Jumat, 14 Mei 2010

Kapan Nafsumu Puas....

Syeikh Abdul Qadir Al-Jilany - Pengajian Hari Jum’at tanggal 11 Sya'ban tahun 545 H. di Madrasahnya
Kendalikan dirimu, nafsumu, watakmu dengan puasa dan sholat da'im dan kesabaran yang da'im pula. Bila hamba benar dalam menata dirinya dan hawa nafsu dan

wataknya, maka hanya ada dia dan tuhannya tanpa sedikit pun ada kontaminasi, hingga yang ada hanya qalbu, sirr dan Tuhannya yang menghampar begitu luas, tanpa kesempitan, penuh rasa sehat tanpa rasa sakit. Karena itu pakailah akal sehatmu, raihlah ilmu, amalkan, dan ikhlaslah dalam beramal.

Anak-anak sekalian. Belajarlah dari makhluk, lalu belajarlah dari Sang Khaliq, sebagaimana Nabi saw, bersabda:
"Siapa yang mengamalkan ilmunya, Allah mewariskan ilmu belum pernah ia ketahui sebelumnya." (Ditkahrij Az-Zubaidy).

Anda harus belajar dari makhluk dulu, baru kepada Al-Khaliq, yaitu anda meraih Ilmu Ladunni, suatu ilmu yang dikhususkan dalam rahasia qalbu, yang kelak menjadi rahasia batin. Bagaimana anda bisa belajar sesuatu tanpa guru? Sedangkan anda berada di rumah Hikmah. Karenanya carilah ilmu, karena mencari ilmu itu fardhu, sebagaimana Nabi saw, bersabda: “Carilah ilmu walau sampai ke China.” (Ditkahrij Adz-Dzahaby).

Anak-anak sekalian, bergurulah kepada orang yang bisa menolong untuk memerangi hawa nafsu anda, bukan pada orang yang menolong nafsu untuk mencelakakanmu. Bila anda belajar pada guru yang bodoh dan munafik, yang memiliki watak dan hawa nafsu, maka ia justru akan menyeret anda pada hawa nafsu itu.

Para guru ruhani itu tidak bersahabat dengan dunia, namun bersahabat dengan akhirat. Bila seorang syeikh senang dengan naluri wataknya dan hawa nafsunya berarti ia sahabat dunia. Bila ia senang dengan qalbunya maka ia sahabat akhirat. Namun bila ia senang dan empunya rahasia batinnya (sirr) maka ia adalah sahabat Tuhan.

Wahai orang yang sok menjadi guru ruhani! Keluarlah dan bergaullah dengan para syeikh yang mukhlis dalam perilaku mereka. Manakala anda masih terus mencari dunia dengan nafsu anda, berambisi dengan hawa kesenangan anda, sesungguhnya anda adalah anak-anak, benar-benar naluri watak murni. Nafsu harus di kendalikan dari dunia dengan berbagai upaya, bukan keterpaksaan, atau nafsu harus mengikuti qalbu, jauh dan jauh dari dunia dan kesenangannya. Nafsu meraih haknya manakala ia sudah buta dari dunia, dari akhirat dan dari segala hal selain Allah Azza wa-Jalla.

Apabila seorang hamba mulai dekat dengan Allah Azza wa-Jalla, akan banyak kegelisahan dan rasa takutnya. Itulah kenapa, seseorang lebih takut pada menterinya dibanding pada rajanya, karena menteri adalah orang yang paling dekat dengan raja.
Orang mukmin tidak akan pernah sampai kepadaNya kecuali dengan keikhlasan. Inilah kaum sufi senantiasa gelisah sepanjang ia belum bertemu dengan Allah Azza wa-Jalla. Siapa yang mengenal Allah Azza wa-Jalla rasa takutnya akan sangat kuat, dan itulah yang disabdakan Nabi saw: "Akulah yang paling mengenal Allah diantara kalian, dan yang paling amat takut kepadaNya." (Al-'Ajluny).

Allah Azza wa-Jalla senantiasa memberi ujian pada para Auliya' Nya agar mereka terus-menerus membersihkan dirinya, bahwa mereka selamanya berada dalam langkah rasa takut jika berubah, berpindah. Mereka terus merasa takut walaupun kondisinya sangat aman. Bereka bergentar walau pun mereka telah diberi ketentraman. Mereka terus mendebat nafsunya, walau nafsu itu sebesar biji atom, sebesar biji bayam dan alpa yang ringan saja. Ketika mereka merasa tenang mereka justru terbang. Ketika mereka merasa cukup justru mereka gugah kefakirannya. Ketika mereka merasa aman, justru mereka bangkitkan rasa takut. Ketika mereka diberi anugerah justru mereka merasa terhadang. Ketika mereka gurau tertawa justru mereka menangis. Ketika mereka bergembira, malah mereka bangkitkan susahnya. Mereka sangat kawatir akan rekayasa tipudaya yang berbalik dan akibat yang buruk, karena mereka tahu bahwa Tuhan mereka berfirman: "Allah tidak ditanya apa yang dilakukanNya, namun merekalah yang ditanya…" (Al-Ambiya': 23)

Anda wahai orang yang alpa! Justru pamer maksiat dan kontra kepada Allah Azza wa-Jalla, sementara anda malah merasa nyaman. Dalam waktu dekat, rasa amanmu akan berubah menjadi ketakutan, rasa luang lapangmu akan berubah menjadi sempit, rasa muliamu akan menjadi hina, rasa luhurmu akan menjadi rendah, rasa kayamu akan menjadi miskin.

Ingatlah bahwa rasa amanmu di hari kiamat dari siksa Allah Azza wa-Jalla, diukur dengan rasa takutmu kepada Allah azza wa-Jalla di dunia, dan rasa takutmu kepada Allah Azza wa-Jalla di akhirat tergantung rasa amanmu di dunia, namun justru anda tenggelam di dunia dan tercebur di sumur kealpaan.

Maka hidupmu sungguh seperti binatang, tidak kenal kecuali hanya kenal makan, minum, seks, dan tidur. Secara lahiriyah, prilakumu seperti mereka yang ahli dalam pembersihan qalbu, tetapi batinmu penuh dengan ambisi duniawi, menumpuk harta dan memburu rizki, hingga telah menutup pintumu untuk menuju Allah Azza wa-Jalla.

Wahai orang yang diseret oleh kehinaan ambisinya, bila anda dan penduduk bumi, bila sesuatu ditarik untukmu, pasti anda belum merasa terbagi. Maka tinggalkanlah ambisi untuk meraih sesuatu yang sebenarnya sudah terbagi bagimu, tinggalkan mencari sesuatu yang belum terbagi untukmu.

Bagaimana orang yang berakal sehat memperbaiki zamannya yang sudah hilang? Maka keluarkanlah makhluk dari hatimu. Lalu jangan kau pandang mereka, dalam bahaya, manfaat, pemberiaan dan hambatan, begitu juga jangan kau pandang pujian, cacian, pengghormatan dan penghinaan mereka, penerimaan dan tolakan mereka. Yakinlah bahwa bahaya dan manfaat itu dari Allah Azza wa-Jalla, baik dan buruk ada di tanganNya, yang ditarikNya untuk penguatan pada makhluk. Bila hal demikian terwujud, anda telah berada di antara Khaliq dan makhluk, anda memandang mereka sekaan-akan mereka tidak ada, bila disandarkan pada anda. Anda pun memandang ahli maksiat, dengan pandangan mata kegilaan dan kebodohan, lalu anda mendidik mereka, mengobati mereka dan sabar atas kepedihan yang ditimpakan pada anda dari mereka, dan kebodohan mereka.

Orang yang taat kepada Tuhannya Azza wa-Jalla adalah para Ulama' yang berakal sehat. Dan mereka yang bermaksiat kepada Tuhannya adalah mereka yang gila dan bodoh. Tukang maksiat bebarti bodoh terhadap Tuhannya, lalu ia ingkar padaNya dan patuh pada syetannya, berserasi dengan para syetan. Bila saja mereka tidak bodoh, pasti mereka tidak maksiat padaNya. Dan kalau toh mereka mengenal nafsunya, dan ia tahu bahwa nafsunya memerintahkan bebruat buruk, pasti ia tidak berserasi dengan nafsu itu.

Sudah berapa kali aku peringatkan anda dari ancaman Iblis dan para pendukungnya, tetapi anda malah bersahabat dengannya. Bahkan anda pelihara pendukung-pendukungnya, hawa nafsu, dunia, watak-wataknya dan sejumlah pendukung jahat lainnya.
Anda harus menghindari semua itu. Karena semua itu adalah musuhmu. Karena tidak ada yang anda cintai selain Allah azza wa-Jalla. Karena Dialah yang menghendakimu demi dirimu, tetapi selainNya menghendakimu demi dirinya.

Bila anda bisa mensirnakan nafsumu dalam situasi sunyi khalwatmu, lalu anda bergabung dengan para penempuh, maka anda menjadi bahagia bersama Allah Azza wa-Jalla. Begitu pula jika nafsu, anda biarkan dengan dunia, qalbu bersama akhirat, rahasia batin (sirr) bersama Allah Azza wa-Jalla, maka khalwatmu akan indah penuh bahagia bersama Allah Azza wa-Jalla. Namun jika khalwatmu bersama nafsumu dan lainnya, maka sesungguhnya anda sedang tidak khalwat!. Khalwat itu hanya dengan Dia Satu-satuNya. Karena anda akan menemuiNya manakala sudah membenci lainNya. Kapan anda menemukan kebeningan bersama mereka yang hatinya bersih? Kapan anda benar bersama mereka yang hatinya benar? Kapan anda ikhlas hingga anda melihat Pintu Allah Azza wa-Jalla dan Ahlullah? Bila perilaku batinmu benar-benar hakiki maka anda akan melihat Rijaalullah Azza wa-Jalla (tokoh-tokohnya Allah). Bila anda memasuki Pintu Allah Azza wa-Jalla, anda akan melihat para pelayanNya, sedang wuquf di sana.

Tapi anda tidak menginjak dan memasuki majlisNya, bagaimana anda melihat para pelayanNya, sampai anda mampu melihat PintuNya, hingga anda melihat pelayan-pelayanNya, bahkan hingga disaat itulah anda melihat Allah Azza wa-Jalla, maka anda melihat yang benar.
Anda melihat yang benar, dibebankan dan disodorkan serta dihadapkan pada anda, dan anda melihat kedustaan menolak anda dan melelapkan anda.

Maka bersamalah dengan orang-orang yang jujur dengan kebenaran, sampai anda beraktivitas dengan aktivitas mereka, maka jujurlah dalam ucapan dan tindakanmu, bersabarlah dalam seluruh perilakumu. Benar dan jujur itu adalah tauhid dan ikhlas, berserah diri pada Allah Azza wa-Jalla. Sedangkan pasrah diri hakikatnya adalah memutuskan diri dari segala bentuk sebab akibat dan ketergantungan selain Allah swt, serta hati batinmu keluar dari upaya dirimu dan kekuatanmu, manakala anda ingin bertemu dengan Allah Azza wa-Jalla.

Lepaskan segala selain DiriNya, berpalinglah dari dirimu dan dari mereka. Berpalinglah dari ciptaan menuju Sang Pencipta.
Sepanjang anda masih bersama diri anda dan mereka, sepanjang itu pula anda tidak bahagia. Beribu-ribu cara, manakala masih anda campur aduk antara Allah Azza wa-Jalla dan lainNya, anda tidak bisa bertemu Allah Azza wa-Jalla.
Cara memutuskan diri anda, adalah merenungkan dan mengamalkan apa yang aku katakan, selebihnya dari kalian masuk dalam samuderaNya dan mengambil berkah atas kehadiran mereka bersamaNya.

Aku sangat berharap kalian meraih kebaikan dunia akhirat. Dunia itu penjaranya kaum beriman, jika seseorang melupakan penjaranya ia akan dapat jalan keluar. Orang beriman berada di penjara. Orang 'arif berada dalam syukurnya, karena mereka tidak pernah melihat penjara, sebab Tuhan telah memberikan minuman rindu kepadaNya hingga lupa penjaranya.

Mereka mendapatkan minuman mesra bersamaNya, minuman pencarian padaNya, meniman lupa dari makhluk dan sadar bersamaNya.
Allah memberikan tegukan demi tegukan minumanNya, lalu mereka selamat dari makhluk, dan bangun bersama Allah azza wa-Jalla, maka bersama Allah Ta'ala-lah mereka lupa dari diam diri di penjara. Sementara mereka yang terpenjara dunia, apinya siksanya didahulukan, maka syurganya adalah perlwanan pada apinya. Ridho terhadap ketentuanNya adalah syurga mereka, kealpaan adalah neraka mereka, dan sadar kepada Allah adalah syurga mereka.
Qiyamat dimata awam adalah hisab, namun bagi kalangan Khusus Ilahiyah adalah kerelaan. Bagaimana tidak demikian? Mereka telah meraih kiamat dalam diri mereka, ketika di dunia mereka menangis sebelum disiksa, maka tangisan telah membuat mereka meraih manfaat besar ketika siksaan hadir.
Sufyan ats-Tsaury ra pernah dimimpikan sepeninggalnya. Lalu ia ditanya, "Apa yang telah diberklakukan oleh Allah Ta'ala padamu?' Ia menjawab, "Allah telah menempatkan diriku di sisiNya, dan Allah Azza wa-Jalla berfirman padaku, 'Hai Sufyan ketahuilah bahwa Aku Maha Pengampun lagi Maha sayang. Engkau telah menangis dengan tangisanmu karena rasa takutmu padaKu, karena malu padaKu."

Karena itulah anda harus hijrah dari watak nafsumu dan syetanmu, dan sekali-kali berkenan pada mereka.
Jadikan para pendukung kejahatan itu sebagai musuhmu, dan jangan bergaul dengan mereka, sampai mereka berselaras denganmu dalam perilakumu.
Taubat itu adalah qalbunya kekuasaan bagi orang yang taubat, dan tidak akan berubah manakala orang belum bertaubat. Maka dustalah anda jika anda merasa berubah tapi belum taubat. Allah swt, berfirman:
"Sesungguhnya Allah tidak akan merubah apa yang ada dalam kaum, hingga mereka merubah apa yang ada dalam diri mereka."

Janganlah anda menzalimi seorang pun di dunia, karena kelak akan dibalas di akhirat. Berbuatlah adil di dunia, hingga anda tetap lurus tebak dalam menempuh jalan syurga. Kedzaliman ketika dibiarkan, maka keadilan akan menyimpang dari para penegaknya. Biarkanlah segalanya pada posisinya hingga anda meraih posisi di sisi Allah Azza wa-Jalla.
Saat ini adalah akhir zaman, dan aku melihat kalian berada dalam tipudaya kalian. Aku sangat khawatir pada kalian akan perubahan dan pergeseran jiwa kalian, dan kalian melakukan perubahan itu, namun perubahan dari yang halal.

Hai makhluk Allah aku menuntut kebaikan dan manfaat secara total dari kalian, dengan harapan agar pintu neraka tertutup secara total pula, agar tak satu pun dari makhluk Allah memasukinya.
Aku memiliki harapan seperti itu karena rahmatnya Allah Azza wa-Jalla, dan kasih sayangNya yang agung pada makhlukNya. Aku aduduk di sini untuk kemashlahatan hati kalian dan pembersihannya, bukan untuk merubah pembicaraan datau membersihkan ucapan. Karena itu anda jangan lari dariku karena ucapanku yang kasar, semua demi mendidik dalam agama Allah Azza wa-Jalla. Ucapanku keras, rasa makananku kasar, tapi siapa yang lari dariku dan lari dari orang seperti aku, tidak akan bahagia. Bila adabmu buruk, maka engkau tidak akan bisa kembali ke agama. Aku tidak akan membiarkanmu, dan aku tidak bicara, lakukan itu! Aku tak peduli apakah anda hadir atau tidak hadir. Aku tidak butuh upaya, kecuali bersama Allah Azza wa-Jalla, bukan dari anda. Aku tidak kenal jumlah dan hitungan kalian, aku tidak di dalamnya. Lisan tidak berubah, tapi jiwalah yang berubah. Bukan kanan, bukan kiri, bukan depan dan bukan belakang, tetapi langkah dada bukan punggung. Mengikuti jejak para Nabi dan Rasul serta Ulama salaf. Aku terus menerus bersama mereka dalam melawan semua musuh, menuju Negeri Kedekatan padaNya.

Bertaubatlah dari dosa-dosa
dan su'ul adabmu. Taubat ini berarti membajak di bumi qalbumu. Sebuah bangunan di qalbumu akan merobohkan bangunan-bangunan syetan. Tegakkan bangunan Ar-Rahman, dan aku mempertemukan kalian dengan Tuhan dan Rabb kalian. Aku berdiri tegak dengan lubuk batin, bukan dengan kulit. Yang lahiriah ini sekadar kulit, aku tidak akan sibuk-sibuk mendidik kulitmu, tetapi aku hanya akan mendidik batinmu. Singkirkan kulitmu, dan aku akan mendidikmu, hingga matahati Nabimu merasakan sejuk bersama kalian.

Anak-anak sekalian. Jangan sampai kalian bersamaku demi dunia, bersamalah denganku demi akhirat saja. Jika benar pergaulanmu denganku demi akhirat, maka dunia bakal datang kepadamu, mengikutimu, dan anda bisa meraihnya sekadar cukup saja. Dan aku menjamin kalian, dan yang sekadar cukup itu membuatmu tidak terhisab.

Dahulukan akhirat atas dunia, dahulukan yang dzohir atas yang lahir, dahulukan yang benar atas yang batil, Yang Baqa' atas yang fana'. Tinggalkan semua, dan ambillah. Tapi jangan kalian ambil dengan tangan watak hawa nafsu, ambillah dengan tangan batin dan rahasia batin. Tinggalkan meraih apa yang dari makhluk, raihlah yang dari Sang Kholiq. Taatlah pada Rasul, terimalah apa yang dating darinya berupa perintah dan larangan. Allah swt berfirman:
"Apa yang datang dari Rasul, maka ambillah darinya dan apa yang dilarang Rasul, maka hindarilah." (Al-Hijr:7).

Jadilah kalian ini ksatria pemberani manakala menjalankan perintah Allah Azza wa-Jalla dan RasulNya, dan jadilah anda ini orang yang sakit ketika berhadapan dengan larangan keduanya, dan jadilah kalian orang mati ketika ketentuan dan takdirNya tiba. Disamping itu, kalian harus bergaul dengan sesama dengan akhlak terbaik. Jangan sampai anda menuntut dari Allah Azza wa-Jallan tanpa pengetahuan dariNya bagi anda, dan berselaraslah dengan aturan dan takdirNya yang ada pada diri anda maupun orang lain. Nabi saw, bersabda:
"Ketika Allah Azza wa-Jalla mencipta Qolam, maka Allah berfirman pada qolam itu,"Tulislah!". Qolam menjawab, "Apa yang harus aku tulis?". Allah Azza wa-Jalla berfirman, "Tulislah ketentuanKu untuk makhlukKu sampai hari qiyamat." (Hr. Thabrani).

Hai orang yang hatinya mati! Wahai orang nafsunya hidup! Hati kalian telah mati, dan bila kalian berada dalam derita dukanya itu lebih baik ketimbang berada dalam duka selain dirimu. Kematian hati adalah alpanya dari Allah Azza wa-Jalla, alpa dari dzikir padaNya. Siapa yang hendak menghidupkan hatinya, maka biarkanlah dzikrullah Azza wa-Jalla dan bahagia bersamaNya ada di hatinya, disamping memandang kekuasan dan keagunganNya, serta tindakanNya terhadap makhlukNya.

Anak-anak sekalian! Ingatlah kepada Allah Azza wa-Jalla, pertama-tama dengan qalbumu, lalu dengan lisanmu. Dzikirlah seribu kali dalam hatimu, sekali dalam lisanmu. Dzikirlah ketika bahaya tiba dengan kesabaran. Dzikirlah dengan meninggalkan dunia, ketika dunia tiba, dan menerima akhirat ketika akhirat tiba, dan berdzikirlah dengan tauhid ketika Allah Azza wa-Jalla tiba, dan berdzikir dengan cara kontra kepada segala hal selain Allah Azza wa-Jalla.

Bila anda melepaskan dukungan nafsu anda dan anda lemparkan, maka nafsu anda akan dikendalikan oleh kendali wara'. Maka tinggalkanlah, "Kata ini kata itu…".Mengingat mati bisa menjernihkan qalbumu dan membencikan pada duniamu dan makhluk lainnya. Bila tirai telah terbuka bagi hatimu, maka anda akan melihat makhluk semuanya fana', mati, hancur, lemah, tak ada yang mengancam anda dan tidak ada yang memberi manfaat pada anda.
sufi news.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar