dikerjakan dengan sebenar-benarnya. Insya Alloh nantinya akan berkembang dan akhirnya berjalan menuju ke kesempurnaan Islam yaitu ajdi muslim kaffah (total).
di kutip dari dt
Islam berasal dari ASLAMA YUSLIMU ISLAMAN Artinya :
- Ketaatan dan kepatuhan
- Kedamaian dan keamanan
- Melepaskan diri dari penyakit lahir dan batin
Penjelasannya:
a) Ketaatan dan kepatuhan
Salah satu arti Islam adalah ketaatan dan kepatuhan. Kaitan arti Islam ini adalah dalam berhubungan dengan Alloh (hablum minalloh). Jadi yang dimaksud dengan ketaatan dan kepatuhan di sini adalah ketaatan dan kepatuhan kepada Alloh. Wujud dari ketaatan dan kepatuhan kepada Alloh adalah menuruti segala perintah Alloh dan menjauhi segala larangan Alloh.
b) Kedamaian dan keamanan
Salah satu arti Islam adalah kedamaian dan keamanan. Kaitan arti Islam ini adalah dalam berhubungan sesamam manusia dan lingkungan hidup. Jadi Islam turun untuk mendatangkan kedamaian dan keamanan bagi manusia dan lingkungan hidup. Prilaku-prilaku islami adalah prilaku-prilaku yang mendatangkan kedamaian dan keamanan bagi manusia dan lingkungan hidup.
c) Melepaskan diri dari penyakit lahir dan batin
Kaitan arti Islam ini adalah dalam berhubungan dengan diri sendiri. jadi yang dimaksud dengan melepaskan diri dari penyakit lahir dan batin adalah melepaskan diri dari penyakit lahir dan batin manusia itu sendiri.
Penyakit lahir yaitu perbuatan-perbuatan lahir yang tidak baik (dosa) yang biasa dilakukan.
Penyakit batin yaitu penyakit hati atau sikap dan perbuatan hati yang tidak baik (dosa).
Islam menuntut pada manusia agar selalu melepaskan diri dari penyakit lahir dan batin.
Dari ketiga arti tersebut, kehadiran Islam di dunia ini yang inti adalah untuk menjadikan manusia bersih lahir dan batinnya, hanya menyembah Alloh dan prilaku hidupnya mendatangkan kedamaian dan keamanan bagi sesama manusia dan lingkungan hidupnya.
2. Dari Segi Istilah
Islam adalah agama samawi (langit) yang diturunkan oleh Alloh SWT melalui utusan-Nya, Muhammad SAW, yang ajaran-ajarannya trdapat dalam kitab suci Al Qur'an dan sunnah dalam bentuk perintah-perintah, larangan-larangan dan petunjuk-petunjuk untuk kebaikan manusia, baik di dunia maupun di akhirat.
Penjelasannya:
- Agama Islam adalah agama yang berasal dari Alloh yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dan disampaikan kepada umat manusia.
- Ajaran-ajaran agama Islam terdapat dalam Al Qur'an dan Al Hadits.
- Isi dari ajaran-ajaran Islam merupakan petunjuk untuk kebaikan manusia di dunia dan akhirat.
- Jadi Alloh menurunkan agama Islam adalah untuk kebaikan manusia di dunia dan akhirat. Dengan demikian agama Islam adalah agama yang mendatangkan kebaikan di dunia dan akhirat.
3. Berdasarkan Sabda Nabi SAW
Umar bin Khothob r.a. berkata: Ketika kami berada di sisi Rosululloh SAW, tiba-tiba kami didatangi oleh seorang laki-laki yang sangat putih bajunya dan sangat hitam rambutnya, hingga tak kelihatan pada dirinya bekas perjalanan yang melelahkan. Tidak seorangpun dari kita mengenalnya, sehingga ia duduk di samping Nabi SAW dan kedua lututnya disandarkan pada lutut Nabi. Kedua tangannya diletakkan di atas kedua lutut Nabi sambil menanyakan:
Yaa Muhammad, mal islaam?
Artinya: Ya Muhammad, apakah Islam itu?
Maka Nabi SAW menjawab:
Al islaamu antsyhada anlaa ilaaha illallahi wa anna muhammadar rosuulullahi wa tuqiimus sholat wa tu'tiz zakaata wa tasuuma romadhoona wa tahajjul baita inistatho'tu ilaihi sabiila
Artinya:
Islam itu adalah:
- Hendaklah kamu bersaksi bahwa tiada tuhan yang patut disembah melainkan Alloh dan bahwa sesungguhnya Muhammad itu utusan Alloh.
- Dan hendaklah kamu mendirikan sholat
- Dan hendaklah kamu memberikan zakat.
- Dan hendaklah kamu berpuasa di bulan romadhon
- Dan hendaklah kamu mengerjakan haji ke Baitulloh kalau kamu dapat menjalankannya jika mampu)
Laki-laki itu berkata: "Engkau benar."
Maka kami heran padanya, ia menanya Nabi SAW (seakan-akan ia belum tahu) dan ia membenarkannya (seperti orang yang tahu).
Laki-laki itu bertanya lagi tentang iman dan ihsan dst.
Setelah peristiwa itu, Umar berkata: "Lalu lama saya diam."
Kemudian beliau (Nabi) bertanya: "Ya Umar, tahukah engkau siapa orang yang bertanya itu?"
Kataku: "Alloh dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui."
Nabi bersabda: "Sesungguhnya itu Jibril. Ia datang kepadamu untuk mengajarmu tentang agamamu." (HR Muslim)
Penjelasannya:
Jawaban Nabi atas pertanyaan malaikat Jibril tentang Islam. Itu adalah pokok-pokok Islam atau dikenal dengan rukun Islam. Islam sebenarnya bukan cuma itu. Tapi yang pokok adalah itu.
Kalau kita mau mengamalkan Islam, mulailah dari yang pokok itu dan dikerjakan dengan sebenar-benarnya. Insya Alloh nantinya akan berkembang dan akhirnya berjalan menuju ke kesempurnaan Islam yaitu ajdi muslim kaffah (total).
di kutip dari dt
Nikmat dan Istidroj
Image Semoga di dalam kehidupan dunia yang fana ini Allah SWT memberikan kepada kita karunia NIKMAT
PEMBERIAN ALLAH SWT di Dunia
1. Nikmat
2. Istidroj
Nikmat : Karunia Allah yang diberikan kepada hamba-Nya yang beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, yang dicintai, disayangi & diridhoi-Nya
(QS.1. Al-Fatihah : 6-7)
“Tunjukkanlah kepada kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau berikan nikmat
kepada mereka, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula) mereka yang sesat”
(QS. 2 Al-Baqarah : 150)
“Maka janganlah kamu takut kepada mereka, dan takutlah kepada-Ku. Dan agar Aku sempurnakanlah nikmat-Ku atasmu dan supaya kamu mendapat petunjuk”
(QS. 4 An-Nisaa` : 69-70)
"Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul-Nya, mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu : para Nabi, Shiddiqin, Orang-orang yang mati Syahid dan Orang-orang yang Shalih. Dan mereka itu teman yang sebaik-baiknya. Yang demikian itu adalah karunia dari Allah, dan cukuplah Allah Dzat Yang Maha Mengetahui”
Tanda - tanda Nikmat :
1. Rizki, Kekayaan, Pangkat & Jabatannya digunakan untuk berinfaq & berjihad di jalan Allah
(QS. 9. At-Taubah : 20)
“Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah. Dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan”
2. Semakin bertambah derajat taat & taqwanya, maka semakin ditambah baginya nikmat karunia-Nya
(QS. 65. Ath-Thalaaq)
“Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan menjadikan untuknya jalan keluar
(dari persoalannya), dan akan memberinya rizki dari arah yang tidak disangka-sangkanya.
Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (kebutuhan) nya”
3. Nikmat jika disyukuri,maka akan semakin ditambah. Jika dikufuri, maka akan menjadi azab
(QS. 14. Ibrahim : 7)
"Dan (ingatlah), tatkala Tuhanmu memaklumkan : “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”
4. Hamba Allah yang diberi nikmat di dunia, maka ia akan diberi nikmat pula di akhirat
(QS. 22. Al-Hajj : 56)
“Kekuasaan di hari itu ada pada Allah, Dia memberi keputusan diantara mereka. Maka orang-orang yang beriman dan beramal shalih adalah di dalam surga yang penuh kenikmatan”
(QS. 52 Ath-Thuur : 17-18)
“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada di dalam surga dan kenikmatan, mereka bersuka ria dengan apa yang diberikan kepada mereka oleh Tuhan mereka. Dan Tuhan mereka memelihara mereka dari azab neraka”
(AL-Hikam : 82)
“Barangsiapa yang dapat merasakan buahnya amal tatkala masih di dunia, maka itu tanda atas adanya diterimanya amal diakhirat nanti”
Istidroj : " Pemberian Allah yang diberikan kepada manusia yang tidak beriman, kafir, munafik, fasik, jahat, ahli maksiat, yang tidak disukai-Nya, dibenci, dilaknat & dimurkai-Nya "
Penjelasan (QS. 7. Al-A’raaf : 182-183):
Sesungguhnya Allah membukakan untuk orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Allah, pintu-pintu rizki dan bebagai macam penghidupan di dunia sehingga mereka terpedaya dengan segala sesuatu yang ada pada mereka, dan mereka berkeyakinan bahwa sesungguhnya mereka berada pada suatu keberuntungan, sebagaimana firman Allah dalam (QS.6. Al-An’aam : 44-45) :
“Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka, sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, maka Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa. Maka orang-orang zalim itu dimusnahkan sampai ke akar-akarnya. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam”
(QS. 68 Al-Qolam : 44-45)
“Maka serahkanlah (Wahai Nabi) kepada-Ku (urusan)orang-orang yang mendustakan perkataan ini (Al-Quran). Nanti Kami akan menarik mereka secara berangsur-angsur (ke arah kebinasaan) dari arah yang tidak mereka ketahui. Dan Aku memberi tangguh kepada mereka. Sesungguhnya rencana-Ku amat kokoh”
Tanda - tanda Istidroj :
1. Rizki, Kekayaan, Pangkat & Jabatannya digunakan untuk Menghalangi Manusia dari Jalan Allah
(QS. 8 Al-Anfaal : 36)
“Sesungguhnya orang-orang kafir itu, menafkahkan harta mereka untuk menghalangi (orang) dari jalan Allah. Mereka akan menafkahkan harta itu, kemudian menjadi sesalan bagi mereka, dan mereka akan dikalahkan. Dan ke dalam nereka Jahannam orang-orang kafir itu dikumpulkan”
2. Rizki, Kekayaan, Pangkat & Jabatannya Adalah bagian dari Proses menuju Azab Allah
(QS. 9. At-Taubah : 55)
“Maka janganlah harta benda dan anak-anak mereka menarik hatimu. Sesungguhnya Allah menghendaki dengan (memberi) harta benda & anak-anak itu untuk menyiksa mereka dalam kehidupan di dunia dan kelak akan melayang nyawa mereka, sedang mereka dalam keadaan kafir”
(QS. 40 Al-Mukmin : 4)
“Tidak ada yang memperdebatkan tentang ayat-ayat Allah, kecuali orang-orang yang kafir. Karena itu janganlah bolak-baliknya mereka dengan bebas dari suatu kota ke kota yang lain membuatmu terpedaya”
3. Semakin bertambah Kemaksiatan & Kekafirannya, maka semakin ditambah Kekayaan & Kesenangan Duniawinya
(Tanbihul Ghaafiliin : 93)
“Apabila kamu melihat orang yang Allah berikan apa saja yang ia sukai sedangkan ia terus-menerus di dalam kemaksiatannya, maka ketahuilah bahwa itu adalah istidroj”
(AL-Hikam : 75)
“TAKUTLAH DARI ADANYA KEBAIKAN PEMBERIAN ALLAH KEPADAMU, SEDANGKAN KAMU TERUS-MENERUS BERBUAT KEBURUKAN KEPADA-NYA, BAHWA ITU ADALAH ISTIDROJ BAGIMU, SEBAGAIMANA ALLAH BERFIRMAN, KAMI AKAN ISTIDROJ MEREKA DARI ARAH YANG MEREKA TIDAK KETAHUI”
4. Orang yang diistidroj di dunia, maka di akhirat bagiannya hanya Siksa yang Abadi
(QS. 3 Ali Imran : 10)
“Sesungguhnya orang-orang kafir itu, harta benda dan anak-anak mereka, sedikitpun tidak dapat menolak (siksa) Allah dari mereka. Dan mereka itu adalah bahan bakar api neraka”
(QS. 10 Yunus : 4)
“Dan untuk orang-orang kafir disediakan minuman air yang sangat panas dan azab yang pedih disebabkan kekafiran mereka”
(QS. 2 Al-Baqarah : 217)
“Barangsiapa yang murtad diantara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia amalnya di dunia dan di akhirat. Dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal abadi di dalamnya”
" SUKSES YANG HAKIKI HANYA DAPAT KITA RAIH DENGAN MEMADUKAN ANTARA MAKSIMALNYA USAHA DAN SEMPURNANYA TAAT KEPADA ALLAH DENGAN SELURUH KETENTUAN HUKUM DAN SYARIATNYA "
(QS. 7. Al-A`raaf : 96)
“Sesungguhnya jikalau penduduk negeri-negeri itu beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi”
Wallahu a'lam Bis showab
di kutip dari dt
PEMBERIAN ALLAH SWT di Dunia
1. Nikmat
2. Istidroj
Nikmat : Karunia Allah yang diberikan kepada hamba-Nya yang beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, yang dicintai, disayangi & diridhoi-Nya
(QS.1. Al-Fatihah : 6-7)
“Tunjukkanlah kepada kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau berikan nikmat
kepada mereka, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula) mereka yang sesat”
(QS. 2 Al-Baqarah : 150)
“Maka janganlah kamu takut kepada mereka, dan takutlah kepada-Ku. Dan agar Aku sempurnakanlah nikmat-Ku atasmu dan supaya kamu mendapat petunjuk”
(QS. 4 An-Nisaa` : 69-70)
"Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul-Nya, mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu : para Nabi, Shiddiqin, Orang-orang yang mati Syahid dan Orang-orang yang Shalih. Dan mereka itu teman yang sebaik-baiknya. Yang demikian itu adalah karunia dari Allah, dan cukuplah Allah Dzat Yang Maha Mengetahui”
Tanda - tanda Nikmat :
1. Rizki, Kekayaan, Pangkat & Jabatannya digunakan untuk berinfaq & berjihad di jalan Allah
(QS. 9. At-Taubah : 20)
“Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah. Dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan”
2. Semakin bertambah derajat taat & taqwanya, maka semakin ditambah baginya nikmat karunia-Nya
(QS. 65. Ath-Thalaaq)
“Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan menjadikan untuknya jalan keluar
(dari persoalannya), dan akan memberinya rizki dari arah yang tidak disangka-sangkanya.
Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (kebutuhan) nya”
3. Nikmat jika disyukuri,maka akan semakin ditambah. Jika dikufuri, maka akan menjadi azab
(QS. 14. Ibrahim : 7)
"Dan (ingatlah), tatkala Tuhanmu memaklumkan : “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”
4. Hamba Allah yang diberi nikmat di dunia, maka ia akan diberi nikmat pula di akhirat
(QS. 22. Al-Hajj : 56)
“Kekuasaan di hari itu ada pada Allah, Dia memberi keputusan diantara mereka. Maka orang-orang yang beriman dan beramal shalih adalah di dalam surga yang penuh kenikmatan”
(QS. 52 Ath-Thuur : 17-18)
“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada di dalam surga dan kenikmatan, mereka bersuka ria dengan apa yang diberikan kepada mereka oleh Tuhan mereka. Dan Tuhan mereka memelihara mereka dari azab neraka”
(AL-Hikam : 82)
“Barangsiapa yang dapat merasakan buahnya amal tatkala masih di dunia, maka itu tanda atas adanya diterimanya amal diakhirat nanti”
Istidroj : " Pemberian Allah yang diberikan kepada manusia yang tidak beriman, kafir, munafik, fasik, jahat, ahli maksiat, yang tidak disukai-Nya, dibenci, dilaknat & dimurkai-Nya "
Penjelasan (QS. 7. Al-A’raaf : 182-183):
Sesungguhnya Allah membukakan untuk orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Allah, pintu-pintu rizki dan bebagai macam penghidupan di dunia sehingga mereka terpedaya dengan segala sesuatu yang ada pada mereka, dan mereka berkeyakinan bahwa sesungguhnya mereka berada pada suatu keberuntungan, sebagaimana firman Allah dalam (QS.6. Al-An’aam : 44-45) :
“Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka, sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, maka Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa. Maka orang-orang zalim itu dimusnahkan sampai ke akar-akarnya. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam”
(QS. 68 Al-Qolam : 44-45)
“Maka serahkanlah (Wahai Nabi) kepada-Ku (urusan)orang-orang yang mendustakan perkataan ini (Al-Quran). Nanti Kami akan menarik mereka secara berangsur-angsur (ke arah kebinasaan) dari arah yang tidak mereka ketahui. Dan Aku memberi tangguh kepada mereka. Sesungguhnya rencana-Ku amat kokoh”
Tanda - tanda Istidroj :
1. Rizki, Kekayaan, Pangkat & Jabatannya digunakan untuk Menghalangi Manusia dari Jalan Allah
(QS. 8 Al-Anfaal : 36)
“Sesungguhnya orang-orang kafir itu, menafkahkan harta mereka untuk menghalangi (orang) dari jalan Allah. Mereka akan menafkahkan harta itu, kemudian menjadi sesalan bagi mereka, dan mereka akan dikalahkan. Dan ke dalam nereka Jahannam orang-orang kafir itu dikumpulkan”
2. Rizki, Kekayaan, Pangkat & Jabatannya Adalah bagian dari Proses menuju Azab Allah
(QS. 9. At-Taubah : 55)
“Maka janganlah harta benda dan anak-anak mereka menarik hatimu. Sesungguhnya Allah menghendaki dengan (memberi) harta benda & anak-anak itu untuk menyiksa mereka dalam kehidupan di dunia dan kelak akan melayang nyawa mereka, sedang mereka dalam keadaan kafir”
(QS. 40 Al-Mukmin : 4)
“Tidak ada yang memperdebatkan tentang ayat-ayat Allah, kecuali orang-orang yang kafir. Karena itu janganlah bolak-baliknya mereka dengan bebas dari suatu kota ke kota yang lain membuatmu terpedaya”
3. Semakin bertambah Kemaksiatan & Kekafirannya, maka semakin ditambah Kekayaan & Kesenangan Duniawinya
(Tanbihul Ghaafiliin : 93)
“Apabila kamu melihat orang yang Allah berikan apa saja yang ia sukai sedangkan ia terus-menerus di dalam kemaksiatannya, maka ketahuilah bahwa itu adalah istidroj”
(AL-Hikam : 75)
“TAKUTLAH DARI ADANYA KEBAIKAN PEMBERIAN ALLAH KEPADAMU, SEDANGKAN KAMU TERUS-MENERUS BERBUAT KEBURUKAN KEPADA-NYA, BAHWA ITU ADALAH ISTIDROJ BAGIMU, SEBAGAIMANA ALLAH BERFIRMAN, KAMI AKAN ISTIDROJ MEREKA DARI ARAH YANG MEREKA TIDAK KETAHUI”
4. Orang yang diistidroj di dunia, maka di akhirat bagiannya hanya Siksa yang Abadi
(QS. 3 Ali Imran : 10)
“Sesungguhnya orang-orang kafir itu, harta benda dan anak-anak mereka, sedikitpun tidak dapat menolak (siksa) Allah dari mereka. Dan mereka itu adalah bahan bakar api neraka”
(QS. 10 Yunus : 4)
“Dan untuk orang-orang kafir disediakan minuman air yang sangat panas dan azab yang pedih disebabkan kekafiran mereka”
(QS. 2 Al-Baqarah : 217)
“Barangsiapa yang murtad diantara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia amalnya di dunia dan di akhirat. Dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal abadi di dalamnya”
" SUKSES YANG HAKIKI HANYA DAPAT KITA RAIH DENGAN MEMADUKAN ANTARA MAKSIMALNYA USAHA DAN SEMPURNANYA TAAT KEPADA ALLAH DENGAN SELURUH KETENTUAN HUKUM DAN SYARIATNYA "
(QS. 7. Al-A`raaf : 96)
“Sesungguhnya jikalau penduduk negeri-negeri itu beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi”
Wallahu a'lam Bis showab
di kutip dari dt
Nafsu Mardiyyah
Nafsu mardiyyah yaitu nafsu yang diridhai oleh Allah SWT. Yang dimaksud dengan nafsu yang diridhai oleh Allah yaitu nafsunya mencapai puncak keridhaan Allah. Keridhaan Allah pada nafsu tersebut diantaranya adalah Allah menganugerahi anugerah-anugerah kepada nafsu tersebut. Anugerah-anugerah itu seperti anugerah keikhlasan dan kenikmatan dalam beribadah kepada Allah. Anugerah ketawakalan kepada Allah. Anugerah keridhaan atas takdir Allah dan beraneka macam anugerah-anugerah kemuliaan yang Allah limpahkan terhadap nafsu tersebut.
Dan Allah melimpahi anugerah-anugerah kepada nafsu tersebut karena Allah telah ridha terhadap nafsu tersebut.
Nafsu berhasrat kepada dunia dan bergairah kepada dunia tetapi karena nafsu itu dianugerahi beribadah kepada Allah, maka hasrat dan gairah dunia nafsu tersebut digunakan untuk beribadah kepada Allah.
Karena Allah juga menganugerahi keikhlasan dan kenikmatan dalam beribadah kepada nafsu tersebut, maka dalam nafsu menggunakan hasrat dan gairah duniawi untuk beribadah kepada Allah menggunakannya dengan penuh keikhlasan dan kenikmatan bukan dengan penuh pembebanan dan keterpaksaan.
Setelah nafsu berupaya memenuhi hasrat dan gairah duniawinya, walaupun upaya tersebut tidak membawa hasil sehingga nafsu tidak bisa memenuhi hasrat duniawinya dan tidak mendapatkan kepuasan dari gairah duniawinya. Tetapi karena nafsu itu dianugerahi keridhaan atas takdir Allah oleh Allah, maka nafsu ridha atas takdir Allah dimana hasrat dan gairah duniawinya tidak terpenuhi.
Dan nafsu dalam ridha terhadap takdir Allah semacam itu, ridhanya penuh dengan keikhlasan dan kenikmatan. Dan itu semua karena Allah menganugerahi anugerah ikhlas, nikmat dan ridha atas takdir Allah.
Dengan nafsu itu diridhai oleh Allah maka Allah menganugerahi berbagai macam anugerah kepada nafsu sehingga nafsu dalam menjalani kehidupan dan melakukan aktifitas hidupnya, penuh dengan keikhlasan, kenikmatan, ketawakalan dan keridhaan atas takdir Allah. Maka nafsu selalu bahagia walaupun hasrat dan gairah duniawinya tidak terpenuhi dan tidak terpuaskan.
Yang menjadikan nafsu itu sampai pada tingkat yang diridhai oleh Allah karena sebelumnya nafsu telah berupaya untuk ridha dalam beribadah kepada Allah, ridha dalam menerima takdir-takdir Allah, ridha dalam menuhankan Allah, dan ridha Allah menjadi Tuhannya.
Karena nafsu selalu berupaya semacam itu, maka upaya-upaya dari nafsu semacam itu bisa menjadikan akhirnya Allah ridha kepada nafsu tersebut sehingga Allah menganugerahi berbagai macam anugerah.
Nafsu bisa ada upaya semacam itu karena sebelumnya telah diilhami oleh Allah. Dengan turun ilham kepada nafsu itu, dimana Allah menampakkan nilai kebenaran pada nafsu itu dan nafsu tersebut menerima kebenaran itu dan membenarkannya, juga nafsu itu tertuntut untuk mengamalkannya.
Maka dengan adanya tertuntut untuk mengamalkannya, maka akhirnya nafsu berupaya untuk ridha atas takdir Allah, ridha untuk beribadah kepada Allah, ridha dalam menuhankan Allah dll.
Nafsu berupaya semacam itu karena nafsu diilhami terlebih dahulu oleh Allah. Nafsu diilhami oleh Allah apabila pada diri nafsu itu tidak ada gejolak-gejolak negatif, kecenderungan-kecenderungan negatif, dorongan-dorongan dan kemauan-kemauan negatif, reaksi-reaksi dan respon-respon negatif.
Bila nafsu itu tidak ada respon, reaksi, kecenderungan, dorongan-dorongan dan gejolak-gejolak negatif, jadilah nafsu itu muthmainnah dan nafsu muthmainnah semacam itu membuat nafsu akan dilimpahi ilham oleh Allah.
Dengan demikian, untuk mencapai nafsu itu dapat keridhaan dari Allah bermula yaitu dari tiadanya gejolak-gejolak negatif pada nafsu, tiadanya reaksi-reaksi negatif pada nafsu dan tiadanya dorongan-dorongan negatif pada nafsu tersebut.
Maka yang harus kita upayakan agar dapat mencapai nafsu yang diridhai oleh Allah, yang paling dasar adalah jangan sampai ada reaksi, gejolak, respon-respon dan dorongan-dorongan negatif dari nafsu dalam menghadapi segala sesuatu. Bila kita terus berupaya semacam itu, insya Allah nafsu bersih dari kenegatifan maka akan terkucurlah ilham dari Allah. Terkucurnya ilham mendatangkan nafsu berupaya untuk menuhankan Allah dan setelah terus menerus berupaya untuk menuhankan Allah, maka jadilah Allah ridha kepada nafsu, dan bila Allah telah ridha kepada nafsu, anugerah Allah akan melimpah banyak kepada nafsu. Sehingga akhirnya nafsu dalam menjalani kehidupannya dan dalam melakukan aktifitas hidupnya atau merespon segala sesuatu, selalu bernilai ibadah dan selalu penuh dengan keikhlasan dan kenikmatan. Itulah nafsu mardiyyah.
Dikatakan dalam QS Al Fajr: 27-30, “Wahai nafsu yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan ridha dan diridhai-Nya dan masuklah kamu ke dalam golongan hamba-hamba-Ku yang baik dan masuklah kamu ke dalam surga-Ku.” Panggilan ini kepada nafsu muthmainnah tetapi lanjutan dari ayat tersebut yaitu nafsu muthmainnah yang ridha dan sekaligus diridhai oleh Allah.
Dari nafsu muthmainnah, perkembangan selanjutnya nafsu mulhamah (nafsu yang diilhami), setelah nafsu diilhami maka nafsu rodiyah (nafsu yang ridha dalam menuhankan Allah) dan selanjutnya adalah nafsu mardiyyah (nafsu yang diridhai oleh Allah).
Kalau sudah sampai ke tingkat ini, maka jadilah orang yang memiliki nafsu semacam itu, berhak kembali kepada Allah dengan diridhai oleh Allah dan dipersilakan masuk surga oleh Allah. Itulah nafsu mardiyyah.
Bila kita mau membaca diri kita masing-masing, siapa tahu nafsu mardiyyah itu sewaktu-waktu ada pada diri kita. Misalnya kita bangun di malam hari, setelah bangun di malam hari, keseluruhan diri kita ingin shalat tahajjud, pikiran, perasaan dan hati kita ingin menghadap kepada Allah dan kemudian waktu melakukannya terasa nikmat dan khusyuk sekali, tidak ada beban waktu mau shalat tahajjud, hati senang, perasaan dan pikiran tidak terikat dengan apa-apa, terkecuali tertuju untuk shalat tahajjud dan setelah selesai kita berdzikir dengan nikmat sehingga waktu berlalu begitu cepat, dua jam seakan-akan seperti hanya lima menit, di saat itulah kita sedang mendapat anugerah dari Allah. Anugerah keikhlasan dan kenikmatan dalam beribadah kepada Allah. Di saat itulah, nafsu berada dalam keridhaan Allah. Bila kita telah mengalami kejadian semacam itu, bersyukurlah kepada Allah karena Allah telah menganugerahi keridoan. Janganlah bercerita kepada orang lain dengan penuh kebanggaan sebab hakikatnya, ibadah bisa khusyuk, hati, ingatan dan perasaan terpusat untuk beribadah itu karena anugerah Allah, bukan kemampuan diri kita. Sebab dengan bercerita, bisa mendatangkan merasa dari diri kita bukan anugerah dari Allah.
Kalau seandainya di dalam hati kita ada kesan seakan-akan itu bukan anugerah dari Allah maka akan sulit untuk bersyukur pada Allah. Dan kalau tidak ada syukur kepada Allah, belum tentu nikmat semacam itu akan terulang kembali kepada diri kita.
Tetapi bila kita bersyukur kepada Allah, tidak mau cerita pada siapa-siapa karena itu adalah anugerah dari Allah, dan kalaupun cerita pada orang lain, ceritanya dengan penuh mantap, itu adalah anugerah dari Allah, kita mengakui bahwa kita tidak mempunyai kemampuan semacam itu, maka bila kita bercerita dibarengi dengan bersyukur kepada Allah, insya Allah anugerah-anugerah tadi akan berulang melimpah kepada kita di masa yang akan datang.
Bercerita tentang nikmat yang Allah berikan kepada kita dengan penuh keikhlasan, itu adalah suatu kebajikan. Bersyukur kepada Allah atas anugerah yang Allah limpahkan kepada kita, mendatangkan nikmat akan melimpah kembali pada kita. Itulah yang harus kita sikapi jika sewaktu-waktu terjadi kejadian semacam itu. Tetapi, ini tidak mesti shalat tahajjud, bisa saja shalat subuh, shalat maghrib, shalat isya, atau ibadah mengkaji ajaran-ajaran agama Allah.
Anugerah-anugerah kenikmatan semacam itu tidak dapat dibaca kapan datangnya, karena anugerah-anugerah semacam itu datang atas kehendak Allah.
***
Mutiara Kata :
* Apa yang kita pelajari hari ini mungkin tidak berguna lagi pada hari esok, tetapi jika kita tidak belajar hari ini sudah tentu kita akan menjadi manusia yang sebodoh-bodohnya pada hari esok.
* Mengusahakan sesuatu adalah jauh lebih baik daripada tidak melakukan apa-apa, walaupun adakalanya yang diusahakan itu gagal. Dari kegagalan akan terbentuknya kemahiran.
* Perkataan lemah lembut dan ikhlas itu melembutkan hati yang lebih keras daripada batu besar, dan perkataan yang kasar itu mengasarkan hati yang lebih halus daripada sutera.
di kutip dariKAJIAN AKH dan QOLBU
Daarut Tauhiid Jakarta
***
Dan Allah melimpahi anugerah-anugerah kepada nafsu tersebut karena Allah telah ridha terhadap nafsu tersebut.
Nafsu berhasrat kepada dunia dan bergairah kepada dunia tetapi karena nafsu itu dianugerahi beribadah kepada Allah, maka hasrat dan gairah dunia nafsu tersebut digunakan untuk beribadah kepada Allah.
Karena Allah juga menganugerahi keikhlasan dan kenikmatan dalam beribadah kepada nafsu tersebut, maka dalam nafsu menggunakan hasrat dan gairah duniawi untuk beribadah kepada Allah menggunakannya dengan penuh keikhlasan dan kenikmatan bukan dengan penuh pembebanan dan keterpaksaan.
Setelah nafsu berupaya memenuhi hasrat dan gairah duniawinya, walaupun upaya tersebut tidak membawa hasil sehingga nafsu tidak bisa memenuhi hasrat duniawinya dan tidak mendapatkan kepuasan dari gairah duniawinya. Tetapi karena nafsu itu dianugerahi keridhaan atas takdir Allah oleh Allah, maka nafsu ridha atas takdir Allah dimana hasrat dan gairah duniawinya tidak terpenuhi.
Dan nafsu dalam ridha terhadap takdir Allah semacam itu, ridhanya penuh dengan keikhlasan dan kenikmatan. Dan itu semua karena Allah menganugerahi anugerah ikhlas, nikmat dan ridha atas takdir Allah.
Dengan nafsu itu diridhai oleh Allah maka Allah menganugerahi berbagai macam anugerah kepada nafsu sehingga nafsu dalam menjalani kehidupan dan melakukan aktifitas hidupnya, penuh dengan keikhlasan, kenikmatan, ketawakalan dan keridhaan atas takdir Allah. Maka nafsu selalu bahagia walaupun hasrat dan gairah duniawinya tidak terpenuhi dan tidak terpuaskan.
Yang menjadikan nafsu itu sampai pada tingkat yang diridhai oleh Allah karena sebelumnya nafsu telah berupaya untuk ridha dalam beribadah kepada Allah, ridha dalam menerima takdir-takdir Allah, ridha dalam menuhankan Allah, dan ridha Allah menjadi Tuhannya.
Karena nafsu selalu berupaya semacam itu, maka upaya-upaya dari nafsu semacam itu bisa menjadikan akhirnya Allah ridha kepada nafsu tersebut sehingga Allah menganugerahi berbagai macam anugerah.
Nafsu bisa ada upaya semacam itu karena sebelumnya telah diilhami oleh Allah. Dengan turun ilham kepada nafsu itu, dimana Allah menampakkan nilai kebenaran pada nafsu itu dan nafsu tersebut menerima kebenaran itu dan membenarkannya, juga nafsu itu tertuntut untuk mengamalkannya.
Maka dengan adanya tertuntut untuk mengamalkannya, maka akhirnya nafsu berupaya untuk ridha atas takdir Allah, ridha untuk beribadah kepada Allah, ridha dalam menuhankan Allah dll.
Nafsu berupaya semacam itu karena nafsu diilhami terlebih dahulu oleh Allah. Nafsu diilhami oleh Allah apabila pada diri nafsu itu tidak ada gejolak-gejolak negatif, kecenderungan-kecenderungan negatif, dorongan-dorongan dan kemauan-kemauan negatif, reaksi-reaksi dan respon-respon negatif.
Bila nafsu itu tidak ada respon, reaksi, kecenderungan, dorongan-dorongan dan gejolak-gejolak negatif, jadilah nafsu itu muthmainnah dan nafsu muthmainnah semacam itu membuat nafsu akan dilimpahi ilham oleh Allah.
Dengan demikian, untuk mencapai nafsu itu dapat keridhaan dari Allah bermula yaitu dari tiadanya gejolak-gejolak negatif pada nafsu, tiadanya reaksi-reaksi negatif pada nafsu dan tiadanya dorongan-dorongan negatif pada nafsu tersebut.
Maka yang harus kita upayakan agar dapat mencapai nafsu yang diridhai oleh Allah, yang paling dasar adalah jangan sampai ada reaksi, gejolak, respon-respon dan dorongan-dorongan negatif dari nafsu dalam menghadapi segala sesuatu. Bila kita terus berupaya semacam itu, insya Allah nafsu bersih dari kenegatifan maka akan terkucurlah ilham dari Allah. Terkucurnya ilham mendatangkan nafsu berupaya untuk menuhankan Allah dan setelah terus menerus berupaya untuk menuhankan Allah, maka jadilah Allah ridha kepada nafsu, dan bila Allah telah ridha kepada nafsu, anugerah Allah akan melimpah banyak kepada nafsu. Sehingga akhirnya nafsu dalam menjalani kehidupannya dan dalam melakukan aktifitas hidupnya atau merespon segala sesuatu, selalu bernilai ibadah dan selalu penuh dengan keikhlasan dan kenikmatan. Itulah nafsu mardiyyah.
Dikatakan dalam QS Al Fajr: 27-30, “Wahai nafsu yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan ridha dan diridhai-Nya dan masuklah kamu ke dalam golongan hamba-hamba-Ku yang baik dan masuklah kamu ke dalam surga-Ku.” Panggilan ini kepada nafsu muthmainnah tetapi lanjutan dari ayat tersebut yaitu nafsu muthmainnah yang ridha dan sekaligus diridhai oleh Allah.
Dari nafsu muthmainnah, perkembangan selanjutnya nafsu mulhamah (nafsu yang diilhami), setelah nafsu diilhami maka nafsu rodiyah (nafsu yang ridha dalam menuhankan Allah) dan selanjutnya adalah nafsu mardiyyah (nafsu yang diridhai oleh Allah).
Kalau sudah sampai ke tingkat ini, maka jadilah orang yang memiliki nafsu semacam itu, berhak kembali kepada Allah dengan diridhai oleh Allah dan dipersilakan masuk surga oleh Allah. Itulah nafsu mardiyyah.
Bila kita mau membaca diri kita masing-masing, siapa tahu nafsu mardiyyah itu sewaktu-waktu ada pada diri kita. Misalnya kita bangun di malam hari, setelah bangun di malam hari, keseluruhan diri kita ingin shalat tahajjud, pikiran, perasaan dan hati kita ingin menghadap kepada Allah dan kemudian waktu melakukannya terasa nikmat dan khusyuk sekali, tidak ada beban waktu mau shalat tahajjud, hati senang, perasaan dan pikiran tidak terikat dengan apa-apa, terkecuali tertuju untuk shalat tahajjud dan setelah selesai kita berdzikir dengan nikmat sehingga waktu berlalu begitu cepat, dua jam seakan-akan seperti hanya lima menit, di saat itulah kita sedang mendapat anugerah dari Allah. Anugerah keikhlasan dan kenikmatan dalam beribadah kepada Allah. Di saat itulah, nafsu berada dalam keridhaan Allah. Bila kita telah mengalami kejadian semacam itu, bersyukurlah kepada Allah karena Allah telah menganugerahi keridoan. Janganlah bercerita kepada orang lain dengan penuh kebanggaan sebab hakikatnya, ibadah bisa khusyuk, hati, ingatan dan perasaan terpusat untuk beribadah itu karena anugerah Allah, bukan kemampuan diri kita. Sebab dengan bercerita, bisa mendatangkan merasa dari diri kita bukan anugerah dari Allah.
Kalau seandainya di dalam hati kita ada kesan seakan-akan itu bukan anugerah dari Allah maka akan sulit untuk bersyukur pada Allah. Dan kalau tidak ada syukur kepada Allah, belum tentu nikmat semacam itu akan terulang kembali kepada diri kita.
Tetapi bila kita bersyukur kepada Allah, tidak mau cerita pada siapa-siapa karena itu adalah anugerah dari Allah, dan kalaupun cerita pada orang lain, ceritanya dengan penuh mantap, itu adalah anugerah dari Allah, kita mengakui bahwa kita tidak mempunyai kemampuan semacam itu, maka bila kita bercerita dibarengi dengan bersyukur kepada Allah, insya Allah anugerah-anugerah tadi akan berulang melimpah kepada kita di masa yang akan datang.
Bercerita tentang nikmat yang Allah berikan kepada kita dengan penuh keikhlasan, itu adalah suatu kebajikan. Bersyukur kepada Allah atas anugerah yang Allah limpahkan kepada kita, mendatangkan nikmat akan melimpah kembali pada kita. Itulah yang harus kita sikapi jika sewaktu-waktu terjadi kejadian semacam itu. Tetapi, ini tidak mesti shalat tahajjud, bisa saja shalat subuh, shalat maghrib, shalat isya, atau ibadah mengkaji ajaran-ajaran agama Allah.
Anugerah-anugerah kenikmatan semacam itu tidak dapat dibaca kapan datangnya, karena anugerah-anugerah semacam itu datang atas kehendak Allah.
***
Mutiara Kata :
* Apa yang kita pelajari hari ini mungkin tidak berguna lagi pada hari esok, tetapi jika kita tidak belajar hari ini sudah tentu kita akan menjadi manusia yang sebodoh-bodohnya pada hari esok.
* Mengusahakan sesuatu adalah jauh lebih baik daripada tidak melakukan apa-apa, walaupun adakalanya yang diusahakan itu gagal. Dari kegagalan akan terbentuknya kemahiran.
* Perkataan lemah lembut dan ikhlas itu melembutkan hati yang lebih keras daripada batu besar, dan perkataan yang kasar itu mengasarkan hati yang lebih halus daripada sutera.
di kutip dariKAJIAN AKH dan QOLBU
Daarut Tauhiid Jakarta
***
Nafsu mulhamah
Nafsu mulhamah adalah nafsu yang diilhami oleh Allah SWT. Ilham yaitu suatu kebenaran yang dicampakkan oleh Allah kepada sebagian makhluk-Nya dan sebagian makhluk yang menerima ilham itu membenarkannya dan tertuntut untuk mengamalkannya.
Nafsu mulhamah adalah nafsu yang diilhami oleh Allah berarti nafsu itu dilimpahi kebenaran oleh Allah dimana nafsunya membenarkan kebenaran tersebut dan nafsu itu tertuntut pada dirinya untuk mengamalkan kebenaran tersebut. Bila nafsu itu diilhami oleh Allah maka tentunya kecenderungan-kecenderungan, kemauan-kemauan nafsu selalu benar di sisi Allah. Walaupun asalnya, pada diri nafsu itu, ada kecenderungan-kecenderungan nafsu yang tidak baik, tetapi kalau nafsu itu diilhami oleh Allah, kecenderungan nafsu yang tidak baik tak berdaya dan yang muncul adalah kecenderungan ilhamiah. Sehingga kecenderungan nafsu selalu benar di sisi Allah. Kita dalam menjalani kehidupan di dunia ini dalam mereaksi segala sesuatu, umumnya yang sering tampil adalah reaksi dari nafsu. Nafsu berada di hati bagian luar atau di as-sodru atau di dada. Karena nafsu berada di hati bagian luar, di mana dada itu merupakan yang paling terdepan dari hati untuk bersentuhan dengan dunia luar. Maka bila manusia melihat, mendengar, merasakan sesuatu yang berasal dari dunia luar, maka yang tersentuh pertama kali adalah yang ada di dada.
.
Sedangkan yang ada di dada, yang paling dominan yaitu nafsu. Maka bila manusia melihat, mendengar, merasakan sesuatu dari dunia luar, yang pertama kali tersentuh pertama kali, bereaksi yang terdepan dan yang paling dominan adalah nafsu.
Contohnya kalau ada orang yang melihat rumah yang sangat indah, rapi dan bersih, maka begitu mata itu melihat rumah tersebut, yang tersentuh pertama kali adalah di dada, dan begitu menyentuh dada, sentuhan itu langsung tersentuh pada nafsu, maka nafsu bereaksi. Karena memang nafsu itu berhasrat pada dunia dan bergairah pada dunia. Kalau nafsu itu tidak dibenahi niscaya kita dalam mereaksi kehidupan di dunia ini seringkali reaksinya itu dari nafsu, dan bila nafsunya jelek maka akan muncul reaksi-reaksi yang jelek.
Oleh sebab itu, khususnya bagi diri saya, maka benahilah nafsu dan tingkatkan kualitas nafsu itu, jangan sampai berada pada nafsu ammaarohbissuu.
Bagaimana meningkatkan kualitas nafsu sampai pada nafsul mulhamah? Kalau nafsu itu diilhami oleh Allah, begitu mata memandang sesuatu dan tertarik, maka yang tersentuh pertama kali adalah nafsu dan kemudian nafsu itu bereaksi, tetapi bila nafsu itu diilhami oleh Allah, maka yang muncul adalah reaksi yang bersifat ilhamiah. Dan bila reaksinya bersifat ilhamiah maka reaksi itu adalah reaksi yang benar di sisi Allah. Bila reaksinya benar di sisi Allah, maka perilaku dan perbuatan kita itu, walaupun dari nafsu, tetap benar di sisi Allah.
Suatu hal yang sangat terpuji dan menguntungkan bila nafsu kita sudah pada tahap nafsul mulhamah.
Allah berfirman dalam QS As Syams ayat 7 dan 8, "Dan demi nafsu serta penyempurnaan ciptaan-Nya, maka Allah mengilhamkan ke dalam nafsu itu jalan kefasikan dan jalan ketakwaan."
Berdasarkan ayat ini, berarti nafsu punya peluang untuk diilhami oleh Allah. Kapan nafsu itu dapat ilham dari Allah? Bila nafsu itu tidak dalam keadaan sedang bergejolak negatif. Bila nafsu itu sedang bergejolak negatif, sedang melakukan aktifitas negatif, sedang bergerak ke arah yang negatif atau sedang dalam kecenderungan-kecenderungan negatif, maka nafsu tidak dapat dimasuki ilham oleh Allah.
Nafsu bisa dimasuki ilham oleh Allah bila nafsu itu daam keadaan kosong dari kecenderungan negatif, gejolak-gejolak negative, kemauan-kemauan negatif. Nafsu harus dalam keadaan bersih dari kekotoran. Bila nafsu bersih dari kekotoran maka nafsu memungkinkan untuk dapat ilham dari Allah.
Oleh karena itu kadang-kadang pada dalam waktu-waktu tertentu nafsu mendapatkan ilham dari Alloh, tetapi di lain waktu, nafsunya tidak mendapatkan ilham dari Allah. Bila nafsu mendapatkan ilham, maka reaksi nafsu menjadi positif dan baik di sisi Allah, tetapi begitu nafsu tidak mendapatkan ilham dari Allah, maka reaksi nafsu menjadi negatif dan tidak benar di sisi Allah.
Mengapa ilham jarang turun pada nafsu? Biasanya sebabnya adalah nafsu sibuk dengan reaksi-reaksi duniawi sehingga nafsu tidak kosong sehingga ilham sulit masuk. Kalau ingin nafsu kita meningkat pada nafsul mulhamah, maka kurangi reaksi-reaksi nafsu yang berkaitan dengan duniawi.
Apakah berarti kita tidak boleh mereaksi duniawi? Boleh. Apakah dengan mengkaji ini kita harus menjauh dari duniawi? Tidak. Duniawi harus kita dekati, harus kita raih, dan harus kita manfaatkan sehingga bernilai di dunia dan akherat. Nafsul mulhamah bukan berarti nafsu itu menjauh dari dunia, membenci dunia atau mengisolir diri dari dunia, tetapi nafsul mulhamah adalah nafsu yang tetap berhasrat dan bergairah pada dunia, tetapi ilham itu menghantarkan nafsu untuk memanfaatkan dunia sehingga dunianya bermanfaat di dunia dan di akherat. Oleh sebab itu, sangat beruntunglah bagi orang-orang yang nafsunya telah berada pada nafsu mulhamah.
Untuk menjadi nafsu mulhamah, yang pertama, kurangi reaksi-rekasi duniawi yang tidak berfungsi untuk memanfaatkan dunia.
Begitu dapat informasi dan informasi itu membuat peluang untuk meraih harta banyak, maka tertariklah nafsu untuk mendapatkan harta yang banyak itu. Maka upayakan agar tujuan meraih harta yang banyak itu untuk memanfaatkan harta yang banyak itu di jalan Allah. Bila nafsu itu mau mengikuti prinsip semacam itu, ia berhasrat pada dunia dan nafsunya menginginkan untuk memanfaatkan dunia di jalan Allah, maka walaupun nafsu itu bereaksi seperti itu, tidak menutup datangnya ilham dari Allah.
Tetapi bila nafsu tertarik pada harta benda dan nafsu menuntut diri manusia untuk mengejar dunia (mendapatkan harta benda) dan yang dibayangkan oleh nafsu kemewahan dan kenikmatan sehingga nafsu sibuk dengan reaksi-reaksi untuk mendapatkan dunia dan sibuk dengan bayangan-bayangan kenikmatan dunia maka nafsu semacam ini tertutup untuk mendapatkan ilham dari Allah.
Nafsu yang terbuka untuk mendapatkan ilham adalah nafsu yang bersih dari gejolak yang kotor, kemauan-kemauan yang kotor, reaksi-reaksi yang kotor. Yang kotor adalah cinta pada dunia, cinta pada kemegahan dan kemewahan.
Caranya pertama adalah bersihkan kekotoran-kekotoran yang ada pada nafsu.
Kedua, usahakan nafsu itu jangan mau ditumpangi oleh setan. Setan dalam menggoda manusia sering menumpang pada nafsu. Dan dengan adanya pengaruh-pengaruh dari setan, pengaruh setan itu menutup nafsu untuk mendapat ilham dari Allah.
Maka, khususnya bagi diri saya, marilah kita tingkatkan kualitas nafsu kita sehingga nafsu kita bisa sampai pada tahap nafsu mulhamah, nafsu yang diilhami Allah, dengan cara mengurangi kecenderungan-kecenderungan nafsu yang tidak baik dan selalu berlindung kepada Allah dari godaan-godaan setan.
di kutip dari dt
Nafsu mulhamah adalah nafsu yang diilhami oleh Allah berarti nafsu itu dilimpahi kebenaran oleh Allah dimana nafsunya membenarkan kebenaran tersebut dan nafsu itu tertuntut pada dirinya untuk mengamalkan kebenaran tersebut. Bila nafsu itu diilhami oleh Allah maka tentunya kecenderungan-kecenderungan, kemauan-kemauan nafsu selalu benar di sisi Allah. Walaupun asalnya, pada diri nafsu itu, ada kecenderungan-kecenderungan nafsu yang tidak baik, tetapi kalau nafsu itu diilhami oleh Allah, kecenderungan nafsu yang tidak baik tak berdaya dan yang muncul adalah kecenderungan ilhamiah. Sehingga kecenderungan nafsu selalu benar di sisi Allah. Kita dalam menjalani kehidupan di dunia ini dalam mereaksi segala sesuatu, umumnya yang sering tampil adalah reaksi dari nafsu. Nafsu berada di hati bagian luar atau di as-sodru atau di dada. Karena nafsu berada di hati bagian luar, di mana dada itu merupakan yang paling terdepan dari hati untuk bersentuhan dengan dunia luar. Maka bila manusia melihat, mendengar, merasakan sesuatu yang berasal dari dunia luar, maka yang tersentuh pertama kali adalah yang ada di dada.
.
Sedangkan yang ada di dada, yang paling dominan yaitu nafsu. Maka bila manusia melihat, mendengar, merasakan sesuatu dari dunia luar, yang pertama kali tersentuh pertama kali, bereaksi yang terdepan dan yang paling dominan adalah nafsu.
Contohnya kalau ada orang yang melihat rumah yang sangat indah, rapi dan bersih, maka begitu mata itu melihat rumah tersebut, yang tersentuh pertama kali adalah di dada, dan begitu menyentuh dada, sentuhan itu langsung tersentuh pada nafsu, maka nafsu bereaksi. Karena memang nafsu itu berhasrat pada dunia dan bergairah pada dunia. Kalau nafsu itu tidak dibenahi niscaya kita dalam mereaksi kehidupan di dunia ini seringkali reaksinya itu dari nafsu, dan bila nafsunya jelek maka akan muncul reaksi-reaksi yang jelek.
Oleh sebab itu, khususnya bagi diri saya, maka benahilah nafsu dan tingkatkan kualitas nafsu itu, jangan sampai berada pada nafsu ammaarohbissuu.
Bagaimana meningkatkan kualitas nafsu sampai pada nafsul mulhamah? Kalau nafsu itu diilhami oleh Allah, begitu mata memandang sesuatu dan tertarik, maka yang tersentuh pertama kali adalah nafsu dan kemudian nafsu itu bereaksi, tetapi bila nafsu itu diilhami oleh Allah, maka yang muncul adalah reaksi yang bersifat ilhamiah. Dan bila reaksinya bersifat ilhamiah maka reaksi itu adalah reaksi yang benar di sisi Allah. Bila reaksinya benar di sisi Allah, maka perilaku dan perbuatan kita itu, walaupun dari nafsu, tetap benar di sisi Allah.
Suatu hal yang sangat terpuji dan menguntungkan bila nafsu kita sudah pada tahap nafsul mulhamah.
Allah berfirman dalam QS As Syams ayat 7 dan 8, "Dan demi nafsu serta penyempurnaan ciptaan-Nya, maka Allah mengilhamkan ke dalam nafsu itu jalan kefasikan dan jalan ketakwaan."
Berdasarkan ayat ini, berarti nafsu punya peluang untuk diilhami oleh Allah. Kapan nafsu itu dapat ilham dari Allah? Bila nafsu itu tidak dalam keadaan sedang bergejolak negatif. Bila nafsu itu sedang bergejolak negatif, sedang melakukan aktifitas negatif, sedang bergerak ke arah yang negatif atau sedang dalam kecenderungan-kecenderungan negatif, maka nafsu tidak dapat dimasuki ilham oleh Allah.
Nafsu bisa dimasuki ilham oleh Allah bila nafsu itu daam keadaan kosong dari kecenderungan negatif, gejolak-gejolak negative, kemauan-kemauan negatif. Nafsu harus dalam keadaan bersih dari kekotoran. Bila nafsu bersih dari kekotoran maka nafsu memungkinkan untuk dapat ilham dari Allah.
Oleh karena itu kadang-kadang pada dalam waktu-waktu tertentu nafsu mendapatkan ilham dari Alloh, tetapi di lain waktu, nafsunya tidak mendapatkan ilham dari Allah. Bila nafsu mendapatkan ilham, maka reaksi nafsu menjadi positif dan baik di sisi Allah, tetapi begitu nafsu tidak mendapatkan ilham dari Allah, maka reaksi nafsu menjadi negatif dan tidak benar di sisi Allah.
Mengapa ilham jarang turun pada nafsu? Biasanya sebabnya adalah nafsu sibuk dengan reaksi-reaksi duniawi sehingga nafsu tidak kosong sehingga ilham sulit masuk. Kalau ingin nafsu kita meningkat pada nafsul mulhamah, maka kurangi reaksi-reaksi nafsu yang berkaitan dengan duniawi.
Apakah berarti kita tidak boleh mereaksi duniawi? Boleh. Apakah dengan mengkaji ini kita harus menjauh dari duniawi? Tidak. Duniawi harus kita dekati, harus kita raih, dan harus kita manfaatkan sehingga bernilai di dunia dan akherat. Nafsul mulhamah bukan berarti nafsu itu menjauh dari dunia, membenci dunia atau mengisolir diri dari dunia, tetapi nafsul mulhamah adalah nafsu yang tetap berhasrat dan bergairah pada dunia, tetapi ilham itu menghantarkan nafsu untuk memanfaatkan dunia sehingga dunianya bermanfaat di dunia dan di akherat. Oleh sebab itu, sangat beruntunglah bagi orang-orang yang nafsunya telah berada pada nafsu mulhamah.
Untuk menjadi nafsu mulhamah, yang pertama, kurangi reaksi-rekasi duniawi yang tidak berfungsi untuk memanfaatkan dunia.
Begitu dapat informasi dan informasi itu membuat peluang untuk meraih harta banyak, maka tertariklah nafsu untuk mendapatkan harta yang banyak itu. Maka upayakan agar tujuan meraih harta yang banyak itu untuk memanfaatkan harta yang banyak itu di jalan Allah. Bila nafsu itu mau mengikuti prinsip semacam itu, ia berhasrat pada dunia dan nafsunya menginginkan untuk memanfaatkan dunia di jalan Allah, maka walaupun nafsu itu bereaksi seperti itu, tidak menutup datangnya ilham dari Allah.
Tetapi bila nafsu tertarik pada harta benda dan nafsu menuntut diri manusia untuk mengejar dunia (mendapatkan harta benda) dan yang dibayangkan oleh nafsu kemewahan dan kenikmatan sehingga nafsu sibuk dengan reaksi-reaksi untuk mendapatkan dunia dan sibuk dengan bayangan-bayangan kenikmatan dunia maka nafsu semacam ini tertutup untuk mendapatkan ilham dari Allah.
Nafsu yang terbuka untuk mendapatkan ilham adalah nafsu yang bersih dari gejolak yang kotor, kemauan-kemauan yang kotor, reaksi-reaksi yang kotor. Yang kotor adalah cinta pada dunia, cinta pada kemegahan dan kemewahan.
Caranya pertama adalah bersihkan kekotoran-kekotoran yang ada pada nafsu.
Kedua, usahakan nafsu itu jangan mau ditumpangi oleh setan. Setan dalam menggoda manusia sering menumpang pada nafsu. Dan dengan adanya pengaruh-pengaruh dari setan, pengaruh setan itu menutup nafsu untuk mendapat ilham dari Allah.
Maka, khususnya bagi diri saya, marilah kita tingkatkan kualitas nafsu kita sehingga nafsu kita bisa sampai pada tahap nafsu mulhamah, nafsu yang diilhami Allah, dengan cara mengurangi kecenderungan-kecenderungan nafsu yang tidak baik dan selalu berlindung kepada Allah dari godaan-godaan setan.
di kutip dari dt
BERCERMIN DIRI
Tatkala kudatangi sebuah cermin
Tampak sesosok yang sangat lama kukenal dan sangat sering kulihat
Namun aneh , sesungguhnya aku belum mengenal siapa yang kulihat
Tatkala kutatap wajah , hatiku bertanya . Apakah wajah ini yang kelak akan
bercahaya bersinar indah di surga sana ?
Ataukah wajah ini yang kelak akan hangus legam di neraka Jahannam
Tatkala kutatap mata, nanar hatiku bertanya
Mata inikah yang akan menatap penuh kelezatan dan kerinduan….
Menatap Allah , menatap Rasulullah , menatap kekasih-kekasih Allah kelak ?
Ataukah mata ini yang terbeliak , melotot , menganga , terburai menatap
Neraka Jahannam………..
Akankah mata penuh maksiat ini akan menyelamatkan ?
Wahai mata , apa gerangan yang kau tatap selama ini ?
Tatkala kutatap mulut , apakah mulut ini yang kelak akan mendesah penuh
kerinduan .. Mengucap laa ilaaha ilallah saat malaikat maut datang
menjemput ?
Ataukah menjadi mulut menganga dengan lidah menjulur , dengan lengking
jeritan pilu yang akan mencopot sendi-sendi setiap pendengar.
Ataukah mulut ini menjadi pemakan buah zaqum jahannam ..yang getir
penghangus , penghancur setiap usus.
Apakah gerangan yang engkau ucapkan wahai mulut yang malang ?
Berapa banyak dusta yang engkau ucapkan ?
Berapa banyak hati-hati yang remuk dengan pisau kata-katamu yang
mengiris tajam
Berapa banyak kata-kata manis semanis madu yang palsu
yang engkau ucapkan untuk menipu ?
Betapa jarang engkau jujur.
Betapa langkanya engkau syahdu memohon agar Tuhan mengampunimu.
Tatkala kutatap tubuhku.
Apakah tubuh ini kelak yang akan penuh cahaya …
Bersinar , bersukacita , bercengkrama di surga ?
Atau tubuh ini yang akan tercabik-cabik hancur , mendidih , di dalam lahar
membara jahannam , terpasung tanpa ampun , derita yang tak pernah berakhir
Wahai tubuh , berapa banyak maksiat yang engkau lakukan ?
Berapa banyak orang-orang yang engkau zalimi dengan tubuhmu ?
Berapa banyak hamba-hamba Allah yang lemah yang engkau
tindas dengan kekuatanmu ?
Berapa banyak perindu pertolongan yang engkau acuhkan tanpa peduli
padahal engkau mampu ?
Berapa banyak hak-hak yang engkau rampas ?
Ketika kutatap hai tubuh
Seperti apa gerangan isi hatimu
Apakah isi hatimu sebagus kata-katamu
Atau sekotor daki-daki yang melekat di tubuhmu
Apakah hatimu segagah ototmu
Atau selemah daun-daun yang mudah rontok
Ataukah hatimu seindah penampilanmu
Ataukah sebusuk kotoran-kotoranmu
Betapa beda ..betapa beda …apa yang tampak di cermin
dengan apa yang tersembunyi
Betapa beda apa yang tampak di cermin dan apa yang tersembunyi
Aku telah tertipu , aku tertipu oleh topeng
Betapa yang kulihat selama ini hanyalah topeng, hanyalah topeng belaka
Betapa pujian yang terhambur hanyalah memuji topeng
Betapa yang indah ternyata hanyalah topeng..
Sedangkan aku … hanyalah seonggok sampah busuk yang terbungkus
Aku tertipu , aku malu ya Allah
Allah ..selamatkan aku..Amin ya Rabbal ‘alamin
di kutip dari
Abdullah Gymnastiar
Tampak sesosok yang sangat lama kukenal dan sangat sering kulihat
Namun aneh , sesungguhnya aku belum mengenal siapa yang kulihat
Tatkala kutatap wajah , hatiku bertanya . Apakah wajah ini yang kelak akan
bercahaya bersinar indah di surga sana ?
Ataukah wajah ini yang kelak akan hangus legam di neraka Jahannam
Tatkala kutatap mata, nanar hatiku bertanya
Mata inikah yang akan menatap penuh kelezatan dan kerinduan….
Menatap Allah , menatap Rasulullah , menatap kekasih-kekasih Allah kelak ?
Ataukah mata ini yang terbeliak , melotot , menganga , terburai menatap
Neraka Jahannam………..
Akankah mata penuh maksiat ini akan menyelamatkan ?
Wahai mata , apa gerangan yang kau tatap selama ini ?
Tatkala kutatap mulut , apakah mulut ini yang kelak akan mendesah penuh
kerinduan .. Mengucap laa ilaaha ilallah saat malaikat maut datang
menjemput ?
Ataukah menjadi mulut menganga dengan lidah menjulur , dengan lengking
jeritan pilu yang akan mencopot sendi-sendi setiap pendengar.
Ataukah mulut ini menjadi pemakan buah zaqum jahannam ..yang getir
penghangus , penghancur setiap usus.
Apakah gerangan yang engkau ucapkan wahai mulut yang malang ?
Berapa banyak dusta yang engkau ucapkan ?
Berapa banyak hati-hati yang remuk dengan pisau kata-katamu yang
mengiris tajam
Berapa banyak kata-kata manis semanis madu yang palsu
yang engkau ucapkan untuk menipu ?
Betapa jarang engkau jujur.
Betapa langkanya engkau syahdu memohon agar Tuhan mengampunimu.
Tatkala kutatap tubuhku.
Apakah tubuh ini kelak yang akan penuh cahaya …
Bersinar , bersukacita , bercengkrama di surga ?
Atau tubuh ini yang akan tercabik-cabik hancur , mendidih , di dalam lahar
membara jahannam , terpasung tanpa ampun , derita yang tak pernah berakhir
Wahai tubuh , berapa banyak maksiat yang engkau lakukan ?
Berapa banyak orang-orang yang engkau zalimi dengan tubuhmu ?
Berapa banyak hamba-hamba Allah yang lemah yang engkau
tindas dengan kekuatanmu ?
Berapa banyak perindu pertolongan yang engkau acuhkan tanpa peduli
padahal engkau mampu ?
Berapa banyak hak-hak yang engkau rampas ?
Ketika kutatap hai tubuh
Seperti apa gerangan isi hatimu
Apakah isi hatimu sebagus kata-katamu
Atau sekotor daki-daki yang melekat di tubuhmu
Apakah hatimu segagah ototmu
Atau selemah daun-daun yang mudah rontok
Ataukah hatimu seindah penampilanmu
Ataukah sebusuk kotoran-kotoranmu
Betapa beda ..betapa beda …apa yang tampak di cermin
dengan apa yang tersembunyi
Betapa beda apa yang tampak di cermin dan apa yang tersembunyi
Aku telah tertipu , aku tertipu oleh topeng
Betapa yang kulihat selama ini hanyalah topeng, hanyalah topeng belaka
Betapa pujian yang terhambur hanyalah memuji topeng
Betapa yang indah ternyata hanyalah topeng..
Sedangkan aku … hanyalah seonggok sampah busuk yang terbungkus
Aku tertipu , aku malu ya Allah
Allah ..selamatkan aku..Amin ya Rabbal ‘alamin
di kutip dari
Abdullah Gymnastiar
Jumat, 02 April 2010
Pelangi
Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa (QS 49:13).
Kombinasi proses pembiasan dan pemantulan cahaya matahari oleh butir-butir air hujan menghasilkan pelangi yang indah melengkung di langit. Merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu adalah warna lengkapnya yang mengungkapkan hakikat warna cahaya matahari. Keragaman warnanya hanya ditampakkan untuk menunjukkan keindahan. Hijaunya daun, merahnya mawar, kuningnya emas, putihnya melati, serta birunya langit dan laut tampak karena sifat pantulan, serapan, atau hamburan warna cahaya matahari oleh masing-masing zat tersebut.
Dari segi spektrum energinya, komponen cahaya matahari yang paling kuat adalah cahaya kuning. Tetapi hal itu tidak menjadikan seluruh alam jadi tampak kuning. Masing-masing komponen warna punya perannya masing-masing untuk menunjukkan keindahan alam raya. Ketika bersatu dalam satu berkas cahaya, kita tidak mengenali bahwa cahaya matahari sesungguhnya terdiri dari banyak komponen. Semuanya tampak menyatu. Pelangi menunjukkan keberagaman komponen cahaya matahari dalam keharmonisan dan keindahan.
Pelangi dan cahaya matahari adalah suatu pelajaran tentang persatuan yang hakiki. Karakteristik masing-masing komponen tidak harus ditonjolkan, dihilangkan, atau diseragamkan, karena keanekaragaman adalah suatu kekayaan. Masing-masing komponen punya peran dan keunggulan tersendiri. Kekuatan mayoritas pun tidak boleh memaksakan atau mendominasi.
Allah menciptakan manusia berkelompok-kelompok (QS 49:13). Dengan kekhasannya masing-masing, anggota kelompok bisa saling mengenal lebih dekat karena kemiripan tradisi, visi, dan misi mereka. Masing-masing kelompok punya karakteristik yang tidak harus dibaurkan atau diseragamkan demi persatuan. Berbangsa-bangsa dan berkelompok-berkelompok itu agar saling mengenal dalam kelompok kecil tersebut, demikian firman-Nya. Bukan untuk berpecah dengan kelompok lain. Bukan untuk membanggakan kelompoknya atau merendahkan lainnya.
Bersuku-suku, berpartai-partai, atau berkelompok-kelompok adalah sunatullah. Biarlah ada suku A, B, atau C. Biarlah ada partai K, L, atau M. Biarlah ada ormas X, Y, atau Z. Keanekaragamannya seindah pelangi. Tetapi ketika dipersatukan dalam memperjuangkan tegaknya agama Allah, semua menyatu seperti seberkas cahaya matahari yang cemerlang.
Tidak ada suku, partai, atau kelompok yang merasa paling unggul, paling kokoh, paling banyak pendukungnya, paling reformis, atau paling baik dengan merendahkan lainnya. Kelompok yang direndahkan bisa jadi lebih baik (QS 49:11). Sesungguhnya keunggulan hakiki hanyalah Allah yang paling tahu dari kadar ketaqwaannya (QS 49:13).
Persatuan adalah perwujudan keharmonisan masing-masing komponen yang menerima perbedaan sebagai suatu kekayaan yang memperindah kehidupan. Menyeragamkan sering menghasilkan persatuan yang semu. Ibarat pelangi, perbedaan warna muncul hanya untuk menunjukkan keindahan, bukan untuk bercerai berai.
di kutip dari T. Djamaluddin
Kombinasi proses pembiasan dan pemantulan cahaya matahari oleh butir-butir air hujan menghasilkan pelangi yang indah melengkung di langit. Merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu adalah warna lengkapnya yang mengungkapkan hakikat warna cahaya matahari. Keragaman warnanya hanya ditampakkan untuk menunjukkan keindahan. Hijaunya daun, merahnya mawar, kuningnya emas, putihnya melati, serta birunya langit dan laut tampak karena sifat pantulan, serapan, atau hamburan warna cahaya matahari oleh masing-masing zat tersebut.
Dari segi spektrum energinya, komponen cahaya matahari yang paling kuat adalah cahaya kuning. Tetapi hal itu tidak menjadikan seluruh alam jadi tampak kuning. Masing-masing komponen warna punya perannya masing-masing untuk menunjukkan keindahan alam raya. Ketika bersatu dalam satu berkas cahaya, kita tidak mengenali bahwa cahaya matahari sesungguhnya terdiri dari banyak komponen. Semuanya tampak menyatu. Pelangi menunjukkan keberagaman komponen cahaya matahari dalam keharmonisan dan keindahan.
Pelangi dan cahaya matahari adalah suatu pelajaran tentang persatuan yang hakiki. Karakteristik masing-masing komponen tidak harus ditonjolkan, dihilangkan, atau diseragamkan, karena keanekaragaman adalah suatu kekayaan. Masing-masing komponen punya peran dan keunggulan tersendiri. Kekuatan mayoritas pun tidak boleh memaksakan atau mendominasi.
Allah menciptakan manusia berkelompok-kelompok (QS 49:13). Dengan kekhasannya masing-masing, anggota kelompok bisa saling mengenal lebih dekat karena kemiripan tradisi, visi, dan misi mereka. Masing-masing kelompok punya karakteristik yang tidak harus dibaurkan atau diseragamkan demi persatuan. Berbangsa-bangsa dan berkelompok-berkelompok itu agar saling mengenal dalam kelompok kecil tersebut, demikian firman-Nya. Bukan untuk berpecah dengan kelompok lain. Bukan untuk membanggakan kelompoknya atau merendahkan lainnya.
Bersuku-suku, berpartai-partai, atau berkelompok-kelompok adalah sunatullah. Biarlah ada suku A, B, atau C. Biarlah ada partai K, L, atau M. Biarlah ada ormas X, Y, atau Z. Keanekaragamannya seindah pelangi. Tetapi ketika dipersatukan dalam memperjuangkan tegaknya agama Allah, semua menyatu seperti seberkas cahaya matahari yang cemerlang.
Tidak ada suku, partai, atau kelompok yang merasa paling unggul, paling kokoh, paling banyak pendukungnya, paling reformis, atau paling baik dengan merendahkan lainnya. Kelompok yang direndahkan bisa jadi lebih baik (QS 49:11). Sesungguhnya keunggulan hakiki hanyalah Allah yang paling tahu dari kadar ketaqwaannya (QS 49:13).
Persatuan adalah perwujudan keharmonisan masing-masing komponen yang menerima perbedaan sebagai suatu kekayaan yang memperindah kehidupan. Menyeragamkan sering menghasilkan persatuan yang semu. Ibarat pelangi, perbedaan warna muncul hanya untuk menunjukkan keindahan, bukan untuk bercerai berai.
di kutip dari T. Djamaluddin
Langganan:
Postingan (Atom)