Kamis, 27 Mei 2010

RAYUAN SYAITAN

“Setan itu memberikan janji-janji kepada mereka dan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka, padahal setan itu tidak menjanjikan kepada mereka selain dari tipuan belaka.” (QS. an-Nisa` [4]: 120).

Bukan setan namanya bila gampang menyerah menyesatkan keturunan Nabi Adam as.. Profil setan sejati, yakni Iblis dan seluruh bala tentara pengikutnya –laknatullah ‘alaihim– tidak akan pernah melepaskan satu manusia pun bebas dari tipu daya dan seluruh penyesatannya. Sesungguhnya orang-orang yang saleh dari kalangan kaum muslimin justru mendapatkan godaan dan tipu daya yang lebih dahsyat dari pada orang-orang yang kadar keimanannya masih sedikit dan juga orang-orang kafir. Karena mereka golongan shalihun adalah orang-orang yang benar dengan aqidah, ibadah, dan akhlaknya dalam berislam. Mereka selalu istiqamah di jalan kebenaran dan mengajak (baca: mendakwahi) orang lain agar menjadi golongan shalihun juga. Intinya, setiap orang Islam itu harus saleh dan mensalehkan orang lain. Hal inilah yang sangat dikhawatirkan oleh setan-setan laknatullah bahwa misi utama mereka menyesatkan sebagian besar seluruh umat manusia menjadi gagal total.

Beberapa Tipu Daya Setan terhadap Orang-orang Saleh

Waspda dan hati-hati terhadap godaan setan, serta selalu memohon perlindungan (isti’adzah) kepada Allah Swt. mutlak dilakukan oleh setiap muslim. Berikut ini beberapa cara tipu daya setan terutama kepada orang-orang saleh dan secara umum kepada orang-orang Islam lainnya.

• Membuat manusia ragu-ragu dalam masalah aqidah.

Cara yang pertama ini sangat berbahaya karena berkaitan dengan masalah aqidah dari orang yang ditipu daya tersebut. Isi penyesatannya seperti: setan akan memberikan pertanyaan meragukan kepadanya tentang asal-muasal penciptaan, qadar, dan sebagainya yang berkaitan keyakinan terhadap sendi-sendi aqidah islamiyah. Hal ini mungkin saja berhasil mengenai manusia –termasuk kita– yang pertama, jika kita sering lalai untuk berlindung kepada Allah Swt., dan kedua, kita terpedaya menggunakan “alasan menuntut ilmu”. Maksudnya manusia dapat tertipu daya oleh setan, sehingga mulai merasa berilmu agama tinggi dan melakukan penyimpangan dari jalan Allah yang lurus. Ini banyak terjadi pada kelompok-kelompok yang sesat sampai saat ini.

• Menghiasi perasaan manusia sehingga meninggalkan dunia dan menjauhkan diri dari masyarakat.

Cara jahat setan itu tidak kalah berbahaya dengan cara yang pertama. Ada orang-orang yang terjerumus perasaan dan pikirannya sehingga dengan alasan uzlah (menyendiri) guna memperbaiki hati dan mensucikan jiwa kemudian meninggalkan dunia dan menjauhkan diri mereka dari masyarakat. Orang-orang seperti ini biasa mengenakan “pakaian” pemberi nasihat. Setiap manusia tidak dapat selamat dari tipu daya setan semacam ini kecuali dengan ilmu dan pemahaman agama yang benar terhadap agama.

• Menghiasi perasaan manusia dengan perbuatan-perbuatan eksklusif dan mencegah keluar dari itu.

Ibnu Qayyim rahimahullah berkata,”Di antara manusia terdapat orang yang terikat dengan pakaian yang tidak dipakai oleh orang lain, atau duduk pada tempat yang tidak diduduki oleh orang lain, atau berjalan di jalan yang tidak dilalui oleh orang lain, atau dengan pakaian dan keadaan yang tidak terjadi pada kedua kalinya, atau ibadah tertentu dan tidak melakukan selain itu meskipun lebih tinggi dari hal tersebut, atau seorang guru tertentu yang tidak berpaling dari hal-hal yang dilarang –oleh Allah dan Rasul-Nya–, meskipun ia lebih dekat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka semua tertutup dari mendapatkan apa yang dipinta dan terhalang darinya.”

Kita dapat menyaksikan bagaimana setan laknatullah telah berhasil memperdaya orang-orang seperti itu. Mereka beribadah dengan latihan, pengasingan, dan pengosongan hati. Ilmu-ilmu yang bermanfaat mereka anggap sebagai pemutus jalan. Bila disebutkan kepada mereka persahabatan karena Allah atau permusuhan karena-Nya, memerintahkan berbuat ma’ruf dan mencegah yang munkar, maka itu dianggap sebagai keburukan dan mencampuri urusan orang lain. Jika ada di antara mereka ada yang melakukan hal tersebut, akan langsung dikeluarkan dari kumpulan mereka. Orang-orang seperti ini berada paling jauh dari manusia, meskipun mereka memiliki lebih banyak petunjuk. Allah yang lebih mengetahui tentang hal ini.

• Menjerumuskan manusia ke dalam perbuatan bid’ah dan syubhat.

Sudah seharusnya kita meneladani dan ittiba` (mengikuti) kepada Rasulullah Saw., karena Beliau adalah orang yang ma`shum dan sebaik-baik seluruh ciptaan-Nya, namun Beliau tidak meninggalkan menikah, tidak menjauhkan diri dari manusia, dan tidak meninggalkan pengobatan ketika sakit. Kaum muslimin tidak boleh menyalahi Beliau. Syariah adalah argumen, serta perbuatan Rasulullah Saw. dan pengarahannya adalah neraca, sehingga kita dapat mengukur benar-tidaknya perbuatan kita.

Pada prinsipnya, bid’ah berarti mengada-adakan perbuatan di dalam ibadah yang tidak pernah dicontohkan oleh Rasulullah Saw., sedangkan syubhat berarti perkara yang belum jelas halal dan haramnya, namun Rasulullah Saw. menganjurkan agar perkara syubhat segera ditinggalkan jauh-jauh oleh tiap muslim, karena resiko mudharat-nya lebih besar dari pada manfaatnya.

Cara licik ini termasuk yang disukai juga oleh setan, karena bila telah terjerumus maka muslim yang bersangkutan “menabrak” secara serampangan dan tidak peduli antara aturan halal dan haram, antara perbuatan berpahala dan berdosa, antara aktivitas ibadah dan maksiat, dan sebagainya. Sehingga ada ungkapan nyleneh “yang haram saja susah, apalagi yang halal”. Na’udzu billahi min dzalik.

Sedikit Nasihat untuk Kaum Muslimin

Tanpa ilmu seorang muslim tidak akan dapat berjalan dengan benar dan aman menuju Allah Swt.. Karena jalan menuju Allah penuh dengan rintangan dan berliku-liku. Tidak seorang pun dapat mengatasinya kecuali dengan pertolongan Allah dan melindungi diri dengan benteng ilmu. Ilmu yang dimaksud oleh para ulama tidak terbatas pada satu cabang, namun seluruh cabang ilmu yang dapat membentuk akal seseorang dengan pembentukan yang benar dan sempurna.

Bagi setiap muslim hendaklah memulai dengan mempelajari ilmu aqidah lalu memperbaiki aqidahnya, menutup jalan masuk setan, karena setan akan memperbanyak godaannya setiap kali manusia tersesat dalam jalannya –dengan menempuh jalan setan.

Ia hendaklah mempelajari juga ilmu akhlak yang akan bermanfaat sebagai panduan perilaku teladan di dalam hidupnya.

Ia juga harus mengetahui tentang halal dan haram dalam beribadah dan pergaulan yang dilakukan oleh manusia.

Ia juga harus mempelajari Al-Qur`an, mengkajinya, menghafalnya, dan meneliti ilmu-ilmu serta tafsirnya. Tidak ada yang lebih bermanfaat bagi seorang hamba dalam kehidupannya, keselamatannya, dan kembali kepada-Nya kecuali dengan mempelajari Al-Qur`an dan memahaminya.

“Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari Al-Qur`an dan mengajarinya (kepada orang lain).” (Muttafaqun ‘alaih).

Ia juga harus mengetahui petunjuk Rasulullah Saw. dalam seluruh keadaannya –melalui hadits-hadits Beliau Saw.– baik dalam keadaan damai dan perang, dalam hal makan dan minum, dalam hal tidur dan bangunnya, dalam perintahnya untuk berbuat yang ma’ruf dan dan larangannya dari yang munkar, dalam pergaulannya dengan keluarganya, serta dalam segala keadaannya.

ABU HURAIROH RA

Tokoh kita ini biasa berpuasa sunah tiga hari setiap awal bulan Qamariah (bulan Arab dalam penanggalan Hijri), mengisi malam harinya dengan membaca Al-Quran dan salat tahajud. Akrab dengan kemiskinan, dia sering mengikatkan batu ke perutnya, guna menahan lapar. Dalam sejarah ia dikenal paling banyak meriwayatkan hadis. Dialah Bapak Kucing Kecil (Abu Hurairah), begitu orang mengenalnya.

"Aku sudah dengar pergunjingan kalian. Kata kalian, Abu Hurairah terlalu banyak meriwayatkan hadis Nabi. Padahal, para sahabat muhajirin dan anshar sendiri tak ada yang meriwayatkan hadis Nabi sebanyak yang dituturkan Abu Hurairah. Ketahuilah, saudara-saudaraku dari kaum muhajirin disibukkan dengan perniagaan mereka di pasar. Sementara saudara-saudaraku dari anshar disibukkan dengan kegiatan pertanian mereka. Dan aku seorang papa, termasuk golongan kaum miskin shuffah (yang tinggal di pondokan masjid). Aku tinggal dekat Nabi untuk mengisi perutku. Aku hadir (di samping Nabi) ketika mereka tidak ada, dan aku selalu mengingat-ingat ketika mereka melupakan."

Abu Hurairah adalah sahabat yang sangat dekat dengan Nabi. Ia dikenal sebagai salah seorang ahli shuffah, yaitu orang-orang papa yang tinggal di pondokan masjid (pondokan ini juga diperuntukkan buat para musafir yang kemalaman). Begitu dekatnya dengan Nabi, sehingga beliau selalu memanggil Abu Hurairah untuk mengumpulkan ahli shuffah, jika ada makanan yang hendak dibagikan.

Karena kedekatannya itu, Nabi pernah mempercayainya menjaga gudang penyimpan hasil zakat. Suatu malam seseorang mengendap-endap hendak mencuri, tertangkap basah oleh Abu Hurairah. Orang itu sudah hendak dibawa ke Rasulullah. "Ampun tuan, kasihani saya," pencuri itu memelas. "Saya mencuri ini untuk menghidupi keluarga saya yangkelaparan."

Abu Hurairah tersentuh hatinya, maka dilepasnya pencuri itu. "Baik, tapi jangan kamu ulangi perbuatanmu ini." Esoknya hal ini dilaporkan kepada Nabi. Nabi tersenyum. "Lihat saja, nanti malam pasti ia kembali." Benar pula, malam harinya pencuri itu datang lagi. "Nah, sekarang kamu tidak akan kulepas lagi." Sekali lagi, orang itu memelas, hingga Abu Hurairah tersentuh hatinya. Tapi, ketika hal itu dilaporkan kepada Nabi, kembali beliau mengatakan hal yang sama. "Lihat saja, orang itu akan kembali nanti malam." Ternyata pencuri sialan itu benar-benar kembali. "Apa pun yang kamu katakan, jangan harap kamu bisa bebas. Sudah dua kali kulepas, kamu tak kapok-kapok juga." Eh, pencuri itu malah menggurui. "Abu Hurairah, sebelum kamu tidur, bacalah ayat kursi agar setan tidak menyatroni kamu." Merasa mendapat pelajaran berharga, Abu Hurairah terharu. Ah, ternyata orang baik-baik, pikirnya. "Apa yang dikatakan orang itu memang benar," sabda Nabi ketika dilapori pagi harinya. "Tapi orang itu bukan orang baik-baik. Dia adalah setan. Dia katakan itu supaya dia kamu bebaskan."

MENGIKATKAN BATU KE PERUT

Abu Hurairah adalah salah seorang tokoh kaum fakir miskin. Abu Hurairah sering lapar ketimbang kenyang. Ia sosok yang teguh berpegang pada sunah Nabi. Ia kerap menasihati orang agar jangan larut dengan kehidupan dunia dan hawa nafsu. Ia tak membedakan antara kaum kaya dan kaum miskin, petinggi negeri atau rakyat jelata dalam menyampaikan kebenaran. Ia pun selalu bersyukur kepada Allah dalam keadaan susah dan senang.

Orang yang nama lengkapnya Abdur Rahman (versi lain: Abdu Syams) ibn Shakhr Ad-Dausi ini adalah sosok humoris. Banyak anekdot yang berasal darinya. Ia pun suka menghibur anak-anak kecil. Ia pecinta kucing kecil. Ke mana-mana dibawanya binatang ini, sehingga julukan Abu Hurairah (bapak kucing kecil) pun melekat padanya. Dibanding Nabi, umurnya lebih muda sekitar 30 tahun. Dia lahir di Daus, sebuah desa miskin di padang pasir Yaman. Hidup di tengah kabilah Azad, ia sudah yatim sejak kecil, yang membantu ibunya menjadi penggembala kambing.

Dia masuk Islam tak lama setelah pindah ke Madinah pada tahun ketujuh hijriah, bersamaan dengan rencana keberangkatan Nabi ke Perang Khaibar. Tapi ibundanya belum mau masuk Islam. Malah sang ibu pernah menghina Nabi. Ini membuatnya sedih. Untuk itu, ia memohon Nabi berdoa agar ibunya masuk Islam. Kemudian Abu Hurairah kembali menemui ibunya, mengajaknya masuk Islam. Ternyata sang ibu telah berubah, bersedia mengucapkan dua kalimat syahadat.

BURUH KASAR

Akan halnya kepindahannya ke Madinah adalah untuk mengadu nasib. Di sana ia bekerja serabutan, menjadi buruh kasar bagi siapa pun yang membutuhkan tenaganya. Acap kali dia harus mengikatkan batu ke perutnya, guna menahan lapar yang amat sangat. Menurut shahibul hikayat, ia pernah kedapatan berbaring di dekat mimbar masjid. Gara-gara perbuatan aneh itu, orang mengiranya agak kurang waras. Mendengar kasak-kusuk di kalangan sahabat ini, Nabi segera menemui Abu Hurairah. Abu Hurairah bilang, ia tidak gila, hanya ia lapar. Nabi pun segera memberinya makanan.

Suatu kali, dengan masih mengikatkan batu ke perutnya, dia duduk di pinggir jalan, tempat orang biasanya berlalu lalang. Dilihatnya Abu Bakar melintas. Lalu dia minta dibacakan satu ayat Al-Quran. "Aku bertanya begitu supaya dia mengajakku ikut, memberiku pekerjaan," tutur Abu Hurairah. Tapi Abu Bakar cuma membacakan ayat, lantas berlalu.

Dilihatnya Umar ibn Khattab. "Tolong ajari aku ayat Al-Quran," kata Abu Hurairah. Kembali ia harus menelan ludah kekecewaan karena Umar berbuat hal yang sama. Tak lama kemudian Nabi lewat. Nabi tersenyum. "Beliau tahu apa isi hati saya. Beliau bisa membaca raut muka saya secara tepat," tutur Abu Hurairah. "Ya Abu Hurairah!" panggil Nabi. "Labbaik, ya Rasulullah!""Ikutlah aku!" Beliau mengajak Abu Hurairah ke rumahnya. Di dalam rumah didapati sebaskom susu. "Dari mana susu ini?" tanya Rasulullah. Beliau diberi tahu bahwa seseorang telah memberikan susu itu. "Ya Abu Hurairah!""Labbaik, Ya Rasulullah!" "Tolong panggilkan ahli shuffah," kata Nabi. Susu tadi lalu dibagikan kepada ahli shuffah, termasuk Abu Hurairah. Sejak itulah, Abu Hurairah mengabdi kepada Rasulullah, bergabung dengan ahli shuffah di pondokan masjid.

Sepulang dari Perang Khaibar, Nabi melakukan perluasan terhadap Masjid Nabawi, yaitu ke arah barat dengan menambah tiga pilar lagi. Abu Hurairah terlibat pula dalam renovasi ini. Ketika dilihatnya Nabi turut mengangkat batu, ia meminta agar beliau menyerahkan batu itu kepadanya. Nabi menolak seraya bersabda, "Tiada kehidupan sebenarnya, melainkan kehidupan akhirat."

Abu Hurairah sangat mencintai Nabi. Sampai-sampai dia memilih dipukul Nabi karena melakukan kekeliruan ketimbang mendapatkan makanan yang enak. "Karena Nabi menjanjikan akan memberi syafaat kepada orang yang pernah merasa disakitinya secara sengaja atau tidak," katanya. Begitu cintanya kepada Rasulullah sehingga siapa pun yang dicintai Nabi, ia ikut mencintainya. Misalnya, ia suka mencium Hasan dan Husain, karena melihat Rasulullah mencium kedua cucunya itu.

Ada cerita menarik menyangkut kehidupan Abu Hurairah dan masyarakat Islam zaman itu. Meski Abu Hurairah seorang papa, boleh dibilang tuna wisma, salah seorang majikannya yang lumayan kaya menikahkan putrinya, Bisrah binti Gazwan, dengan lelaki itu. Ini menunjukkan betapa Islam telah mengubah persepsi orang dari membedakan kelas kepada persamaan. Abu Hurairah dipandang mulia karena kealiman dan kesalihannya. Perilaku islami telah memuliakannya, lebih dari kemuliaan pada masa jahiliah yang memandang kebangsawanan dan kekayaan sebagai ukuran kemuliaan.

Sejak menikah, Abu Hurairah membagi malamnya atas tiga bagian: untuk membaca Al-Quran, untuk tidur dan keluarga, dan untuk mengulang-ulang hadis. Ia dan keluarganya meskipun kemudian menjadi orang berada tetap hidup sederhana. Ia suka bersedekah, menjamu tamu, bahkan menyedekahkan rumahnya di Madinah untuk pembantu-pembantunya. Tugas penting pernah diembannya dari Rasulullah. Yaitu ketika ia bersama Al-Ala ibn Abdillah Al-Hadrami diutus berdakwah ke Bahrain. Belakangan, ia juga bersama Quddamah diutus menarik jizyah (pajak) ke Bahrain, sambil membawa surat ke Amir Al-Munzir ibn Sawa At-Tamimi.

MENOLAK JABATAN

Mungkin karena itu, ketika Umar menjadi amirul mukminin, Abu Hurairah diangkat menjadi gubernur Bahrain. Tapi pada 23 Hijri Umar memecatnya gara-gara sang gubernur kedapatan menyimpan banyak uang (menurut satu versi, sampai 10.000 dinar). Dalam proses pengusutan, ia mengemukakan upaya pembuktian terbalik, bahwa harta itu diperolehnya dari beternak kuda dan pemberian orang. Khalifah menerima penjelasan itu dan memaafkannya. Lalu ia diminta menduduki jabatan gubernur lagi, tapi ia menolak. Penolakan itu diiringi lima alasan.

1. aku takut berkata tanpa pengetahuan

2. aku takut memutuskan perkara bertentangan dengan hukum (agama)

3. aku ogah dicambuk

4. aku tak mau harta benda hasil jerih payahku disita

5. dan aku takut nama baikku tercemar, kilahnya. Ia memilih tinggal di Madinah, menjadi warga biasa yang memperlihatkan kesetiaan kepada Umar, dan para pemimpin sesudahnya.

Tatkala kediaman Amirul Mukminin Ustman ibn Affan dikepung pemberontak, dalam peristiwa yang dikenal sebagai al-fitnatul kubra (bencana besar), Abu Hurairah bersama 700 orang Muhajirin dan Anshar tampil mengawal rumah tersebut. Meski dalam posisi siap tempur, Khalifah melarang pengikut setianya itu memerangi kaum pemberontak.

Pada masa Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib, Abu Hurairah ditawari menjadi gubernur di Madinah. Ia menolak. Ketika terjadi pertemuan antara Khalifah Ali dan lawannya, Muawiyah ibn Abi Sufyan, ia bersikap netral dan menghindari fitnah. Sampai kemudian Muawiyah berkuasa, Abu Hurairah bersedia menjadi gubernur di Madinah. Tapi versi lain mengatakan, Marwan ibn Hakamlah yang menunjuk Abu Hurairah sebagai pembantunya di kantor gebernuran Madinah. Di Kota Penuh Cahaya (Al-Madinatul Munawwarah) ini pula ia mengembuskan nafas terakhir pada 57 atau 58 H (676-678 M.) dalam usia 78 tahun. Meninggalkan warisan yang sangat berharga, yakni hadis-hadis Nabi, bak butiran-butiran ratna mutu manikam, yang jumlahnya 5.374 hadis.

Jumat, 14 Mei 2010

Kapan Nafsumu Puas....

Syeikh Abdul Qadir Al-Jilany - Pengajian Hari Jum’at tanggal 11 Sya'ban tahun 545 H. di Madrasahnya
Kendalikan dirimu, nafsumu, watakmu dengan puasa dan sholat da'im dan kesabaran yang da'im pula. Bila hamba benar dalam menata dirinya dan hawa nafsu dan

wataknya, maka hanya ada dia dan tuhannya tanpa sedikit pun ada kontaminasi, hingga yang ada hanya qalbu, sirr dan Tuhannya yang menghampar begitu luas, tanpa kesempitan, penuh rasa sehat tanpa rasa sakit. Karena itu pakailah akal sehatmu, raihlah ilmu, amalkan, dan ikhlaslah dalam beramal.

Anak-anak sekalian. Belajarlah dari makhluk, lalu belajarlah dari Sang Khaliq, sebagaimana Nabi saw, bersabda:
"Siapa yang mengamalkan ilmunya, Allah mewariskan ilmu belum pernah ia ketahui sebelumnya." (Ditkahrij Az-Zubaidy).

Anda harus belajar dari makhluk dulu, baru kepada Al-Khaliq, yaitu anda meraih Ilmu Ladunni, suatu ilmu yang dikhususkan dalam rahasia qalbu, yang kelak menjadi rahasia batin. Bagaimana anda bisa belajar sesuatu tanpa guru? Sedangkan anda berada di rumah Hikmah. Karenanya carilah ilmu, karena mencari ilmu itu fardhu, sebagaimana Nabi saw, bersabda: “Carilah ilmu walau sampai ke China.” (Ditkahrij Adz-Dzahaby).

Anak-anak sekalian, bergurulah kepada orang yang bisa menolong untuk memerangi hawa nafsu anda, bukan pada orang yang menolong nafsu untuk mencelakakanmu. Bila anda belajar pada guru yang bodoh dan munafik, yang memiliki watak dan hawa nafsu, maka ia justru akan menyeret anda pada hawa nafsu itu.

Para guru ruhani itu tidak bersahabat dengan dunia, namun bersahabat dengan akhirat. Bila seorang syeikh senang dengan naluri wataknya dan hawa nafsunya berarti ia sahabat dunia. Bila ia senang dengan qalbunya maka ia sahabat akhirat. Namun bila ia senang dan empunya rahasia batinnya (sirr) maka ia adalah sahabat Tuhan.

Wahai orang yang sok menjadi guru ruhani! Keluarlah dan bergaullah dengan para syeikh yang mukhlis dalam perilaku mereka. Manakala anda masih terus mencari dunia dengan nafsu anda, berambisi dengan hawa kesenangan anda, sesungguhnya anda adalah anak-anak, benar-benar naluri watak murni. Nafsu harus di kendalikan dari dunia dengan berbagai upaya, bukan keterpaksaan, atau nafsu harus mengikuti qalbu, jauh dan jauh dari dunia dan kesenangannya. Nafsu meraih haknya manakala ia sudah buta dari dunia, dari akhirat dan dari segala hal selain Allah Azza wa-Jalla.

Apabila seorang hamba mulai dekat dengan Allah Azza wa-Jalla, akan banyak kegelisahan dan rasa takutnya. Itulah kenapa, seseorang lebih takut pada menterinya dibanding pada rajanya, karena menteri adalah orang yang paling dekat dengan raja.
Orang mukmin tidak akan pernah sampai kepadaNya kecuali dengan keikhlasan. Inilah kaum sufi senantiasa gelisah sepanjang ia belum bertemu dengan Allah Azza wa-Jalla. Siapa yang mengenal Allah Azza wa-Jalla rasa takutnya akan sangat kuat, dan itulah yang disabdakan Nabi saw: "Akulah yang paling mengenal Allah diantara kalian, dan yang paling amat takut kepadaNya." (Al-'Ajluny).

Allah Azza wa-Jalla senantiasa memberi ujian pada para Auliya' Nya agar mereka terus-menerus membersihkan dirinya, bahwa mereka selamanya berada dalam langkah rasa takut jika berubah, berpindah. Mereka terus merasa takut walaupun kondisinya sangat aman. Bereka bergentar walau pun mereka telah diberi ketentraman. Mereka terus mendebat nafsunya, walau nafsu itu sebesar biji atom, sebesar biji bayam dan alpa yang ringan saja. Ketika mereka merasa tenang mereka justru terbang. Ketika mereka merasa cukup justru mereka gugah kefakirannya. Ketika mereka merasa aman, justru mereka bangkitkan rasa takut. Ketika mereka diberi anugerah justru mereka merasa terhadang. Ketika mereka gurau tertawa justru mereka menangis. Ketika mereka bergembira, malah mereka bangkitkan susahnya. Mereka sangat kawatir akan rekayasa tipudaya yang berbalik dan akibat yang buruk, karena mereka tahu bahwa Tuhan mereka berfirman: "Allah tidak ditanya apa yang dilakukanNya, namun merekalah yang ditanya…" (Al-Ambiya': 23)

Anda wahai orang yang alpa! Justru pamer maksiat dan kontra kepada Allah Azza wa-Jalla, sementara anda malah merasa nyaman. Dalam waktu dekat, rasa amanmu akan berubah menjadi ketakutan, rasa luang lapangmu akan berubah menjadi sempit, rasa muliamu akan menjadi hina, rasa luhurmu akan menjadi rendah, rasa kayamu akan menjadi miskin.

Ingatlah bahwa rasa amanmu di hari kiamat dari siksa Allah Azza wa-Jalla, diukur dengan rasa takutmu kepada Allah azza wa-Jalla di dunia, dan rasa takutmu kepada Allah Azza wa-Jalla di akhirat tergantung rasa amanmu di dunia, namun justru anda tenggelam di dunia dan tercebur di sumur kealpaan.

Maka hidupmu sungguh seperti binatang, tidak kenal kecuali hanya kenal makan, minum, seks, dan tidur. Secara lahiriyah, prilakumu seperti mereka yang ahli dalam pembersihan qalbu, tetapi batinmu penuh dengan ambisi duniawi, menumpuk harta dan memburu rizki, hingga telah menutup pintumu untuk menuju Allah Azza wa-Jalla.

Wahai orang yang diseret oleh kehinaan ambisinya, bila anda dan penduduk bumi, bila sesuatu ditarik untukmu, pasti anda belum merasa terbagi. Maka tinggalkanlah ambisi untuk meraih sesuatu yang sebenarnya sudah terbagi bagimu, tinggalkan mencari sesuatu yang belum terbagi untukmu.

Bagaimana orang yang berakal sehat memperbaiki zamannya yang sudah hilang? Maka keluarkanlah makhluk dari hatimu. Lalu jangan kau pandang mereka, dalam bahaya, manfaat, pemberiaan dan hambatan, begitu juga jangan kau pandang pujian, cacian, pengghormatan dan penghinaan mereka, penerimaan dan tolakan mereka. Yakinlah bahwa bahaya dan manfaat itu dari Allah Azza wa-Jalla, baik dan buruk ada di tanganNya, yang ditarikNya untuk penguatan pada makhluk. Bila hal demikian terwujud, anda telah berada di antara Khaliq dan makhluk, anda memandang mereka sekaan-akan mereka tidak ada, bila disandarkan pada anda. Anda pun memandang ahli maksiat, dengan pandangan mata kegilaan dan kebodohan, lalu anda mendidik mereka, mengobati mereka dan sabar atas kepedihan yang ditimpakan pada anda dari mereka, dan kebodohan mereka.

Orang yang taat kepada Tuhannya Azza wa-Jalla adalah para Ulama' yang berakal sehat. Dan mereka yang bermaksiat kepada Tuhannya adalah mereka yang gila dan bodoh. Tukang maksiat bebarti bodoh terhadap Tuhannya, lalu ia ingkar padaNya dan patuh pada syetannya, berserasi dengan para syetan. Bila saja mereka tidak bodoh, pasti mereka tidak maksiat padaNya. Dan kalau toh mereka mengenal nafsunya, dan ia tahu bahwa nafsunya memerintahkan bebruat buruk, pasti ia tidak berserasi dengan nafsu itu.

Sudah berapa kali aku peringatkan anda dari ancaman Iblis dan para pendukungnya, tetapi anda malah bersahabat dengannya. Bahkan anda pelihara pendukung-pendukungnya, hawa nafsu, dunia, watak-wataknya dan sejumlah pendukung jahat lainnya.
Anda harus menghindari semua itu. Karena semua itu adalah musuhmu. Karena tidak ada yang anda cintai selain Allah azza wa-Jalla. Karena Dialah yang menghendakimu demi dirimu, tetapi selainNya menghendakimu demi dirinya.

Bila anda bisa mensirnakan nafsumu dalam situasi sunyi khalwatmu, lalu anda bergabung dengan para penempuh, maka anda menjadi bahagia bersama Allah Azza wa-Jalla. Begitu pula jika nafsu, anda biarkan dengan dunia, qalbu bersama akhirat, rahasia batin (sirr) bersama Allah Azza wa-Jalla, maka khalwatmu akan indah penuh bahagia bersama Allah Azza wa-Jalla. Namun jika khalwatmu bersama nafsumu dan lainnya, maka sesungguhnya anda sedang tidak khalwat!. Khalwat itu hanya dengan Dia Satu-satuNya. Karena anda akan menemuiNya manakala sudah membenci lainNya. Kapan anda menemukan kebeningan bersama mereka yang hatinya bersih? Kapan anda benar bersama mereka yang hatinya benar? Kapan anda ikhlas hingga anda melihat Pintu Allah Azza wa-Jalla dan Ahlullah? Bila perilaku batinmu benar-benar hakiki maka anda akan melihat Rijaalullah Azza wa-Jalla (tokoh-tokohnya Allah). Bila anda memasuki Pintu Allah Azza wa-Jalla, anda akan melihat para pelayanNya, sedang wuquf di sana.

Tapi anda tidak menginjak dan memasuki majlisNya, bagaimana anda melihat para pelayanNya, sampai anda mampu melihat PintuNya, hingga anda melihat pelayan-pelayanNya, bahkan hingga disaat itulah anda melihat Allah Azza wa-Jalla, maka anda melihat yang benar.
Anda melihat yang benar, dibebankan dan disodorkan serta dihadapkan pada anda, dan anda melihat kedustaan menolak anda dan melelapkan anda.

Maka bersamalah dengan orang-orang yang jujur dengan kebenaran, sampai anda beraktivitas dengan aktivitas mereka, maka jujurlah dalam ucapan dan tindakanmu, bersabarlah dalam seluruh perilakumu. Benar dan jujur itu adalah tauhid dan ikhlas, berserah diri pada Allah Azza wa-Jalla. Sedangkan pasrah diri hakikatnya adalah memutuskan diri dari segala bentuk sebab akibat dan ketergantungan selain Allah swt, serta hati batinmu keluar dari upaya dirimu dan kekuatanmu, manakala anda ingin bertemu dengan Allah Azza wa-Jalla.

Lepaskan segala selain DiriNya, berpalinglah dari dirimu dan dari mereka. Berpalinglah dari ciptaan menuju Sang Pencipta.
Sepanjang anda masih bersama diri anda dan mereka, sepanjang itu pula anda tidak bahagia. Beribu-ribu cara, manakala masih anda campur aduk antara Allah Azza wa-Jalla dan lainNya, anda tidak bisa bertemu Allah Azza wa-Jalla.
Cara memutuskan diri anda, adalah merenungkan dan mengamalkan apa yang aku katakan, selebihnya dari kalian masuk dalam samuderaNya dan mengambil berkah atas kehadiran mereka bersamaNya.

Aku sangat berharap kalian meraih kebaikan dunia akhirat. Dunia itu penjaranya kaum beriman, jika seseorang melupakan penjaranya ia akan dapat jalan keluar. Orang beriman berada di penjara. Orang 'arif berada dalam syukurnya, karena mereka tidak pernah melihat penjara, sebab Tuhan telah memberikan minuman rindu kepadaNya hingga lupa penjaranya.

Mereka mendapatkan minuman mesra bersamaNya, minuman pencarian padaNya, meniman lupa dari makhluk dan sadar bersamaNya.
Allah memberikan tegukan demi tegukan minumanNya, lalu mereka selamat dari makhluk, dan bangun bersama Allah azza wa-Jalla, maka bersama Allah Ta'ala-lah mereka lupa dari diam diri di penjara. Sementara mereka yang terpenjara dunia, apinya siksanya didahulukan, maka syurganya adalah perlwanan pada apinya. Ridho terhadap ketentuanNya adalah syurga mereka, kealpaan adalah neraka mereka, dan sadar kepada Allah adalah syurga mereka.
Qiyamat dimata awam adalah hisab, namun bagi kalangan Khusus Ilahiyah adalah kerelaan. Bagaimana tidak demikian? Mereka telah meraih kiamat dalam diri mereka, ketika di dunia mereka menangis sebelum disiksa, maka tangisan telah membuat mereka meraih manfaat besar ketika siksaan hadir.
Sufyan ats-Tsaury ra pernah dimimpikan sepeninggalnya. Lalu ia ditanya, "Apa yang telah diberklakukan oleh Allah Ta'ala padamu?' Ia menjawab, "Allah telah menempatkan diriku di sisiNya, dan Allah Azza wa-Jalla berfirman padaku, 'Hai Sufyan ketahuilah bahwa Aku Maha Pengampun lagi Maha sayang. Engkau telah menangis dengan tangisanmu karena rasa takutmu padaKu, karena malu padaKu."

Karena itulah anda harus hijrah dari watak nafsumu dan syetanmu, dan sekali-kali berkenan pada mereka.
Jadikan para pendukung kejahatan itu sebagai musuhmu, dan jangan bergaul dengan mereka, sampai mereka berselaras denganmu dalam perilakumu.
Taubat itu adalah qalbunya kekuasaan bagi orang yang taubat, dan tidak akan berubah manakala orang belum bertaubat. Maka dustalah anda jika anda merasa berubah tapi belum taubat. Allah swt, berfirman:
"Sesungguhnya Allah tidak akan merubah apa yang ada dalam kaum, hingga mereka merubah apa yang ada dalam diri mereka."

Janganlah anda menzalimi seorang pun di dunia, karena kelak akan dibalas di akhirat. Berbuatlah adil di dunia, hingga anda tetap lurus tebak dalam menempuh jalan syurga. Kedzaliman ketika dibiarkan, maka keadilan akan menyimpang dari para penegaknya. Biarkanlah segalanya pada posisinya hingga anda meraih posisi di sisi Allah Azza wa-Jalla.
Saat ini adalah akhir zaman, dan aku melihat kalian berada dalam tipudaya kalian. Aku sangat khawatir pada kalian akan perubahan dan pergeseran jiwa kalian, dan kalian melakukan perubahan itu, namun perubahan dari yang halal.

Hai makhluk Allah aku menuntut kebaikan dan manfaat secara total dari kalian, dengan harapan agar pintu neraka tertutup secara total pula, agar tak satu pun dari makhluk Allah memasukinya.
Aku memiliki harapan seperti itu karena rahmatnya Allah Azza wa-Jalla, dan kasih sayangNya yang agung pada makhlukNya. Aku aduduk di sini untuk kemashlahatan hati kalian dan pembersihannya, bukan untuk merubah pembicaraan datau membersihkan ucapan. Karena itu anda jangan lari dariku karena ucapanku yang kasar, semua demi mendidik dalam agama Allah Azza wa-Jalla. Ucapanku keras, rasa makananku kasar, tapi siapa yang lari dariku dan lari dari orang seperti aku, tidak akan bahagia. Bila adabmu buruk, maka engkau tidak akan bisa kembali ke agama. Aku tidak akan membiarkanmu, dan aku tidak bicara, lakukan itu! Aku tak peduli apakah anda hadir atau tidak hadir. Aku tidak butuh upaya, kecuali bersama Allah Azza wa-Jalla, bukan dari anda. Aku tidak kenal jumlah dan hitungan kalian, aku tidak di dalamnya. Lisan tidak berubah, tapi jiwalah yang berubah. Bukan kanan, bukan kiri, bukan depan dan bukan belakang, tetapi langkah dada bukan punggung. Mengikuti jejak para Nabi dan Rasul serta Ulama salaf. Aku terus menerus bersama mereka dalam melawan semua musuh, menuju Negeri Kedekatan padaNya.

Bertaubatlah dari dosa-dosa
dan su'ul adabmu. Taubat ini berarti membajak di bumi qalbumu. Sebuah bangunan di qalbumu akan merobohkan bangunan-bangunan syetan. Tegakkan bangunan Ar-Rahman, dan aku mempertemukan kalian dengan Tuhan dan Rabb kalian. Aku berdiri tegak dengan lubuk batin, bukan dengan kulit. Yang lahiriah ini sekadar kulit, aku tidak akan sibuk-sibuk mendidik kulitmu, tetapi aku hanya akan mendidik batinmu. Singkirkan kulitmu, dan aku akan mendidikmu, hingga matahati Nabimu merasakan sejuk bersama kalian.

Anak-anak sekalian. Jangan sampai kalian bersamaku demi dunia, bersamalah denganku demi akhirat saja. Jika benar pergaulanmu denganku demi akhirat, maka dunia bakal datang kepadamu, mengikutimu, dan anda bisa meraihnya sekadar cukup saja. Dan aku menjamin kalian, dan yang sekadar cukup itu membuatmu tidak terhisab.

Dahulukan akhirat atas dunia, dahulukan yang dzohir atas yang lahir, dahulukan yang benar atas yang batil, Yang Baqa' atas yang fana'. Tinggalkan semua, dan ambillah. Tapi jangan kalian ambil dengan tangan watak hawa nafsu, ambillah dengan tangan batin dan rahasia batin. Tinggalkan meraih apa yang dari makhluk, raihlah yang dari Sang Kholiq. Taatlah pada Rasul, terimalah apa yang dating darinya berupa perintah dan larangan. Allah swt berfirman:
"Apa yang datang dari Rasul, maka ambillah darinya dan apa yang dilarang Rasul, maka hindarilah." (Al-Hijr:7).

Jadilah kalian ini ksatria pemberani manakala menjalankan perintah Allah Azza wa-Jalla dan RasulNya, dan jadilah anda ini orang yang sakit ketika berhadapan dengan larangan keduanya, dan jadilah kalian orang mati ketika ketentuan dan takdirNya tiba. Disamping itu, kalian harus bergaul dengan sesama dengan akhlak terbaik. Jangan sampai anda menuntut dari Allah Azza wa-Jallan tanpa pengetahuan dariNya bagi anda, dan berselaraslah dengan aturan dan takdirNya yang ada pada diri anda maupun orang lain. Nabi saw, bersabda:
"Ketika Allah Azza wa-Jalla mencipta Qolam, maka Allah berfirman pada qolam itu,"Tulislah!". Qolam menjawab, "Apa yang harus aku tulis?". Allah Azza wa-Jalla berfirman, "Tulislah ketentuanKu untuk makhlukKu sampai hari qiyamat." (Hr. Thabrani).

Hai orang yang hatinya mati! Wahai orang nafsunya hidup! Hati kalian telah mati, dan bila kalian berada dalam derita dukanya itu lebih baik ketimbang berada dalam duka selain dirimu. Kematian hati adalah alpanya dari Allah Azza wa-Jalla, alpa dari dzikir padaNya. Siapa yang hendak menghidupkan hatinya, maka biarkanlah dzikrullah Azza wa-Jalla dan bahagia bersamaNya ada di hatinya, disamping memandang kekuasan dan keagunganNya, serta tindakanNya terhadap makhlukNya.

Anak-anak sekalian! Ingatlah kepada Allah Azza wa-Jalla, pertama-tama dengan qalbumu, lalu dengan lisanmu. Dzikirlah seribu kali dalam hatimu, sekali dalam lisanmu. Dzikirlah ketika bahaya tiba dengan kesabaran. Dzikirlah dengan meninggalkan dunia, ketika dunia tiba, dan menerima akhirat ketika akhirat tiba, dan berdzikirlah dengan tauhid ketika Allah Azza wa-Jalla tiba, dan berdzikir dengan cara kontra kepada segala hal selain Allah Azza wa-Jalla.

Bila anda melepaskan dukungan nafsu anda dan anda lemparkan, maka nafsu anda akan dikendalikan oleh kendali wara'. Maka tinggalkanlah, "Kata ini kata itu…".Mengingat mati bisa menjernihkan qalbumu dan membencikan pada duniamu dan makhluk lainnya. Bila tirai telah terbuka bagi hatimu, maka anda akan melihat makhluk semuanya fana', mati, hancur, lemah, tak ada yang mengancam anda dan tidak ada yang memberi manfaat pada anda.
sufi news.com

Terapi riya

Apabila Anda telah mengenal esensi riya’ sedemikian rupa, dan begitu banyak celah-celahnya, Anda harus segera mencari terapinya. Di antara terapinya, untuk melawan faktor-faktor penyebab riya’ (cinta pujian; takut dicaci; dan tamak) sebagai berikut:
Terapi cinta pujian, seperti orang yang menerjang barisan musuh agar dipuji sebagai pemberani atau menampakkan semangat ibadat agar dipuji sebagai wara’; maka, terapinya sama dengan terapi cinta tahta.ia harus tahu bahwa cinta pujian itu hanya semu, bukan hal yang hakiki. Dalam konteks riya’, khususnya, la harus mengikrarkan dirinya bahwa riya’ mengandung bahaya. Madu, walaupun sangat manis, apabila terkena racun, sisanya akan rusak.

Seorang hamba harus ikrar kepada diri sendiri, bahwa pada saat miskinnya, akibat riya’ tersebut, sering dipanggil, “Hai pengecut, hai penyimpang, kamu telah menghina Allah swt, kamu lebih dekat dengan hamba-hamba-Nya, dan lebih cinta mereka. Kamu telah membeli pujian mereka dengan caci-maki Allah swt, kamu telah mencari ridha mereka dengan dendam Allah swt.; Adakah yang lebih mulia di sisimu daripada Allah swt.?”

Rasanya tidak ada lagi tindak preventif terhadap riya’; kecuali cacian yang memalukan seperti itu. Bagaimana tidak? Karena riya’ merupakan perbuatan yang mengumpulkan berbagai siksaan dan menghapus ibadat. Riya’ telah mengunggulkan keburukan, setelah sang hamba menghimpun kebaikan. Dan riya’ itulah yang menyebabkan hancurnya amal.

Seorang hamba hendaknya ikrar kepada diri sendiri, bahwa mencari ridha manusia, tidak akan pernah dicapainya. Siapa yang mencari ridha manusia dengan dendam Allah swt, Dia akan mendendamnya. Bagaimana jadinya, meninggalkan ridha Allah dengan ganti sesuatu yang tidak pernah diraihnya?

Terapi atas motivasi riya’ berikutnya adalah motivasi takut dicaci-maki. Seorang hamba harus ikrar kepada dirinya, bahwa caci-maki orang tersebut tidak berbahaya, apabila memang terpuji di sisi Allah swt. Dia tidak boleh menentang cacian dan murka Allah swt. demi menghindari cacian manusia.

Kalau saja orang-orang itu mengetahui apa yang sebenarnya ada dalam hatinya, yang dipenuhi riya’, pasti mereka murka. Allah pun menolaknya, apalagi bila rahasia riya’nya terbongkar, manusia akan murka kepadanya, setelah mendapat murka Allah swt. karena kemunafikannya.

Sebaliknya bila la ikhlas, walaupun orang-orang menentang, tetapi lebih memprioritaskan pandangan Allah swt, pasti tersingkap keikhlasan itu dan orang-orang itu kelak juga akan menyenanginya.

Anda mungkin masih bertanya, “Saya telah ikrarkan semua itu pada diri saya, hati saya telah lari dari riya’, namun kadang-kadang riya’ muncul secara tiba-tiba dalam sebagian ibadat saya, di saat orang lain melihat. Bagaimana terapinya?”

Ketahuilah, terapinya secara mendasar, Anda harus menyamarkan ibadat Anda, seperti Anda menyembunyikan perbuatan buruk Anda. Anda pasti selamat.

Diriwayatkan, bahwa sebagian murid Abu Hafsh Al-Haddad mencaci dunia dan para pengabdi dunia. Maka Abu Hafsh berkata kepada murid tersebut, “Engkau menampakkan jalan yang engkau tempuh yang seharusnya engkau samarkan. Sejak saat ini jangan menghadiri majelis kami.”

Menyamarkan ibadat, terasa berat pada permulaannya. Manakala telah menjadi biasa, akan melunakkan watak dalam kelezatan munajat saat khalwat.
Apabila muncul riya’ seketika, terapinya adalah Anda memperbarui hati sebagaimana semula, dengan mengetahui bahwa riya’ akan menimbulkan murka Allah swt.
Disamping itu orang lain amat lemah, dan tidak memberi manfaat serta madharat karena riya’ Anda. Sehingga Anda benci dengan riya’ tersebut.
Nafsu, memang mengajak berlaku riya’ dengan pura-pura beramal sebaik-baiknya, dan merasa gembira dengan amal tersebut. Sementara sikap membenci riya’, akan menolak dan menentang tindakan seperti itu. Tentunya, orang yang kuat hatinya mampu menguasai dirinya.

Jika rasa benci yang bisa menghalangi kecenderungan riya’ dari diri Anda, sehingga Anda lebih memprioritaskan perilaku seperti itu, tidak lebih dan tidak kurang, tidak dipaksa untuk menampakkan perbuatan, Anda telah mampu membendung dosa. Selebihnya Anda tidak dibebani oleh tindakan lain. Sementara menolak bisikan-bisikan dari naluri yang cenderung pada tanggapan manusia, tidak dikategorikan taklif. Taklif di sini hanya terbatas pada sikap benci dan menolak dari ajakan-ajakan riya’.

Adapun menampakkan ketaatan, agar diikuti orang lain, dan untuk memberi semangat taat bagi mereka, apabila niatnya benar, tidak diiringi nafsu yang tersembunyi, masih ditolerir. Tanda-tandanya, la bisa mengukur orang lain, apabila mereka mengikuti salah satu pengikutnya dan cukup sekadar bertujuan memotivasi agar senang taat saja, dan diberi informasi jika pahala ibadat dengan samar sama pahalanya dengan terang-terangan, maka ia jangan menyenangi ibadat yang terang-terangan di hadapan orang lain.

Tetapi jika ia punya tendensi agar pengikutnya lebih banyak, berarti ada motif riya’nya. Sebab jika motivasinya adalah rasa bahagia karena orang lain, la akan mendapatkan yang lain, dan tidak ada yang diperoleh, kecuali penonjolan diri saja.

Diperkenankan pula menutupi dosa dan kemaksiatan yang pernah dilakukan, dengan syarat tujuannya tidak untuk disangka sebagai orang wara’ atau fasik. Tidak mengapa, bila ia merasa senang kalau kemaksiatan dan kesedihannya tertutupi. Senang karena Allah telah menutupi cacatnya, ataupun karena relevan dengan perintah Allah, dimana Allah senang bila kemaksiatan itu tersembunyikan, dan melarang untuk ditonjolkan kepada orang lain.

Ataupun karena tidak senang bila dicaci orang lain, yang membuatnya sedih. Sebab merasa sedih karena cacian orang lain itu tidak haram. Bahkan sedih semacam itu memang naluriah.
Yang diharamkan justru merasa gembira dengan pujian orang terhadap dirinya karena ibadatnya. Rasa gembira itu sudah seperti pahala yang telah diambil dari ibadatnya (karena itu, tidak ada pahala lagi).

Kadang-kadang menyembunyikan dosanya karena merasa malu jika tampak perbuatannya. Rasa malu itu bukanlah riya’. Tetapi, kadang-kadang rasa malu memang bercampur riya’. Sedangkan meninggalkan ketaatan karena takut riya’, sungguh tidak beralasan.
Al-Fudhail berkata, “Riya’ adalah meninggalkan amal karena takut riya’. Sementara amal karena tendensi terhadap orang lain adalah syirik” Seharusnya la tetap beramal dan ikhlas melakukannya. Kecuali amal yang berkaitan dengan orang banyak, seperti dalam pengadilan, kepemimpinan dan nasihat.

Apabila dirinya sudah terlibat di dalam amaliah tersebut, kemudian tidak mampu menguasai diri, bahkan condong pada nafsu, la harus berpaling dan menjauhi. Begitulah yang dilakukan kalangan salaf.
Ibadat salat dan zakat juga tidak bisa ditinggalkan, kecuali secara mendasar memang tidak diniati ibadat. Bahkan kalau semata karena riya’, ibadatnya tidak sah, dan harus ditinggalkan.
Bagi yang sudah melakukan tradisi ibadatnya, tiba-tiba muncul kekhawatiran riya’ karena hadirnya orang banyak, ibadatnya tidak boleh ditinggalkan. Hendaknya orang tersebut berjuang melawan dorongan riya’nya.

sufi news.com

Adab menjelang ajal

Syekh Abu Nashr as-Sarraj - rahimahullah - berkata: Sebagaimana yang saya terima dari Abu Muhammad al-Harawi -rahimahullah - yang berkata: Saya sempat bermalam di rumah asy-Syibli sebelum

esok harinya la wafat. Sepanjang malam ia membaca dua bait syair:
Setiap rumah yang engkau singgahi,
tak lagi membutuhkan lentera.
Wajahmu yang menjadi
angan-anganku
cukup sebagai alasanku,di saat manusia datang membawa berbagai alasan.

Diceritakan dari Ibnu al-Faraji - rahimahullah - yang berkata "Saya melihat seratus dua puluh kaum Sufi yang ada di sekitar Abu Turab an-Nakhsyabi. Di antara mereka tidak ada yang mati dalam keadaan fakir kecuali dua orang.” Sebagian kaum mengatakan, bahwa dua orang tersebut adalah Ibnu al Jalla’ dan Abu Ubaid al-Busri.
Diceritakan dari al-Wajihi, ketika ada sesuatu yang datang menghampiri hati Ibnu Bunan al-Mishri, maka pergi tanpa tujuan. Kemudian sahabat-sahabatnya membuntutinya hingga di tengah-tengah daerah gurun pasir yang menyesatkan di wilayah Bani Israel. la membuka kedua matanya dan melihat sahabat-sahabat yang ada di sekitarnya sembari berkata, "Menggembalalah di sini sebab ini adalah tempat menggembala para kekasih.” Dengan mengakhiri ucapannya itu ia menemui ajalnya.

Saya mendengar al-Wajihi - rahimahullah - berkata: Saya mendengar Abu Ali ar-Rudzabari - rahimahullah-bercerita: saya masuk di Mesir, lalu saya melihat orang-orang sedang berkerumun. Mereka berkata, “Kami sedang mengepung jenazah seorang pemuda yang sebelum meninggal, la mendengar suara yang mengatakan:
Besar sekali hasrat seorang hamba,
la sangat berkeinginan
melihat-Mu.

Kemudian pemuda itu berteriak dan menghembuskan nafas terakhirnya.”
Saya mendengar dari sebagian sahabat kami yang berkata: Abu Zaid - rahimahullah - sebelum ajal menjemputnya sempat berkata, “Saya tidak pernah mengingat-Mu melainkan karena kelalaianku dan Engkau tidak akan mengambilku kembali kecuali dalam waktu sekejap.”

Dikisahkan dari al-Junaid
- rahimahullah - yang berkata: Saya pernah duduk di sisi guruku, Ibnu al-Kurraini - rahimahullah - menjelang la wafat. Ia melihat ke langit, lalu berkata, “terlalu jauh.” Kemudian saya menundukkan kepala ke tanah, lalu ia berkata, “Terlalu jauh.” Maksudnya sesungguhnya Dia lebih dekat denganmu daripada engkau melihat ke langit atau ke bumi Ia memberi isyarat akan semua itu.

Al-Jariri - rahimahullah - berkata: Saya sempat menyaksikan Abu al-Qasim al Junaid ketika menjelang wafat. Ia tetap dalam keadaan bersujud. Lalu saya berkata, “Wahai Abu al-Qasim, bukankah engkau telah mencapai posisi ini dan jerih payah yang telah engkau lakukan sebagaimana yang saya lihat. Bagaimana kalau sekarang engkau beristirahat?” Lalu la menjawab, “Wahai Abu Muhammad, waktu yang sangat saya butuhkan adalah waktu sekarang ini.” la tetap dalam kondisi sujud sampai la meninggal dunia, dan saya masih menunggu di sebelahnya.

Bakran ad-Dinawari - rahimahullah - pernah mengisahkan: Saya sempat mengunjungi asy-Syibli ketika menjelang wafatnya. Ia berkata padaku, “Hati saya selalu diliputi kecemasan karena dirham yang tidak jelas, dimana saya menyedekahkan di pasar atas nama yang punya dirham tersebut. Dan tidak ada yang lebih menyibukkan pikiran saya dari perkara ini.” Lalu ia berkata “Tolong wudhuilah saya untuk melakukan shalat.” Saya pun melakukannya, tetapi saya lupa menyela-nyela jenggotnya. Sementara itu lidahnya sudah tidak mampu berbicara. Lalu ia memegang tangan saya dan dimasukkan di sela-sela jenggotnya dan kemudian wafat.
Sementara itu sebab kematian Abu al-Husain an-Nuri adalah karena la mendengar bait syair di bawah ini:
Saya tetap berdiam dalam ruang cinta-Mu,
dimana orang tak mengerti kapan lahir cinta-Mu.

Akhirnya la merasakan cintanya begitu membara, dan pergi ke padang sahara dengan tanpa tujuan sebagaimana orang yang linglung, kemudian la terjatuh di semak-semak bambu yang habis dipotong dimana sisa-sisa potongannya tajam seperti pedang. Ia berjalan di atas potongan-potongan bambu itu yang kemudian kakinya mengalirkan darah.Kemudian la dibawa pulang dan baru sampai ke rumahnya pada waktu pagi. Sementara darah masih mengucur deras dari kedua kakinya lalu ia jatuh pingsan, sampai meninggal kedua kakinya masih kelihatan bengkak.

Saya mendengar ad-Duqqi mengatakan: Kami berada di sisi Abu Bakar az-Zaqqaq - rahimahullah - di pagi hari, lalu ia berkata, “Ya Allah, berapa lama Engkau menjadikan saya tetap disini?” Sementara la belum sampai pada kalimat pertama ia keburu meninggal.
Sementara sebab kematian Ibnu Atha' - rahimahullah - adalah ketika la datang ke istana seorang menteri, kemudian disambut dengan kata-kata yang kasar. Kemudian la menegurnya, "Sedikit sopan dan halus wahai laki-laki." Akhirnya si menteri memerintahkan anak buahnya untuk memukul kepalanya dengan sepatu, sehingga la meninggal.

Ibrahim al-Khawwash wafat di masjid Jami' ar-Rayyi setelah menderita sakit perut. Ketika la bangkit dari suatu majelis kemudian ia masuk ke dalam air untuk membersihkan tubuhnya. Sekali ia masuk ke dalam air, kemudian ajal menjemputnya dan dia masih diatas genangan air.
Abu Imran al-Ushthukhri - rahimahullah - berkata: Saya melihat Abu Turab an-Nakhsyabi - rahimahullah - wafat di tengah-tengah gurun pasir dengan berdiri tanpa disangga oleh apapun.

Saya mendengar Abu Abdillah Ahmad bin Atha' ar-Rudzabari berkata: Saya mendengar sebagian kaum fakir berkata: Ketika Yahya al-Ushthukhri menjelang wafat, kami duduk di sekitarnya. kemudian salah seorang di antara kami berkata kepadanya, "Ucapkan, Ashaddu alla Ilaa Ha Ila Allah
(Saya bersaksi, bahwa tidak ada Tuhan yang haq selain Allah)."

Kemudian al-Ushthukhri duduk dan memegang tangan salah seorang di antara kami sembari berkata, 'Ucapkan, Ashaddu alla Ilaa Ha Ila Allah
"Kemudian ia melepaskannya, kemudian memegang tangan yang lain yang ada di sebelahnya dan berkata, "Ucapkan Ashaddu alla Ilaa Ha Ila Allah

Kemudian melepaskannya dan memegang tangan seorang di sampingnya lagi dan berkata, Ucapkan, Ashaddu alla Ilaa Ha Ila Allah

"Demikian seterusnya sampai masing-masing di antara kami disuruh mengucapkan kalimat syahadat. kemudian dia berbaring kembali lalu menemui ajalnya.
Sebagaimana dikisahkan kepada al Junaid, bahwa Abu Said al-Kharraz seringkali cintanya kepada Tuhan sangat membara ketika "menjelang kematiannya. Maka al-Junaid berkata, "Tidak mengherankan bila ruhnya terbang kepada-Nya karena sangat merindukan-NYa.
Demikianlah apa yang bisa kami ringkas tentang adab mereka. Sentara yang belum saya sebutkan cukup banyak. Semoga Allah senantiasa memberi taufik kepada kita.
di kutip dari sufi news.com

Rabu, 12 Mei 2010

Tanda2 kiamat.

1) Penaklukan Baitulmuqaddis
Dari Auf b. Malik r.a. katanya,Rasulullah s.a.w telah bersabda:
"Aku menghitung 6 perkara menjelang hari kiamat." Baginda menyebutkan salah 1) diantaranya, iaitu penaklukan Baitulmuqaddis." - Sahih Bukhari
2) Zina merajalela.
"Dan tinggallah manusia2 yang buruk, yang seenaknya melakukan persetubuhan seperti himar (keledai). Maka pada zaman mereka inilah kiamat akan datang." - Sahih Muslim
3) merajalela alat musik.
"Pada akhir zaman akan terjadi tanah runtuh, rusuhan & perubahan muka."
Ada yang bertanya kepada Rasulullah; "Wahai Rasulullah bila hal ini terjadi?" Baginda
menjawab; "Apabila telah merajalela bunyian (musik) & penyanyi2 wanita" -Ibnu Majah
4) Menghias masjid & membanggakannya.
"Di antara tanda2 telah dekatnya kiamat ialah manusia bermegahan dalam mendirikan masjid" -
Riwayat Nasai.
~ terlihat sudah masjid2 besar tanpa jamaah...
5) Munculnya kekejian, memutuskan kerabat & hubungan dengan tetangga tidak baik.
"Tidak akan datang kiamat sehingga banyak perbuatan & perkataan keji, memutuskan hubungan
silaturahim & sikap yang buruk dalam tetangga." - Riwayat Ahmad dan Hakim.
~ ada anak tak mengakui orang tua karena malu
6) Ramai orang soleh meninggal dunia.
"Tidak akan datang hari kiamat sehingga Allah mengambil orang2 yang baik & ahli agama di
muka bumi,maka tiada yang tinggal padanya kecuali orang2 yang hina & buruk yang tidak
mengetahui yang makruf dan tidak mengingkari kemungkaran" - Riwayat Ahmad
7) Orang yang hina mendapat kedudukan terhormat.
"Di antara tanda semakin dekatnya kiamat ialah dunia akan dikuasai oleh Luka' bin
Luka'(orang yang bodoh & hina). Maka orang yang paling baik ketika itu ialah orang yang
beriman yang diapit oleh 2 orang mulia" - Riwayat Thabrani
8) Mengucapkan salam kepada orang yang dikenalnya sahaja.
"Sesungguhnya di antara tanda2 telah dekatnya hari kiamat ialah manusia tidak mau
mengucapkan salam kepada orang lain kecuali yang dikenalnya saja." - Riwayat Ahmad
9) Banyak wanita yang berpakaian tetapi hakikatnya telanjang.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. "Di antara anda2 telah hari kiamat ialah akan muncul pakaian2 wanita & apabila mereka memakainya keadaannya seperti telanjang".
~ Pakaian zaman sekarang ini (tube, spaghetti strap, g-string etc etc)
10) Bulan sabit kelihatan besar.
"Di antara tanda2 telah dekatnya hari kiamat ialah menggelembung (membesarnya) bulan sabit." - Riwayat Thabrani
11) Banyak dusta & tidak tepat dalam menyampaikan berita.
"Pada akhir zaman akan muncul pembohong2 besar yang datang kepadamu dengan membawa berita2
yang belum pernah kamu dengar & belum pernah didengar oleh bapa2 kamu sebelumnya, kerana
itu jauhkanlah dirimu dari mereka agar mereka tidak menyesatkanmu & memfitnahmu"
- Sahih Muslim -
12) Banyak saksi palsu & menyimpan kesaksian yang benar.
"Sesungguhnya sebelum datang-nya hari kiamat akan banyak kesaksian palsu & disembunyikan kesaksian yang benar." -Riwayat Ahmad
13) Negara Arab menjadi padang rumput & sungai.
"Tidak akan datang hari kiamat sehingga negeri Arab kembali menjadi padang rumput & sungai2" - Sahih Muslim

Shalat Itu Bikin Otak Kita Sehat...

Rasulullah saw bersabda: "Barangsiapa menghadap Allah (meninggal dunia), sedangkan ia biasa melalaikan Shalatnya, maka Allah tidak mempedulikan sedikit-pun perbuatan baiknya (yang telah ia kerjakan tsb)". Hadist Riwayat Tabrani.

Sholat itu Bikin Otak Kita Sehat "Maka dirikanlah Shalat karena Tuhanmu dan Berkurbanlah" (Q.S Al Kautsar:2)

Sebuah bukti bahwa keterbatasan otak manusia tidak mampu mengetahui semua rahasia atas rahmat, nikmat, anugrah yang diberikan oleh ALLAH kepadanya. Haruskah kita menunggu untuk bisa masuk diakal kita ?

Seorang Doktor di Amerika telah memeluk Islam karena beberapa keajaiban yang di temuinya didalam penyelidikannya. Ia amat kagum dengan penemuan tersebut sehingga tidak dapat diterima oleh akal fikiran.

Dia adalah seorang Doktor Neurologi. Setelah memeluk Islam dia amat yakin pengobatan secara Islam dan oleh sebab itu itu telah membukasebuah klinik yang bernama "Pengobatan Melalui Al Qur'an" Kajian pengobatan melalui Al-Quran menggunakan obat-obatan yang digunakan seperti yang terdapat didalam Al-Quran. Di antara berpuasa, madu, biji hitam (Jadam) dan sebagainya.

Ketika ditanya bagaimana dia tertarik untuk memeluk Islam maka Doktor tersebut memberitahu bahwa sewaktu kajian saraf yang dilakukan, terdapat beberapa urat saraf didalam otak manusia ini tidak dimasuki oleh darah. Padahal setiap inci otak manusia memerlukan darah yang cukup untuk berfungsi secara yang lebih normal.

Setelah membuat kajian yang memakan waktu akkhirnya dia menemukan bahwa darah tidak akan memasuki urat saraf didalam otak tersebut melainkan ketika seseorang tersebut bersembahyang yaitu ketika sujud. Urat tersebut memerlukan darah untuk beberapa saat tertentu saja. Ini artinya darah akan memasuki bagian urat tersebut mengikut kadar sembahyang waktu yang diwajibkan oleh Islam. Begitulah keagungan ciptaan Allah.

Jadi barang siapa yang tidak menunaikan sembahyang maka otak tidak dapat menerima darah yang secukupnya untuk berfungsi secara normal. Oleh karena itu kejadian manusia ini sebenarnya adalah untuk menganut agama Islam "sepenuhnya" karena sifat fitrah kejadiannya memang telah dikaitkan oleh Allah dengan agamanya yang indah ini.

Kesimpulannya :
Makhluk Allah yang bergelar manusia yang tidak bersembahyang apalagi lagi bukan yang beragama Islam walaupun akal mereka berfungsi secara normal tetapi sebenarnya di dalam sesuatu keadaan mereka akan hilang pertimbangan di dalam membuat keputusan secara normal. Justru itu tidak heranlah manusia ini kadang-kadang tidak segan-segan untuk melakukan hal hal yang bertentangan dengan fitrah kejadiannya walaupun akal mereka mengetahui perkara yang akan dilakukan tersebut adalah tidak sesuai dengan kehendak mereka karena otak tidak bisa untuk mempertimbangkan Secara lebih normal. Maka tidak heranlah timbul bermacam-macam gejala-gejala sosial Masyarakat saat ini.

"Anda ingin beramal shaleh...? Tolong kirimkan kepada rekan-rekan muslim lainnya yang anda kenal

Skenario Kiamat dalam Fisika

: Kiamat di Bumi


Kiamat, adalah sebuah keniscayaan, baik dalam ranah agama maupun sains. Dalam Islam setiap muslim wajib beriman kepada kiamat. Al Quran dan hadits memberikan panduan kepada kita tentang tanda-tanda, dahsyat, dan keadaan kiamat itu. Namun, Allah tidak memberi tahu kepada kita kapan pastinya kiamat itu seperti pada surat Al A’raaf (7:187):

Mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang Kiamat, “Kapan terjadinya?”

Katakanlah, “Sesungguhnya pengetahuan tentang Kiamat itu ada pada Tuhanku; tidak ada (seorang pun) yang dapat menjelaskannya waktu terjadinya selain Dia. (Kiamat itu) sangat berat (huru-haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi, tidak akan datang kepadamu kecuali secara tiba-tiba.”

Mereka bertanya kepadamu (Muhammad) seakan-akan kamu mengetahuinya. Katakanlah (Muhammad), “Sesungguhnya pengetahuan tentang (hari Kiamat) itu pada Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya.”

Keniscayaan terjadinya kiamat juga diamini oleh Fisika. Model Alam Semesta menyaratkan adanya terjadi kiamat (kehancuran), hanya saja dalam Fisika setidak-tidaknya ada tiga jenis kiamat: kiamat di Bumi, kiamat di Tata Surya, dan kiamat di Alam Semesta. Pada tulisan pertama ini akan dibahas tentang kiamat di Bumi.

Kiamat di Bumi
Fisik Bumi
Bumi sampai sekarang adalah satu-satunya planet yang dihuni oleh makhluk hidup dari level rendah (seperti amuba) sampai tinggi (seperti manusia). Dari luar angkasa Bumi terlihat biru (disebut juga planet Biru), tenang dan damai — walaupun polusi sudah sangat parah terjadi di Bumi. Tidak seorang astronotpun yang pergi ke angkasa tidak rindu untuk balik ke Bumi.

Berdasarkan model yang ada, Bumi kita sudah berumur sekitar 4,54 biliun tahun (1 biliun adalah 109). Radiusnya ~6x106 meter dengan massa ~6x1024 kg yang memberi Bumi potensial gravitasi yang kuat untuk tetap berjalan diorbitnya mengelilingi Matahari dan pada waktu bersamaan memegang Bulan untuk mengorbit mengelilinginya.

Ada air yang menutupi ~70% permukaan Bumi yang menjadikan Bumi satu-satunya planet yang memungkinkan untuk ditinggali. Bumi juga memiliki atmosphere yang berlapis-lapis dan sebagian besar dari nitrogen dan oksigen dengan komposisi yang sangat mengagumkan — jika komposisi penyusun atmosfir tidak seperti yang kita punya sekarang, atmosfir bisa meracuni paru-paru kita. Atmosfir selain untuk cadangan udara bernapas, juga untuk melindungi Bumi dari hempasan batu-batu meteor. Bumi juga mengeluarkan medan magnet yang juga menjadi tameng dari efek-efek radiasi yang berasal dari luar angkasa.

Lapisan Bumi

Ilustrasi lapisan Bumi.

Bumi terdiri dari lapisan-lapisan bebatuan. Secara umum lapisan Bumi bisa dikategorikan dalam tiga bagian: inti (core), mantel (mantle), dan kerak(crust).

Inti Bumi terbentuk saat Bumi terbentuk pertama kali. Dengan ketebalan ~3500 km, ~30% massa Bumi terdapat pada inti ini. Komposisi inti didominasi oleh zat besi (Fe): inti bagian dalam (inner core) adalah besi padat, sedangkan inti luar (outer core) adalah besi cair. Inti luar ini mengontrol Magnet Bumi.

Bagian berikutnya adalah mantel yang berupa batu-batu keras dari silikat (senyawa silikon dan oksigen). Ketebalannya 12.900 Km, sangat tebal. Mantel bagian luar (upper mantle, disebut juga asthenosphere) berupa batu-batu cair (disebut magma) yang sangat panas dan mengalir — panas Bumi berasal dari bagian ini. Pergerakkan magma ini kemudian sanggup menggerakkan bagian lithospere (kulit Bumi). Inilah cikal bakal gempa.

Lempeng Bumi
Lapisan terluar adalah kulit bumi tempat kita “menempel” berupa lempengan-lempangan (plates). Lempengan kulit ini pada dasarnya “mengapung” di atas magma — gunung-gunung yang berada di kulit Bumi berfungsi seperti paku untuk menancapkan lempengan tersebut untuk tidak bergerak terlalu drastis.

Lempeng Bumi memberikan wajah Bumi seperti yang kita miliki sekarang. Tapi karena lempeng Bumi terus bergerak — karena pergerakan magma — wajah Bumi pun terus-menerus berubah, memang tidak dalam waktu yang sebentar. Dulunya Bumi hanya punya satu benua besar, sebelum akhirnya terurai menjadi lima benua seperti yang kita miliki sekarang. Dan mungkin, dalam ratusan tahun ke depan ada pulau yang hilang atau muncul, atau malah mungkin ada benua yang berubah.

Lempengan ini tidak satu utuh seperti kulit bola, tapi terpecah-pecah seperti kulit jeruk yang sudah dikupas dan ditempelkan lagi satu sama lain. Pecahan-pecahan lempengan disebut tektonik. Sambungan lempengan-lempangan membentuk semacam garis di permukaan Bumi, antara lain lempengan Afrika, Antartika, Australia, Eurasia, Amerika Utara, Amerika Selatan, dan lempengan Pasifik.

Sambungan lempengan tersebut ada yang membentuk garis (lihat gambar), di mana pada daerah ini sangat rawan gempa — 90% gempa di Bumi terjadi berasal dari pertemuan lempeng di garis ini. Garis ini disebut juga “cincin api” (ring of fire), dan Indonesia dilewati oleh garis-cincin ini!


Gempa Bumi
Lempengan tektonik tertahan sedemikian rupa sehingga sanggup melawan pergerakan magma di bawahnya. Namun sangat memungkinkan jika kemudian lempengan tersebut bergerak relatif terhadap lempengan yang lain, sehingga dua lempeng bisa saling mendekat (sampai berbenturan), menjauh, atau bergesekan dengan arah paralel. Ini semua menimpulkan getaran keras yang merambat sampai ke permukaan tanah yang kemudian disebut gempa.

Gempa mungkin diikuti oleh empat hal: terbuatnya lembah atau gunung baru, meletusnya gunung, keluarnya magma dari perut Bumi (magma yang sudah keluar dari perut Bumi disebut lava), dan terakhir jika terjadi di dasar laut mengakibatkan tsunami.

Pergerakan magma yang terus menerus membuat kulit Bumi selalu dalam proses evolusi. Konsekuensinya potensi gempa selalu tinggi untuk terjadi. Gempa sudah terjadi semenjak Bumi terbentuk dan akan terus terjadi. Gempa-gempa kecil selalu terjadi di sepanjang cincin-api, gempa besar memang jarang tapi terjadi secara berulang (berperiodik).

Kerusakan gempa pada sebuah kota tidak hanya bergantung pada kekuatan gempa (biasanya diukur oleh satuan Skala Richter, SR), tapi juga seberapa jauh kota tersebut dari pusat gempa (episentrum) dan bagaimana tanah itu bergetar. Karena alasan itu gempa di Jogja pada Mei 2006 yang “hanya” berskala ~5.5 SR relatif lebih menghancurkan daripada gempa di Bengkulu September 2007 kemarin.

Bahaya sekunder gempa (seperti gunung meletus dan tsunami) juga tidak kalah berbahayanya. Masih jelas ingatan kita kedahsyatan tsunami di Aceh akhir tahun 2005 dan kemudian di Pangadaran di awal tahun 2006. Atau bagaimana dahsyatnya (walau kita hanya mendapatkan ceritanya saja) letusan gunung Krakatau pada tahun 1889, menyemburkan batu-batu besar baik berupa cair (lava) dan padat. Di kampung ayah saya, Pasir laweh (Batu Sangkar, Sumatera Barat), masih bisa disaksikan bongkahan-bongkahan batu sebesar rumah tipe 45 bertingkat dua yang berasal dari letusan gunung Merapi pada tahun 1975.

Gempa dan bahaya sekunder gempa lainnya sangat berpotensi menghabiskan umat manusia dan segala peradabannya. Kita tahu tapi sampai sekarang kita tidak mampu berbuat apa-apa. Kalau sekarang kita sudah sanggup dengan baik memprediksi iklim dan cuaca (termasuk memperkirakan kedatangan angin topan) dan juga sudah punya cara meminimalisir kerugian badai, tapi tidak ada yang bisa kita lakukan terhadap gempa. Ilmu dan teknologi kita belum sanggup untuk memprediksi gempa, apa lagi mengatasi gempa. Jika gempa terjadi, hanya diam yang bisa kita lakukan. Jelas sekali ketidakberdayaan manusia di sini.

Artikel terkait di febdian.net: Gempa: Bagaimana, Mengapa, dan Apa

Gempa dan Gravitasi
Saya belum menemukan literatur yang membahas tentang pengaruh gempa pada gravitasi di permukaan Bumi. Namun, saya berpendapat (hipotesis) bahwa ada perubahan kerapatan gravitasi yang terjadi pada wilayah yang terjadinya gempa.

Jika pada kondisi normal (tidak gempa) gaya gravitasi Bumi seragam menuju ke pusat Bumi, tidak demikian adanya pada kondisi gempa. Ketidakseragaman ini membuat kita kehilangan keseimbangan, baik kita sedang menyentuh tanah atau tidak. Jika ketidakseragaman ini besar, mungkin mampu menggeser objek-objek yang berat seperti gunung sekalipun.

Ini adalah sesuatu yang menarik untuk diteliti. Mungkin ada para pembaca yang tertarik untuk melakukan riset ini, saya tidak keberatan untuk bergabung.

Apa Kata Al Quran
Sura Az-Zilzal (99)
Apabila Bumi diguncangkan dengan guncangan yang dahsyat.
Dan Bumi telah mengeluarkan beban-beban berat yang dikandungnya.
Surat Al-Qariah (101)
Hari kiamat,
Apakah hari kiamat itu?
Dan tahukah kamu apa hari kiamat itu?
Pada hari itu manusia seperti laron yang beterbangan,
Dan gunung-gunung seperti bulu yang dihambur-hamburkan.
Febdian Rusydi's blog •

HIKAYAT IBLIS

Segala puji hanya milik Allah SWT, Tuhan Semesta Alam, Awal dan Akhir, Dhahir dan Bathin. Dan Shalawat dan Salam sejahtera semoga senantiasa dilimpahkan kepada seorang Nabi yang Ummi, Muhammad SAW, dan kepada para keluarganya serta sahabatnya, serta para Utusan dan para Nabi.



Sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Mu?adz bin Jabal r.a. dari Ibnu Abbas r.a. berkisah tentang Abu Murrah (iblis) yang mendatangi rasulullah SAW pada suatu majelis pertemuan. Kedatangan iblis yang terkutuk ke majelis itu, karena diperintahkan oleh-Nya.
Allah SWT memerintahkan iblis untuk memberikan penjelasan kepada Rasulullah SAW perihal bagaimana Iblis menggoda, membujuk, merayu, dan merekayasa anak-cucu Adam AS. Selain itu, iblis juga harus menjelaskan perihal apa saja kesukaannya, siapa saja temannya, sekaligus kepada apa saja kebenciaannya, dan siapa yang menjadi musuhnya.
Semua dijelaskan oleh iblis. Iblis terpaksa menjelaskan karena Allah SWT mengancam -jika iblis berbohong dalam memberikan penjelasan kepada Rasulullah SAW- maka Allah SWT akan menjadikannya debu yang bakal dihempaskan oleh angin kencang. Ancaman Allah SWT itu membuat iblis takut, karena iblis merasa tidak senang jika kehancurannya itu membuat musuh-musuhnya menjadi senang.

Diriwayatkan dari Mu?adz bin Jabal r.a., dari Ibnu Abbas r.a. yang berkisah :
Kami bersama Rasulullah SAW dirumah salah seorang sahabat Anshar, dimana saat itu kami ditengah-tengah jamaah.
Lalu ada suara orang memanggil dari luar.
?Wahai para penghuni rumah, apakah kalian mengizinkanku masuk, sementara kalian butuh kepadaku?.

Rasulullah SAW bertanya kepada para jamaah,
?Apakah kalian tahu, siapa yang memanggil dari luar itu ??.
Mereka menjawab,
?Tentu Alllah SWT dan Rasul-Nya lebih tahu?.

Lalu Rasulullah SAW menjelaskan, ?ini adalah iblis yang terkutuk, semoga Allah senantiasa melaknatnya?.

Kemudian Umar r.a. meminta izin kepada Rasulullah sembari berkata, ?Ya Rasulullah, apakah engkau mengizinkanku untuk membunuhnya ??.

Beliau Nabi SAW menjawab,
?bersabarlah wahai Umar, apakah engkau tidak tahu bahwa ia termasuk mahluk yang tertunda kematiannya sampai batas waktu yang telah diketahui (hari Kiamat) ?. Akan tetapi sekarang silahkan kalian membukakan pintu untuknya. Sebab ia diperintahkan untuk datang kesini, maka pahamilah apa yang diucapkan dan dengarkan apa yang bakal ia ceritakan kepada kalian?.


Kemudian dibukakan pintu, lalu ia masuk ditengah-tengah kami.
Ternyata ia berupa orang yang sudah tua bangka dan buta sebelah mata. Ia berjenggot sebanyak tujuh helai rambut yang panjangnya seperti rambut kuda. Kedua kelopak matanya terbelah keatas (tidak kesamping). Sedangkan kepalanya seperti gajah yang sangat besar, gigi taringnya memanjang keluar seperti babi. Sementara kedua bibirnya seperti bibir kerbau.

Ia datang sambil memberi salam.
?Assalamu?alaika ya Muhammad, Assalamu?alaikum ya jamaa?atal-muslimim ?.

Nabi SAW menjawab,
?Assalamu lillah ya la?iin (Keselamatan hanya milik Allah wahai mahluk yang terkutuk).
Saya mendengar engkau punya keperluan kepada kami. Apa keperluan tersebut wahai iblis ? ?.

?Wahai Muhammad, saya datang kesini bukan karena kemauanku sendiri, tapi saya datang kesini karena terpaksa ?, tutur iblis.

?Apa yang membuatmu terpaksa harus datang kesini wahai mahluk terkutuk ??, tanya Rasulullah SAW.
Iblis menjawab,

? Telah datang kepadaku seorang malaikat yang diutus oleh Tuhan Yang Maha Agung, dimana utusan itu berkata kepadaku,
? Sesungguhnya Allah SWT memerintahmu untuk datang kepada Muhammad SAW sementara engkau adalah mahluk yang rendah dan hina. Engkau harus memberi tahu kepadanya, bagaimana engkau menggoda dan merekayasa anak-cucu Adam AS, bagaimana engkau membujuk dan merayu mereka. Lalu engkau harus menjawab segala apa yang ditanyakan Muhammad SAW dengan jujur. Maka demi Kebesaran dan Keagungan Allah SWT, jika engkau menjawab dengan bohong, sekalipun hanya sekali, sungguh engkau akan Allah SWT jadikan debu yang bakal dihempaskan oleh angin kencang, dan musuh-musuhmu akan merasa senang ? .
Wahai Muhammad, maka sekarang saya datang kepadamu sebagaimana yang diperintahkan kepadaku. Maka tanyakan apa saja yang engkau inginkan. Kalau sampai saya tidak menjawab dengan jujur, maka musuh-musuhku akan merasa senang atas musibah yang bakal saya terima. Sementara tidak ada beban yang lebih berat bagiku daripada bersenangnya musuh-musuhku atas musibah yang menimpa diriku ? .


Rasulullah SAW mulai melemparkan pertanyaan kepada iblis,
?Jika engkau bisa menjawab dengan jujur, maka coba ceritakan kepadaku, siapa orang yang paling engkau benci ? ?.
Iblis menjawab dengan jujur,
? Engkau, wahai Muhammad, adalah orang yang paling aku benci dan kemudian orang-orang yang mengikuti agamamu ?.

?Lalu siapa lagi yang palimg engkau benci ? ?, tanya Rasulullah SAW.
?Seorang pemuda yang bertakwa dimana ia mencurahkan dirinya hanya kepada Allah SWT ?, jawab iblis.

?Siapa lagi ? ?, tanya Rasulullah SAW.
?Orang alim yang wara? (menjaga diri dari syubhat) lagi sabar ?, jawab iblis.

?Siapa lagi ? ?, tanya Rasulullah SAW.
?Orang yang senantiasa melanggengkan kesucian dari tiga kotoran (hadats besar, kecil, dan najis) ?, tutur iblis.

?Siapa lagi ? ?, tanya Rasulullah SAW.
?Orang fakir yang senantiasa bersabar, yang tidak pernah menuturkan kefakirannya kepada siapapun dan juga tidak pernah mengeluhkan penderitaan yang dialaminya?, jawab iblis.
?Lalu dari mana engkau tahu kalau ia bersabar ? ?,tanya Rasulullah SAW.
?Wahai Muhammad, bila ia masih dan pernah mengeluhkan penderitaannya kepada mahluk yang sama dengannya selama tiga hari, maka Allah SWT tidak akan mencatat perbuatannya dalam kelompok orang-orang yang bersabar ?, jelas iblis.

?Lalu siapa lagi wahai iblis ? ? , tanya Rasulullah SAW.
?Orang kaya yang bersyukur?, tutur iblis.
?Lalu apa yang bisa memberi tahu kepadamu, bahwa ia bersyukur ? ?,tanya Rasulullah SAW.
?Bila saya melihatnya ia mengambil kekayaannya dari apa saja yang dihalalkan dan kemudian disalurkan pada tempatnya?, tutur iblis.


?Bagaimana kondisimu apabila ummatku menjalankan shalat ? ?, tanya Rasulullah SAW.
?Wahai Muhammad, saya langsung merasa gelisah dan gemetar ?, jawab iblis.
?Mengapa wahai mahluk yang terkutuk ? ?, tanya Rasulullah SAW.
?Sesunguhnya apabila seorang hamba bersujud kepada Allah SWT sekali sujud, maka Allah SWT akan mengangkat satu derajat (tingkat). Apabila mereka berpuasa, maka saya terikat sampai mereka berbuka kembali. Apabila mereka menunaikan manasik haji, maka saya jadi gila. Apabila mereka membaca Al-Qur?an, maka saya akan meleleh (mencair) seperti timah yang dipanaskan dengan api. Apabila mereka bersedekah maka seakan-akan orang yang bersedekah tersebut mengambil kapak lalu memotong saya menjadi dua ?? jawab iblis.
?Mengapa demikian wahai Abu Murrah (julukan iblis) ? ?, tanya Rasulullah SAW.
?sebab dalam sedekah ada empat perkara yang perlu diperhatikan ;
Dengan sedekah itu, Allah SWT akan menurunkan keberkahan dalam hartanya,
menjadikan ia disenangi dikalangan mahluk-Nya.
Dengan sedekah itu pula Allah SWT akan menjadikan suatu penghalang antara neraka dengannya,
dan akan menghindarkan segala bencana dan penyakit ?, tutur iblis menjelaskan.


?Lalu bagaimana pendapatmu tentang Abu Bakar ? ?, tanya Rasulullah SAW.
?Ia sewaktu Jahiliyyah saja tidak pernah taat kepadaku, apalagi sewaktu dalam Islam ?, tutur iblis.

?Bagaimana dengan Umar bin Khaththab ? ?,tanya Rasulullah SAW.
?Demi Allah SWT , setiap kali saya bertemu dengannya, mesti akan lari darinya ?, jawab iblis.

?Bagaimana dengan Utsman ? ? , tanya Rasulullah SAW.
?Saya merasa malu terhadap orang yang para malaikat saja malu kepadanya ?, jawab iblis.

?Lalu bagaimana dengan Ali bin Abi Thalib ? ?, tanya Rasulullah SAW.
?Andaikan saya bisa selamat darinya dan tidak pernah bertemu dengannya, ia meninggalkanku dan saya pun meninggalkannya. Akan tetapi ia tidak pernah melakukan hal itu samasekali ?? tutur iblis.


?Segala puji bagi Allah SWT yang telah menjadikan ummatku bahagia dan mencelakakanmu sampai pada waktu yang ditentukan ?, tutur Rasulullah SAW.

?Tidak dan tidak mungkin, dimana ummatmu bisa bahagia sementara saya senantiasa hidup dan tidak mati sampai pada waktu yang telah ditentukan.
Lalu bagaimana engkau bisa bahagia terhadap ummatmu, sementara saya bisa masuk kepada mereka melalui aliran darah dan daging, sedangkan mereka tidak melihatku.
Demi Tuhan yang telah menciptakanku dan telah menunda kematianku sampai pada hari mereka dibangkitkan kembali (Kiamat).
Sungguh saya akan menyesatkan mereka seluruhnya, baik yang bodoh maupun yang alim, yang awam maupun yang bisa membaca Al-Qur?an, yang nakal maupun yang rajin beribadah,
kecuali hamba-hamba Allah SWT yang mukhlis (murni) ?, tutur iblis.

?Siapa menurut engkau hamba-hamba Allah SWT yang mukhlis itu ? ?? tanya Rasulullah SAW.

Iblis lalu menjawab dengan panjang lebar,
?Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad,
bahwa orang yang masih suka dirham dan dinar (harta) adalah belum bisa murni karena Allah SWT.
Apabila saya melihat seseorang sudah tidak menyukai dirham dan dinar, serta tidak suka dipuji, maka saya tahu bahwa ia adalah orang yang mukhlis karena Allah, lalu saya tinggalkan.
Sesungguhnya seorang hamba selagi masih suka harta dan pujian, sedangkan hatinya selalu bergantung pada kesenangan-kesenangan duniawi, maka ia akan lebih taat kepadaku daripada orang-orang yang telah saya jelaskan kepadamu.
Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad, bahwa cinta harta itu termasuk dosa yang paling besar ?.
Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad, bahwa cinta kedudukan adalah termasuk dosa yang paling besar ?.
Apakah engkau tidak tahu, saya memiliki tujuh puluh ribu anak, sedangkan setiap anak dari jumlah tersebut memiliki tujuhpuluh ribu setan.
Diantara mereka ada yang sudah saya tugaskan untuk menggoda ulama.
Ada yang saya tugaskan untuk menggoda para pemuda.
Ada yang saya tugaskan untuk menggoda orang-orang yang sudah tua.
Anak-anak muda bagi kami tidak masalah.
Sedangkan anak-anak kecil lebih mudah kami permainkan sekehendak saya.
Diantara mereka juga ada yang saya tugaskan untuk menggoda orang-orang yang tekun beribadah.
Dan ada juga yang saya tugaskan untuk menggoda orang-orang zuhud.
Mereka keluar-masuk dari kondisi ke kondisi lain, dari satu pintu ke pintu lain, sehingga mereka berhasil dengan menggunakan cara apapun.
Saya ambil dari mereka nilai keikhlasan dalam hatinya, sehingga mereka beribadah kepada Allah dengan tidak ikhlas, sementara mereka tidak merasakan hal itu.
Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad,
bahwa Barshish seorang rahib (pendeta) yang berbuat ikhlas karena Allah selama tujuh puluh tahun, sehingga dengan doanya ia sanggup menyelamatkan orang-orang yang sakit. Akan tetapi saya tidak berhenti menggodanya sehingga ia sempat berbuat zina dengan seoarng perempuan, membunuh orang dan mati dalam kondisi kafir ?.
Inilah yang disebutkan oleh Allah SWT dalam kitab-Nya dengan firman-Nya :
?(Bujukan orang-orang munafik itu adalah) seperti (bujukan) setan ketika dia berkata kepada manusia : ?Kafirlah kamu? , maka tatkala manusia itu telah kafir ia berkata, ?sesungguhnya aku cuci tangan darimu, karena sesungguhnya aku takut kepada Allah, Tuhan Semesta Alam?. (QS.Al-Hasyr:16).
Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad,
bahwa kebohongan itu dari saya, saya adalah yang berbohong pertamakali.
Orang yang berbohong adalah temanku.
Barangsiapa bersumpah atasnama Allah dengan berbohong maka ia adalah kekasihku.
Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad,
bahwa saya pernah bersumpah kepada Adam dan Hawa dengan atasnama Allah, ?Bahwa saya akan memberi nasihat kepada kalian berdua?.
Maka sumpah bohong itu menyenangkan hatiku.
Sedangkan menggunjing dan mengadu domba adalah buah santapan dan kesukaanku.
Kesaksian dusta adalah penyejuk mataku dan kesenanganku.
Barangsiapa bersumpah dengan menceraikan istrinya (talak) maka hampir tidak akan bisa selamat, sekalipun hanya sekali.
Andaikan itu benar, yang karenanya orang membiasakan lidahnya mengucapkan kata-kata tersebut, istrinya akan menjadi haram.
Kemudian dari pasangan tersebut menghasilkan keturunan sampai hari Kiamat nanti yang semuanya hasil dari anak-anak zina.
Sehingga seluruhnya masuk neraka hanya gara-gara satu ucapan.
Wahai Muhammad,
sesungguhnya diantara ummatmu ada orang yang menunda-nunda shalatnya dari waktu ke waktu.
Ketika ia hendak menjalankan shalat maka saya selalu berada padanya dan menggangu sembari berkata kepadanya, ?Masih ada waktu, teruskan engkau sibuk dengan urusan dan pekerjaan yang engkau lakukan? .
Sehingga ia menunda shalatnya, dan kemudian shalat diluar waktunya.
Akibatnya dengan shalat yang dikerjakan diluar waktunya itu akan dipukul di kepalanya.
Kalau saya merasa kalah,
maka saya mengirim kepadanya salah seorang dari setan-setan manusia yang akan menyibukkan waktunya.
Kalau dengan usaha itu saya masih kalah,
maka saya tinggalkan sampai ia menjalankan shalat.
Ketika dalam shalatnya saya berkata kepadanya, ?Lihatlah ke kanan dan ke kiri ?.
Akhirnya ia melihat. Maka pada saat itu wajahnya saya usap dengan tangan saya.
Kemudian saya menghadap didepan matanya sembari berkata, ?engkau telah melakukan apa yang tidak akan menjadi baik selamanya?.
Wahai Muhammad,
engkau tahu, bahwa orang yang banyak menoleh dalam shalatnya, Allah akan memukul kepalanya dengan shalat tersebut.
Kalau dalam shalat ia sanggup mengalahkan saya, sementara ia shalat sendirian,
maka saya perintahkan untuk tergesa-gesa.
Maka ia mengerjakan shalat seperti ayam yang mencocok benih-benih untuk dimakan dan segera meninggalkannya.
Kalau ia sanggup mengalahkan saya, dan shalat berjamaah,
maka saya kalungkan rantai dilehernya.
Ketika ia sedang ruku? saya tarik kepalanya keatas sebelum imam bangun dari ruku? dan saya turunkan sebelum imam turun.
Wahai Muhammad,
engkau tahu, bahwa orang yang melakukan shalat seperti itu, maka batal shalatnya,
dan di hari Kiamat nanti Allah akan menyalin kepalanya dengan kepala keledai.
Kalau dengan cara tersebut saya masih kalah,
maka saya perintahkan meremas-remas jari-jemarinya sehingga bersuara, sedangkan ia sedang shalat, karenanya ia termasuk orang-orang yang bertasbih kepadaku padahal ia sedang shalat.
Kalau dengan cara tersebut masih juga tidak mempan,
maka saya tiup hidungnya sehingga ia menguap, sementara ia sedang shalat.
Kalau ia tidak menutupi mulutnya dengan tangannya maka setan masuk kedalam perutnya, sehingga ia semakin rakus dengan dunia dan berbagai perangkapnya. Ia akan selalu mendengar dan taat kepadaku.
Bagaimana ummatmu bisa bahagia wahai muhammad,
sementara saya memerintah orang-orang miskin untuk meninggalkan shalat,
dan saya berkata kepadanya, ?Shalat bukanlah kewajiban kalian, shalat hanya kewajiban orang-orang yang diberi nikmat oleh Allah?.
Saya pun berkata kepada orang yang sakit,
?Tinggalkan shalat, karena shalat bukanlah kewajibanmu. Shalat hanyalah kewajiban orang-orang yang diberi nikmat kesehatan. Sebab Allah sudah berfirman, ?...dan tidak apa-apa bagi seorang yang sedang sakit...?(QS.An-Nur:61).
Kalau engkau sudah sembuh baru melakukan shalat.
Akhirnya ia mati dalam kondisi kafir.
Apabila ia mati dengan meninggalkan shalat ketika sedang sakit, maka ia akan bertemu Allah dengan dimurkai.
Wahai Muhammad,
jika saya menyimpang dan berdusta kepadamu, maka hendaknya engkau memohon kepada Allah agar saya dijadikan debu yang lembut.
Wahai Muhammad,
apakah engkau masih juga merasa gembira terhadap ummatmu,
sementara saya bisa memurtadkan seperenam dari ummatmu untuk keluar dari Islam ? ?.


Kemudian Rasulullah SAW meneruskan pertanyaannya,
?Wahai mahluk yang terkutuk, siapa teman dudukmu ? ?.
?Orang-orang yang suka makan riba?, jawab Iblis.


?Lalu siapa teman dekatmu ? ?, tanya Rasulullah SAW.
?Orang yang berzina?, jawab Iblis.

?Siapa teman tidurmu ??, tanya Rasulullah SAW.
?Orang yang mabuk ?, jawab Iblis.

?Siapa tamumu ? ? , tanya Rasulullah SAW.
?Pencuri?, jawab Iblis.

?Siapa utusanmu ? ?,tanya Rasulullah SAW.
?Tukang sihir ?, jawab Iblis.


?Apa yang menyenangkan pandangan matamu ? ?, tanya Rasulullah SAW.
?Orang yang bersumpah dengan talak?, jawab Iblis.

?Siapa kekasihmu ? ?, tanya Rasulullah SAW.
?Orang yang meninggalkan shalat Jum?at ?, jawab Iblis.


?Wahai mahluk yang terkutuk, apa yang mengakibatkan punggungmu patah ? ?, tanya Rasulullah SAW.
?Suara ringkik kuda untuk berperang membela agama Allah SWT ? , jawab Iblis.


?Apa yang membuat hatimu panas ? ?, tanya Rasulullah SAW.
?Banyak beristighfar kepada Allah, baik di malam hari maupun di siang hari?, jawab Iblis.

?Apa yang membuatmu merasa malu dan hina ? ?, tanya Rasulullah SAW.
?Sedekah secara rahasia?, jawab Iblis.


?Apa yang menjadikan matamu buta ? ?, tanya Rasulullah SAW.
?Shalat diwaktu sahur?, jawab Iblis.

?Apa yang dapat mengendalikan kepalamu ? ?, tanya Rasulullah SAW.
?Memperbanyak shalat berjamaah?, tutur Iblis.

?Siapa orang yang paling membahagiakanmu ? ?, tanya Rasulullah SAW.
?Orang yang sengaja meninggalkan shalat?, tutur Iblis.


?Siapa yang paling celaka menurut engkau ? ?, tanya Rasulullah SAW.
?Orang-orang yang kikir?, jawab Iblis.

?Apa yang paling menyita pekerjaanmu ? ?, tanya Rasulullah SAW.
?Majelis orang-orang alim?, jawab Iblis


?Bagaimana cara engkau makan ? ?, tanya Rasulullah SAW.
?Dengan tangan kiriku dan jari-jemariku?, jawab Iblis.

?Dimana engkau mencari tempat berteduh untuk anak-anakmu diwaktu panas ??, tanya Rasulullah SAW.
?Dibawah kuku manusia?, jawab Iblis.


?Berapa kebutuhan yang pernah engkau minta kepada Tuhanmu ? ?, tanya Rasulullah SAW.
?Sepuluh macam? , jawab Iblis.
?Apa saja itu wahai mahluk terkutuk ? ?, tanya Rasulullah SAW.
Iblis pun menjawab :
?Saya meminta-Nya agar saya bisa berserikat dengan anak-cucu Adam dalam harta kekayaan dan anak-anak mereka.
Akhirnya Allah mengizinkanku berserikat dalam kelompok mereka.
Itulah maksud firman Allah SWT :
?Dan berserikatlah dengan mereka pada harta dan anak-anak dan beri janjilah mereka. Dan tidak ada yang dijanjikan oleh setan kepada mereka melainkan tipuan belaka?. (QS.Al-Isra?:64).
Setiap harta yang tidak dikeluarkan zakatnya, maka saya ikut memakannya.
Saya juga ikut makan makanan yang bercampur riba dan haram serta segala harta yang tidak dimohonkan perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk.
Setiap orang yang tidak memohon perlindungan kepada Allah dari setan ketika bersetubuh dengan istrinya, maka setan akan ikut bersetubuh.
Akhirnya melahirkan anak yang mendengar dan taat kepadaku.
Begitu pula orang yang naik kendaraan dengan maksud mencari penghasilan yang tidak dihalalkan, maka saya adalah temannya.
Itulah maksud firman Allah SWT :
?Dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukanmu yang berjalan kaki?. (QS.Al-Isra?:64).
Saya memohon kepada-Nya agar saya punya rumah, maka rumahku adalah kamar mandi.
Saya memohon agar saya punya masjid, akhirnya pasar menjadi masjidku.
Saya memohon agar saya punya Al-Qur?an, maka syair adalah Al-Qur?anku.
Saya memohon agar saya punya adzan, maka terompet adalah penggilan adzanku.
Saya memohon kepada-Nya agar saya punya tempat tidur, maka orang-orang mabuk adalah tempat tidurku.
Saya memohon agar saya memiliki teman-teman yang menolongku, maka kelompok Al-Qadariyyah menjadi teman-teman yang membantuku.
Dan saya memohon agar saya memiliki teman-teman dekat, maka orang-orang yang menginfakkan harta kekayaannya untuk kemaksiatan adalah teman dekatku.
Itulah maksud firman Allah SWT :
?Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan dan setan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya?. (QS.Al-Isra?:27) ?.


Rasulullah SAW berkata kepada Iblis,
?Andaikan tidak setiap apa yang engkau ucapkan itu didukung oleh ayat-ayat dari Kitab Allah tentu aku tidak akan membenarkanmu?.


Lalu Iblis berkata lagi,
?Wahai Muhammad,
saya memohon kepada Allah agar saya bisa melihat anak-cucu Adam, sementara mereka tidak bisa melihatku.
Kemudian Allah menjadikan aku bisa mengalir melalui peredaran darah mereka.
Diriku bisa berjalan kemanapun sesuai kemauan diriku dan dengan cara bagaimana pun. Kalau saya mau dalam sesaat pun bisa.
Kemudian Allah berfirman kepadaku: ?Engkau bisa melakukan apa saja yang kau minta?.
Akhirnya saya merasa senang dan bangga sampai hari Kiamat.
Sesungguhnya orang yang mengikutiku lebih banyak daripada orang yang mengikutimu.
Sebagian besar anak-cucu Adam akan mengikutiku sampai hari Kiamat?.

Iblis melanjutkan lagi,
?Saya memiliki anak yang saya beri nama Atamah.
Ia akan kencing di telingan seorang hamba ketika ia tidur meninggalkan sjalat Atamah (Isya?).
Andaikan tidak karenanya tentu manusia tidak akan tidur terlebih dahulu sebelum menjalankan shalat.
Saya juga punya anak yang saya beri nama Mutaqadhi.
Apabila ada seorang hamba melakukan ketaatan (ibadah) dengan rahasia dan ingin menutupinya, maka anak saya tersebut senantiasa membatalkannya dan dipamerkan ditengah-tengah manusia, sehingga semua manusia tahu.
Akhirnya Allah membatalkan sembilan puluh sembilan dari seratus pahala. Sehingga yang tersisa hanya satu pahala. Sebab setiap ketaatan yang dilakukan secara rahasia akan diberi seratus pahala.
Saya punya anak lagi yang bernama Kuhyal.
Dimana ia bertugas mengusapi celak mata semua orang yang sedang berada di majelis pengajian dan ketika khatib sedang berkuthbah.
Sehingga mereka terkantuk dan akhirnya tidur, tidak bisa mendengarkan apa yang dibicarakan para ulama. Mereka yang tertidur tidak akan ditulis pahala sedikitpun untuk selamanya?.

Iblis melanjutkan lagi,
?Setiap kali ada perempuan keluar mesti ada setan yang duduk di pinggulnya.
Ada pula yang duduk di daging yang mengelilingi kukunya.
Dimana mereka akan menghiasi kepada orang-orang yang melihatnya.
Kedua setan itu kemudian berkata kepadanya, ?Keluarkan tanganmu?.
Akhirnya ia mengeluarkan tangannya, kemudian kukunya tampak, lalu kelihatan nodanya?.

Iblis melanjutkan lagi,
?Wahai Muhammad,
sebenarnya saya tidak bisa menyesatkan sedikit pun.
Akan tetapi saya hanya akan mengganggu dan menghiasi.
Andaikan saya memiliki hak dan kemampuan untuk menyesatkan, tentu saya tidak membiarkan segelintir manusia pun di muka bumi ini yang masih sempat mengucapkan dua kalimat Syahadat, ?Tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Utusan-Nya?. Tidak akan ada lagi orang yang shalat dan berpuasa.
Sebagaimana engkau wahai Muhammad, tidak berhak untuk memberikan hidayah sedikit pun kepada siapa saja.
Akan tetapi engkau adalah seorang utusan dan penyampai amanat dari Allah.
Andaikan engkau memiliki hak dan kemampuan untuk memberi hidayah, tentu engkau tidak akan membiarkan segelintir orang kafir pun di muka bumi ini.
Engkau hanyalah sebagai argumentasi (Hujjah) Allah SWT terhadap makhluk-Nya.
Sementara saya hanyalah menjadi sebab celakanya orang yang sebelumnya sudah dicap oleh Allah sebagai orang celaka.
Orang yang bahagia dan beruntung adalah orang yang dijadikan bahagia oleh Allah sejak dalam perut ibunya, sedangkan orang yang celaka adalah orang yang dijadikan celaka oleh Allah sejak dalam perut ibunya?.


Rasulullah SAW kemudian membacakan firman Allah SWT :
? Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia ummat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat. Kecuali orang-orang yang diberi Rahmat oleh Tuhanmu?.
(QS.Hud:118-119).

Kemudian beliau Nabi SAW melanjutkan dengan firman Allah SWT :
? Dan adalah ketetapan Allah itu suatu ketetapan yang pasti berlaku?.
(QS.Al-Ahzab:38).


Lantas Rasulullah SAW berkata lagi kepada iblis,
? Wahai Abu Murrah (iblis), apakah engkau masih mungkin bertobat dan kembali kepada Allah, sementara saya akan menjaminmu masuk surga?.

Iblis menjawab,
?Wahai Rasulullah,
Ketentuan telah memutuskan dan Qalam pun telah kering dengan apa yang terjadi seperti ini hingga hari Kiamat nanti.
Maka Maha Suci Allah Yang telah menjadikanmu sebagai tuan para Nabi dan Khathib para penduduk Surga.
Dia telah memilih dan mengkhususkan dirimu.
Sementara Dia telah menjadikan saya sebagai tuan orang-orang celaka dan Khatib para penduduk Neraka.
Saya adalah mahluk yang celaka lagi terusir.
Ini adalah akhir dari apa yang saya beritahukan kepadamu, dan saya mengatakan sejujurnya ?.



Dikutip dari :
Syajaratul-Kaun,
doktrin tentang pribadi manusia pilihan, Muhammad SAW,
yang ditulis oleh Asy-Syaikh Al-Akbar Muhyidin Ibnu Arabi
(Abdullah Muhammad bin Ali bin Muhammad bin Ahmad bin Ali Al-Hatimi Ath-Tha?i Al-Andalusia),
17 Ramadhan 560 H ? 22 Rabi?uts-Tsani 638 H .